Siapa yang Wajib Membayar Fidyah
Fidyah merupakan bentuk sedekah agama yang diberikan oleh individu yang tidak mampu memenuhi beberapa kewajiban selama bulan suci Ramadan. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah siapa yang wajib membayar fidyah?
Menurut ajaran agama Islam, orang yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu harus membayar fidyah. Hal ini termasuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk berpuasa seperti penyakit yang memerlukan pengobatan reguler, wanita hamil atau menyusui yang khawatir akan berdampak buruk pada kesehatan atau keseimbangan gizi mereka serta kaum lansia yang tidak mampu berpuasa karena kelemahan fisik.
Pada dasarnya, fidyah ini merupakan bentuk pengganti dari puasa yang tidak dapat dilakukan oleh individu yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Fidyah juga dapat diberikan jika seseorang sengaja tidak berpuasa tanpa alasan yang sah.
Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai berapa jumlah fidyah yang harus dibayar dan kepada siapa fidyah ini harus diberikan. Beberapa ulama memandang bahwa jumlah fidyah yang harus dibayar adalah setara dengan makanan pokok yang cukup untuk memberi makan seorang fakir miskin selama satu hari, sementara beberapa mengatakan bahwa cukup membayar 2.5 kilogram makanan pokok atau cukup uang untuk membeli jumlah tersebut.
Adapun penerima fidyah, yang paling umum adalah memberikannya kepada fakir miskin atau orang-orang yang membutuhkan secara langsung. Dalam beberapa kasus, fidyah juga dapat diberikan kepada badan amal atau lembaga pengumpul dana yang bertujuan untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Intinya adalah fidyah harus sampai kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan cara yang paling tepat dan efektif.
Bagi mereka yang ingin membayar fidyah, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, bisa langsung memberikan makanan pokok kepada orang yang membutuhkan. Kedua, bisa memberikan uang kontan kepada mereka yang membutuhkan untuk membeli makanan pokok atau kebutuhan hidup lainnya.
Perlunya Menjaga Kesehatan saat Berpuasa
Selama bulan puasa Ramadan, menjaga kesehatan adalah hal yang sangat penting. Namun, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang mungkin mengharuskan seseorang untuk tidak berpuasa. Dalam kasus ini, membayar fidyah merupakan alternatif untuk menggantikan puasa yang tidak dapat dilakukan.
Bagi sebagian orang, menjaga kesehatan saat berpuasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Terlebih lagi, jika seseorang memiliki kondisi medis tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka jika mereka berpuasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami batasan kesehatan dan berkonsultasi dengan ahli medis sebelum memutuskan untuk berpuasa.
Dalam situasi tertentu, seperti ketika seseorang tidak dapat berpuasa karena penyakit yang membutuhkan pengobatan reguler atau kondisi lain yang memengaruhi kesehatan, membayar fidyah adalah solusi yang dianjurkan. Dengan membayar fidyah, seseorang dapat menjaga kesehatan mereka dan tetap berkontribusi dalam bentuk sedekah agama.
Adapun jumlah fidyah yang harus dibayar, dapat bervariasi tergantung pada pendapat dan fatwa para ulama. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang ulama atau ahli keagamaan yang dapat memberikan panduan yang lebih akurat dan sesuai dengan situasi individu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewajiban Membayar Fidyah
Membayar fidyah bukanlah kewajiban yang harus dimiliki oleh semua orang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kewajiban membayar fidyah. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Kondisi Kesehatan: Membayar fidyah menjadi kewajiban bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melakukan puasa. Misalnya, seseorang dengan penyakit kronis atau kondisi kesehatan yang buruk yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kemampuan mereka untuk berpuasa.
2. Usia dan Kematangan Fisik: Bagi seorang lansia yang tidak mampu berpuasa karena kelemahan fisik, membayar fidyah adalah solusi yang dapat diterima dengan mengingat kondisi mereka.
3. Kehamilan dan Menyusui: Wanita hamil atau menyusui yang khawatir akan dampak buruk pada kesehatan mereka atau pada keseimbangan gizi bayi yang sedang mereka kandung atau mereka susui, juga dapat membayar fidyah sebagai pengganti puasa mereka.
Perlu diingat bahwa ketentuan membayar fidyah juga dapat berbeda-beda tergantung pada negara atau komunitas Muslim tempat individu tersebut tinggal. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa panduan yang berlaku di wilayah tempat tinggal masing-masing individu atau berkonsultasi dengan ahli keagamaan lokal untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat dan sesuai.
Menghitung dan Membayar Fidyah dengan Benar
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung dan membayar fidyah dengan benar, tergantung pada pendapat dan fatwa para ulama. Dalam Islam, ada dua pendekatan yang umum digunakan untuk menghitung jumlah fidyah yang harus dibayar:
1. Setara dengan Makanan Pokok: Beberapa ulama memandang bahwa jumlah fidyah yang harus dibayar adalah setara dengan makanan pokok yang cukup untuk memberi makan seorang fakir miskin selama satu hari. Misalnya, jika satu porsi makanan pokok mencukupi untuk memberi makan seorang fakir miskin selama satu hari, maka fidyah yang harus dibayar adalah jumlah makanan tersebut.
2. Berat atau Harganya: Cara lain untuk menghitung fidyah adalah dengan membayar sejumlah uang untuk membeli makanan pokok yang cukup untuk memberi makan seorang fakir miskin selama satu hari. Jumlah uang yang dibayarkan dapat bervariasi tergantung pada harga bahan makanan di daerah tersebut atau disesuaikan dengan taraf kehidupan lokal.
Untuk memastikan bahwa fidyah dibayar dengan benar, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang ulama atau ahli keagamaan yang dapat memberikan panduan yang lebih akurat dan sesuai dengan situasi individu. Mereka dapat membantu menghitung jumlah yang benar dan menentukan cara pembayaran yang paling sesuai dengan kemampuan dan keperluan seseorang.
Menemukan Informasi Lebih Lanjut
Terlepas dari hasil pencarian yang tidak menemukan informasi yang relevan, penting untuk terus mencari informasi yang lebih akurat dan lengkap mengenai siapa yang wajib membayar fidyah. Selain checking kembali ejaan kata kunci dan mencoba kata kunci alternatif, ada beberapa sumber yang dapat digunakan untuk menemukan informasi lebih lanjut, antara lain:
1. Buku Agama: Buku-buku agama atau tafsir al-Quran dapat menjadi sumber yang berguna untuk menemukan informasi tentang kewajiban membayar fidyah dalam agama Islam.
2. Konsultasi dengan Para Ulama: Menghubungi ulama atau ahli keagamaan lokal dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang kewajiban membayar fidyah serta panduan yang sesuai dengan situasi individu.
3. Diskusi Komunitas: Berdiskusi dengan komunitas Muslim sekitar atau bergabung dengan forum online dapat membantu dalam memperoleh wawasan dan sudut pandang yang berbeda mengenai topik ini.
Penting untuk dicatat bahwa informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber ini dapat membantu individu untuk memahami kewajiban mereka dan memberikan panduan yang lebih sesuai dengan situasi mereka sendiri. Namun, selalu disarankan untuk menyaring informasi dan menyeleksi sumber yang dapat diandalkan sehingga informasi yang diperoleh dapat diverifikasi dan dipahami dengan benar.
Kesimpulan
Siapa yang wajib membayar fidyah dapat menjadi pertanyaan yang kompleks dan dapat bervariasi tergantung pada situasi individu. Namun, dengan pemahaman yang benar tentang konsep fidyah dan berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang berkualitas, individu dapat mengetahui kewajiban mereka dan bagaimana membayar fidyah dengan benar.
Membayar fidyah merupakan bentuk sedekah agama yang diberikan oleh individu yang tidak mampu untuk melaksanakan puasa dalam bulan Ramadan. Hal ini termasuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, wanita hamil atau menyusui, dan kaum lansia yang tidak mampu berpuasa.
Sangat penting untuk menghitung dan membayar fidyah dengan benar, dengan memperhatikan pedoman dari ulama atau ahli keagamaan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung jumlah fidyah yang harus dibayar, salah satunya adalah dengan mengacu pada makanan pokok yang cukup untuk memberi makan seorang fakir miskin selama satu hari atau membayar sejumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli makanan tersebut.
Untuk menemukan informasi lebih lanjut mengenai siapa yang wajib membayar fidyah, penting untuk melakukan pencarian yang lebih mendalam, berkonsultasi dengan ulama atau ahli keagamaan, serta menggunakan sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diverifikasi.
Dengan memahami kewajiban dan menjaga kesehatan saat berpuasa, individu dapat menghormati nilai-nilai agama dan memberikan sumbangan yang benar dalam bentuk fidyah, untuk membantu mereka yang kurang beruntung dan memenuhi kewajiban agama dengan cara yang sesuai.
Kondisi yang Mewajibkan Membayar Fidyah
Siapa yang wajib membayar fidyah? Pertanyaan ini sering muncul dalam konteks pelaksanaan ibadah Islam, terutama dalam kaitannya dengan kewajiban membayar fidyah. Ada beberapa kondisi yang dapat menjadikan seseorang harus membayar fidyah sebagai bentuk pengganti atas kewajiban-kewajiban agama yang tidak dapat mereka penuhi. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang mewajibkan seseorang untuk membayar fidyah:
1. Kondisi Sakit atau Tidak Mampu Berpuasa
Salah satu kondisi yang mewajibkan seseorang membayar fidyah adalah ketika mereka mengalami sakit atau tidak mampu berpuasa. Dalam agama Islam, berpuasa merupakan salah satu kewajiban utama umat Muslim, terutama selama bulan Ramadan. Namun, ada beberapa kondisi khusus yang dapat menjadikan seseorang tidak mampu melaksanakan ibadah berpuasa, seperti sakit yang parah, kehamilan, menyusui, atau lanjut usia yang menyebabkan tubuh tidak kuat menahan lapar dan haus.
2. Kondisi Lansia yang Tidak Mampu Berpuasa Seumur Hidup
Berdasarkan ajaran Islam, seseorang yang lanjut usia dan tidak mampu berpuasa seumur hidup juga diwajibkan membayar fidyah. Hal ini mengakomodasi kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan seorang lansia untuk berpuasa secara fisik. Sebagai gantinya, mereka dapat membayar fidyah sebagai pengganti dari kewajiban berpuasa yang tidak dapat mereka penuhi.
3. Kondisi Tidak Mampu Melaksanakan Ibadah Haji
Fidyah juga menjadi kewajiban bagi seseorang yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena kondisi yang sah. Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik, mental, dan finansial. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat menjadikan seseorang tidak mampu melaksanakan ibadah haji, seperti sakit kronis yang tidak memungkinkan perjalanan jauh, keterbatasan fisik yang menghambat pelaksanaan ibadah, atau keterbatasan finansial yang signifikan sehingga tidak memungkinkan untuk membiayai perjalanan haji.
4. Kewajiban Fidyah selama Bulan Ramadan
Kewajiban membayar fidyah juga terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Jika seseorang memiliki kondisi yang mencegah mereka berpuasa, seperti sakit yang parah atau kondisi medis tertentu, mereka dapat membayar fidyah sebagai pengganti dari ibadah puasa yang tidak dapat mereka laksanakan.
5. Kondisi Medis yang Tidak Memungkinkan Melaksanakan Ibadah Lainnya
Selain puasa dan haji, ada kondisi medis tertentu yang dapat mewajibkan seseorang untuk membayar fidyah sebagai pengganti dari ibadah tertentu yang mereka tidak dapat laksanakan. Misalnya, bagi seorang Muslim yang menderita kondisi medis yang menghambat mereka dalam melaksanakan salat, mereka dapat membayar fidyah sebagai kompensasi atas ketidakmampuan mereka untuk melaksanakan ibadah salat secara fisik.
Begitulah beberapa kondisi yang mewajibkan seseorang untuk membayar fidyah sebagai pengganti dari kewajiban agama yang tidak dapat mereka penuhi. Dalam menentukan jumlah fidyah yang harus dibayarkan, perlu berkonsultasi dengan otoritas agama atau ulama yang berpengetahuan dalam bidang tersebut untuk mendapatkan panduan yang akurat. Karena fidyah bisa bervariasi tergantung pada kondisi individu dan keadaan ekonomi yang berlaku.
Besaran Fidyah yang Harus Dibayarkan
Di dalam agama Islam, fidyah merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh individu yang tidak dapat melaksanakan puasa selama bulan Ramadan karena berbagai alasan, seperti sakit atau hamil. Penting untuk memahami siapa yang diwajibkan untuk membayar fidyah dan kondisi yang membutuhkan pembayaran tersebut.
1. Fidyah wajib dibayar oleh individu yang tidak dapat berpuasa karena alasan yang diakui dalam ilmu fiqih Islam. Ini termasuk individu yang sakit dan kondisi kesehatan mereka akan memburuk jika mereka berpuasa.
2. Wanita hamil atau menyusui yang khawatir akan kesehatan mereka sendiri atau kesehatan bayi mereka jika mereka berpuasa juga diwajibkan untuk membayar fidyah.
3. Individu lanjut usia yang secara fisik tidak mampu berpuasa karena penyakit terkait usia atau penyakit kronis berhak mendapatkan fidyah.
4. Mereka yang menderita penyakit mental, di mana berpuasa dapat memperburuk kondisi mereka, mungkin dibebaskan dari puasa dan diwajibkan untuk membayar fidyah sebagai gantinya.
5. Jumlah fidyah biasanya setara dengan biaya memberi makan orang miskin atau membutuhkan selama satu hari. Jumlah yang ditentukan dapat bervariasi tergantung pada wilayah dan kondisi ekonomi yang berlaku.
6. Disarankan untuk memberikan fidyah kepada orang-orang yang membutuhkan di dalam komunitas atau daerah sendiri. Namun, diperbolehkan untuk memberikan fidyah kepada organisasi amal atau lembaga yang membantu orang miskin dan membutuhkan.
7. Pembayaran fidyah harus dilakukan dalam bulan Ramadan yang sama, sebelum awal Ramadan berikutnya, atau sesegera mungkin setelahnya.
8. Disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang ulama atau otoritas agama yang berpengetahuan untuk mencari panduan tentang keadaan khusus atau keraguan mengenai kewajiban membayar fidyah.
Penting untuk dicatat bahwa fidyah merupakan bentuk kompensasi moneter bagi individu yang tidak dapat berpuasa selama Ramadan. Hal ini wajib bagi orang yang sakit, wanita hamil atau menyusui, lanjut usia, dan mereka yang menderita penyakit mental. Fidyah harus diberikan kepada orang miskin dan membutuhkan atau organisasi amal. Besaran fidyah setara dengan biaya memberi makan seseorang selama satu hari. Untuk keadaan khusus atau keraguan mengenai fidyah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang ulama.
Penyerahan Fidyah
Seperti yang telah kita ketahui, fidyah adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Muslim yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan karena alasan tertentu. Namun, bagaimana cara penyerahan fidyah kepada mereka yang berhak menerimanya?
Fidyah bisa diserahkan kepada orang yang berhak menerima atau lembaga yang akan menyampaikannya kepada mereka yang membutuhkan. Penyerahan fidyah menjadi penting untuk memastikan bahwa kewajiban fidyah telah terpenuhi dengan benar.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam penyerahan fidyah. Pertama, fidyah dapat diserahkan secara langsung kepada orang yang berhak menerimanya. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan fidyah secara tunai atau dengan cara mentransfernya melalui rekening yang telah disepakati.
Selain itu, fidyah juga dapat diserahkan melalui lembaga yang memiliki program penyaluran fidyah kepada mereka yang membutuhkan. Lembaga-lembaga ini biasanya memiliki jaringan yang luas dan dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan fidyah.
Bagi mereka yang ingin menyalurkan fidyah melalui lembaga, penting untuk memastikan bahwa lembaga tersebut merupakan lembaga yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Hal ini untuk memastikan bahwa fidyah yang disalurkan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan dengan baik.
Proses penyerahan fidyah melalui lembaga biasanya melibatkan pengumpulan dana dari umat Muslim yang ingin menyalurkan fidyah. Dana tersebut kemudian digunakan oleh lembaga untuk membeli makanan atau kebutuhan lainnya yang akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
Penyaluran fidyah ini biasanya dilakukan secara rutin, terutama selama bulan Ramadan. Hal ini bertujuan agar mereka yang tidak mampu berpuasa tetap dapat mendapatkan makanan yang cukup untuk berbuka puasa.
Dalam hal penyerahan fidyah, penting untuk menjaga konsistensi dan kejujuran. Fidyah yang diserahkan harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh agama Islam. Jika tidak yakin, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli agama atau lembaga yang berkompeten dalam hal ini.
Siapa yang wajib membayar fidyah?
Sekarang kita akan membahas siapa yang sebenarnya wajib membayar fidyah. Menurut hukum Islam, mereka yang wajib membayar fidyah adalah:
1. Orang yang sakit atau memiliki penyakit yang menjadikannya tidak mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan.
2. Lansia yang secara fisik tidak mampu berpuasa karena alasan usia atau kondisi kesehatan.
3. Orang yang sedang hamil atau menyusui dan tidak mampu berpuasa karena kesehatan dirinya atau bayi yang sedang dikandung atau disusui.
4. Kaum muslim yang memiliki kondisi mental yang membuat mereka tidak sadar atau tidak mampu mengenali waktu berpuasa dan waktu makan.
5. Orang yang tidak mampu berpuasa karena sedang melakukan perjalanan jauh dengan menaiki kendaraan umum atau pesawat selama periode puasa.
6. Mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau mental sehingga tidak mampu berpuasa.
7. Orang yang menderita penyakit kronis dan tidak dapat berpuasa karena alasan kesehatan.
8. Mereka yang telah mencoba berpuasa tetapi tidak mampu melanjutkannya karena alasan kesehatan.
Untuk mencari tahu siapa yang berhak menerima fidyah atau lembaga yang dapat menyalurkannya, kita dapat melakukan pencarian online atau berkonsultasi dengan lembaga keagamaan terdekat. Pastikan untuk memeriksa reputasi lembaga tersebut sebelum menyalurkan fidyah, agar fidyah bisa diterima oleh mereka yang membutuhkan dengan baik.
Penyerahan fidyah merupakan salah satu cara kita dapat berkontribusi dalam membantu sesama yang membutuhkan. Dengan memastikan fidyah diserahkan kepada mereka yang berhak menerimanya, kita telah menjalankan kewajiban kita sebagai umat Muslim.
Jadi, siapa yang wajib membayar fidyah? Mereka yang secara fisik atau kesehatan tidak mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan. Berikanlah fidyah dengan penuh keikhlasan dan berdoalah semoga Allah menerima segala amal perbuatan kita.
Keutamaan Membayar Fidyah
Membayar fidyah memiliki keutamaan dalam Islam yang perlu kita ketahui. Fidyah tidak hanya merupakan pengganti kewajiban berpuasa, tetapi juga merupakan bentuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Dalam pengertian yang lebih luas, membayar fidyah dapat diartikan sebagai tindakan memberikan bantuan kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan atau kekurangan. Dengan membayar fidyah, seseorang dapat menunjukkan rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama umat Muslim yang sedang mengalami situasi sulit.
Salah satu keutamaan membayar fidyah adalah sebagai pengganti kewajiban berpuasa. Seseorang yang tidak dapat menjalankan puasa karena alasan yang sah, seperti sakit kronis atau penyakit yang tidak dapat sembuh, diharuskan membayar fidyah sebagai pengganti ibadah berpuasa selama bulan Ramadan.
Keutamaan lainnya adalah bahwa dengan membayar fidyah, seseorang dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin karena telah memenuhi kewajiban agama. Selain itu, fidyah juga dapat menjadi amal ibadah yang berarti dan memberikan pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Berikut ini beberapa keutamaan membayar fidyah dalam Islam:
Menggantikan Kewajiban Berpuasa
Membayar fidyah dapat menjadi pengganti kewajiban berpuasa bagi mereka yang tidak mampu atau dilarang untuk berpuasa. Hal ini memungkinkan seseorang tetap memenuhi kewajiban agama meskipun tidak bisa menjalankan puasa karena alasan yang sah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 184: “Kemudian ada (wajib) membayar fidyah, yaitu menyantap sehari dua orang miskin.” Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa bagi mereka yang tidak dapat berpuasa, mereka harus membayar fidyah dengan memberi makan kepada orang-orang miskin atau memberikan kompensasi dalam bentuk lainnya.
Keutamaan ini menunjukkan kearifan Allah dalam memberikan kelonggaran kepada umat-Nya yang sedang mengalami kondisi khusus yang menghalangi mereka untuk berpuasa.
Bentuk Berbagi kepada Sesama yang Membutuhkan
Selain sebagai pengganti kewajiban berpuasa, membayar fidyah juga merupakan bentuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Dengan membayar fidyah, seseorang dapat memberikan bantuan kepada orang-orang miskin dan tidak mampu yang sedang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menjadi sebab kegembiraan orang lain juga memiliki keutamaan dalam Islam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melepaskan enggan sehingga berakibat pada kegembiraan orang lain, maka Allah akan melepaskan enggan daripadanya di dalam dunia dan di setiap hari saat dia akan menemui Allah.” Dengan membayar fidyah, kita dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan.
Demikianlah beberapa keutamaan membayar fidyah dalam Islam. Melalui membayar fidyah, kita dapat memenuhi kewajiban berpuasa meskipun dalam keadaan yang tidak memungkinkan, sekaligus memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan. Semoga dengan membayar fidyah, kita dapat mencapai ridha Allah dan mendapatkan pahala yang besar.
Saran Video Seputar : Siapa yang Wajib Membayar Fidyah?
- HP Asus Tahan Lama Internal Lega 64gb dan 128gb - October 13, 2024
- Kamera Prosumer dengan Kualitas Setara DSLR - October 13, 2024
- Kamera DSLR untuk Pemula bisa Selfie dari Nikon - October 13, 2024