Siapa Penemu dan Pendiri Google Maps
Setelah Larry Page dipaksaturun dari posisinya sebagaipemimpin Google, ia memiliki banyak waktu untuk menyalurkan obsesinya. Salah satunya adalah mengemudikan mobil sambil memotret jalanan di sekelilingnya. Dari kebiasaan Larry Page tersebut, muncullah ide memasukkan fasilitas Street View di dalam Google Maps. Berkat Street View dan beragam kemampuan lainnya, Google Maps pun menjadi peta digital paling populer saat ini. Seperti ditulis The Economist, Google Maps sudah digunakan satu miliar pengguna setiap bulannya. Dengan jumlah pengguna sebesar itu, Google pun dengan mudah melakukan langkah monetizing layanan ini. Yang utama adalah menerapkan sistem lisensi bagi perusahaan yang memanfaatkan Google Maps. Proyektor Home Theater Murah Full HD untuk Karaoke
Cara lainnya adalah menjadikan Maps sebagai etalase pemasang iklan. Contohnya, Google O ers yang menampilkan iklan terkait lokasi pengguna, atau Sponsored Map Icon yang memungkinkan sebuah perusahaan memasang logo di Google Maps. Google diperkirakan meraup US$1,4 miliar dari Google Maps pada tahun ini. Akan tetapi, peluang lebih besar akan terbuka ketika dunia menyambut era driverless car. Karena mobil tanpa sopir ini membutuhkan peta yang bisa dibaca sistem mobil, peran peta digital seperti Google Maps makin krusial lagi. Goldman Sachs memperkirakan, pasar peta digital akan mencapai US$2,2 miliar di tahun 2020 dan melejit ke angka US$24,5 miliar di tahun 2030. Akan tetapi, potensi menggiurkan ini pun mulai dilirik perusahaan lain. Hadirnya Pesaing Pada tahun 2015, tiga produsen mobil terbesar Jerman (Daimler, Volkswagen, dan BMW) berpatungan membeli HERE, perusahaan peta digital dengan nilai US$3,1 miliar. Pada Desember 2016 kemarin, sebanyak sepuluh persen saham tersebut dibeli konsorsium asal Tiongkok, salah satunya Tencent. Rencananya, data HERE ini akan dikombinasikan dengan data lokasi pengguna WeChat (WeChat adalah aplikasi chatting milik Tencent). Sementara produsen mobil AS seperti General Motors, Ford, dan Fiat Chrysler, memilih untuk bekerja sama dengan TomTom, perusahaan asal Belanda yang telah lama bergerak di bidang peta digital. Persaingan tidak cuma datang dari produsen mobil, namun juga perusahaan digital yang serius menggarap area ini. Pentingnya Keamanan Data Center
Di area pemetaan jalan dan gedung, muncul OpenStreetMap. Terinspirasi dari Wikipedia, OpenStreetMap adalah produk hasil kolaborasi dan bisa digunakan secara gratis. Saat ini, OpenStreetMap memiliki dua juta pengguna yang mengumpulkan data melalui survei manual, perangkat GPS, pemotretan dari udara (aerial photography), dan berbagai data open source lainnya. Sementara di area pemetaan berbasis foto, Google Maps juga memiliki pesaing bernama Mappilary. Perusahaan asal Swedia ini juga mengandalkan user generated content untuk membangun pemetaan berbasis foto. Pengguna Mappilary dengan mudah mengunggah foto yang mereka ambil dari smartphone mereka untuk kemudian “dijahit” ke dalam peta digital Mappilary. Semua inisiatif tersebut sepertinya tidak akan menggoyahkan dominasi Google Maps di masa depan. Namun, setidaknya akan muncul layanan alternatif yang membuat kita tidak sepenuhnya bergantung kepada Google Maps.
Sekian artikel mengenai Siapa Penemu dan Pendiri Google Maps
- Daftar Software Wajib dan Terbaik untuk Edit Foto di Laptop Windows dan Mac OS - December 8, 2024
- Inilah Mobil Hybrid Irit BBM Mewah dan Canggih dari Lexus - December 8, 2024
- Sejarah Indonesia Mengikuti Olahraga Ski ES - December 8, 2024