News

Contoh Penerapan Artificial Intelligence di Bidang Kesehatan

Follow Kami di Google News Gan!!!

Contoh Penerapan Artificial Intelligence di Bidang Kesehatan

artifi cial Intelligence (aI) telah mengubah tata kelola pelayanan kesehatan. akankah teknologi ini menggantikan eksistensi tenaga medis? AI mulai dimanfaatkan di berbagai sektor industri, termasuk kesehatan. Di dunia kesehatan AI sangat membantu dokter melakukan diagnosis penyakit dengan lebih akurat dan cepat. AI juga dapat memberikan rekomendasi penanganan pasien, bahkan mampu memprediksi apakah seseorang akan terserang suatu penyakit. Pada konferensi O’Reilly Artifi cial Intelligence di New York, AS, baru-baru ini, seorang profesor dari Johns Hopkins University, Suchi Saria, mendiskusikan studi yang dipimpinnya. Ia telah memanfaatkan machine learning untuk diagnosis sepsis secara lebih dini. Sepsis merupakan penyakit keracunan darah yang menyebabkan kematian di urutan ke-11. Tak kurang dari seperempat juta jiwa meninggal setiap tahun di AS karena penyakit ini, melebihi jumlah kematian akibat kanker prostat, kanker payudara, dan AIDS. Sepsis dapat disembuhkan bila terdeteksi lebih dini. Dengan menggunakan machine learning untuk melakukan analisis data klinis dengan cepat, tim Saria dapat mendiagnosis sepsis lebih dini, 60 persen lebih baik bila dibandingkan dengan diagnosis konvensional.

Baca Juga : Spesifikasi Harga Printer Laser Terbaik

Uniknya juga, sistem machine learning tersebut dapat merekomendasikan opsi penanganannya. Para pemain yang memanfaatkan AI untuk bidang kesehatan tidak hanya vendor besar, seperti IBM, Google, Amazon, dan Microsoft yang sudah tidak diragukan memiliki keahlian di bidang AI. Beberapa startup bahkan berhasil menciptakan sistem yang banyak diminati. Contohnya adalah Virta Health yang meluncurkan layanan Virta untuk penderita diabetes. Virta menyediakan aplikasi di smartphone di mana pasien yang berlangganan secara periodik mengirimkan data, seperti data kadar gula darah, tekanan darah, berat badan, dan sebagainya. Informasi tersebut dapat diketikkan secara manual atau di-input melalui peranti seperti Fitbit yang secara otomatis mengirimkan data tersebut. Secara berkala, aplikasi ini juga menanyakan mengenai mood, tingkat energi, dan data lainnya yang merupakan data tambahan yang akan diolah oleh sistem AI. Di backend, Virta menyewa dokter untuk mengamati data pasien.

Dengan bantuan software AI dokter memberikan advis kepada setiap pasien mengenai diet dan pengobatan sesuai kondisi masing-masing. Bila pasien secara ketat mengikuti saran dokter Virta, keparahan penyakitnya dapat dikurangi secara signifi kan. Virta memanfaatkan software AI, smartphone, dan komputasi cloud sehingga dokter dapat berinteraksi dengan lebih banyak pasien daripada jika mereka praktik di klinik konvensional. Dengan menggunakan sistem ini, menurut pihak Virta, produktivitas dokter meningkat sepuluh kali. AI dan Cloud Melalui cloud, tool AI dapat dihantarkan kepada perusahaanperusahaan yang membutuhkan. Para vendor public cloud raksaksa, seperti Amazon, Google, dan Microsoft, juga menawarkan jasa AI untuk industri kesehatan. Berbagai pelayanan medis yang menggunakan software AI telah mereka sediakan, mulai dari otomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin, seperti entri data dan manajemen pasien, sampai diagnosis penyakit untuk membantu para dokter menangani pasien secara lebih cepat dan akurat. Layanan cloud Amazon Web Service (AWS) menyediakan pengolahan dan penyimpanan data genomics. Data tersebut dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pelayanan kesehatan oleh institusi akademis, lab, dan dunia kedokteran. Data genomics antara lain diperlukan untuk personalized medicine, yaitu penanganan penyakit berdasarkan profi l genetik pasien.

Baca Juga  AI Penghapus Baju Viral di Tiktok: Menembus Pandang Wanita Secara Gratis

Setiap pasien memiliki profi l genetik yang unik sehingga membutukan penanganan penyakit yang unik pula. Dengan demikian diharapkan penanganan penyakit seorang pasien akan lebih efektif. Selain AWS, Microsoft dan Google juga memberikan layanan yang sama. Sementara itu Microsoft juga mengombinasikan cloud, AI, dan tool kolaborasi, serta optimasi bisnis untuk melakukan transformasi di bidang kesehatan. Bekerjasama dengan para ahli dan pelaku di industri kesehatan, Microsoft dan mitranya menawarkan berbagai solusi di dunia kedokteran dan dan industri kesehatan pada umumnya. Inisiatif Microsoft yang disebut Healtcare NExT ini menawarkan kolaborasi dengan mitra di bidang kesehatan dan memanfaatkan keahlian Microsoft di bidang AI dan fasilitas cloud globalnya. Melalui inisiatif Healthcare NExT, Microsoft berkolaborasi dengan UPMC (University of Pittsburgh Medical Center) untuk melahirkan solusi-solusi baru yang inovatif di bidang perawatan kesehatan.

UMPC kini mengelola 25 rumah sakit di seluruh AS dan memiliki 3.600 tenaga medis. Berbagai proyek lahir dari kolaborasi ini, antara lain peningkatan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan dan peningkatan produktivitas tenaga medis. Proyek Microsoft lainnya yang memanfaatkan cloud dan AI adalah entri data otomatis dan rekomendasi penanganan kanker kepada dokter berdasarkan gejala yang nampak. Sementara itu, Google Cloud juga sudah siap dengan “diagnostics as a service” yang dapat dimanfaatkan oleh para dokter untuk membantu diagnosis penyakit pasien. Divisi cloud dari Google tersebut juga sedang menyempurnakan analisis data genomics dan sedang membuat Google Glass (peranti augmentedreality) agar bisa lebih bermanfaat untuk dokter.

Baca Juga  4 Resep Sayur Ketupat Lezat untuk Lebaran (Labu Siam, Ayam, dll)

Alphabet, perusahaan induk Google, juga memiliki memiliki sistem AI yang dapat mendeteksi kanker jauh lebih cepat daripada scanning yang dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Sistem tersebut, menurut Alphabet, dapat melokalisasi tumor sebesar 100×100 pixel pada gambar mikroskopis jaringan sel yang berukuran 100.000×100.000 pixel. Sensitivitas scanning tersebut mencapai 92,4 persen. Bandingkan dengan sensitivitas tenaga medis yang berada pada angka 73,2 persen. Bulan November lalu, peneliti Google menunjukkan sistem AI yang memindai citra mata untuk menemukan gejala diabetic retinopathy sebagai penyebab kebutaan pada orang-orang yang mengidap gula darah tinggi. Kelompok peneliti lain di Google juga menyatakan telah menggunakan software yang sama untuk memindai kelenjar getah bening. Pada tahun lalu, Universitas Colorado di Denver, AS, memindahkan data lab riset kesehatan ke cloud Google untuk mendukung studi genetik, kesehatan ibu, dan efek legalisasi mariyuana untuk pengobatan cidera pasien muda. Pejabat dari universitas tersebut berharap dapat menurunkan biaya pengolahan enam juta rekam medis pasien.

IBM Gunakan Komputasi Kognitif

Berbeda dengan vendor lainnya, IBM menggunakan komputer Watson, antara lain untuk membantu penanganan kesehatan oleh tenaga medis. Watson merupakan sistem kognitif yang melakukan simulasi cara berpikir manusia. Dengan menggunakan aplikasi NLP (Natural Language Processing), data mining, dan analisis teks tingkat lanjut, sistem kognitif membantu dokter mendiagnosis penyakit dan membuat keputusan penanganan pasien dengan lebih cepat. Sejak akhir dekade 1990-an, IBM telah menggunakan teknologi Watson untuk diterapkan di bidang kesehatan. Proyek IBM Watson for Oncology khusus dirancang untuk membantu ahli onkologi menangani kanker. Dalam proyek ini para dokter dan analis di Memorial Sloan Kattering, New York, “melatih” Watson selama kurang lebih satu tahun untuk “membaca” 290 jurnal kedokteran dan 200 buku teks, serta 12 juta halaman teks, termasuk dokumen bertulisan tangan. Mulai bulan Februari 2017 lalu, Watson on Oncology telah diterapkan di klinik Jupiter Medical Center di Florida. Sistem ini membantu mendiagnosis dan memberikan rekomendasi penangan pasien kanker. IBM Watson dengan teknologi AI cognitive computing juga telah digunakan di wilayah pedesaan di Amerika Serikat, India dan Tiongkok, terutama di wilayahwilayah yang kekurangan tenaga medis. Juga, IBM Watson dan Quest Diagnostics telah meluncurkan layanan yang mengombinasikan cognitive computing dengan genomic tumor sequencing yang membantu mengungkap semua mutasi yang dialami oleh tumor.

Sistem AI tak Gantikan Dokter

Sistem AI tidak hanya mampu mendiagnosis penyakit dan memberikan rekomendasi penanganannya, tetapi juga dapat memprediksi serangan jantung secara lebih baik dibandingkan dokter. Apakah sistem AI mengancam eksistensi profesi dokter? Pada acara konferensi tahunan Healthcare Information and Management System Society, pada bulan Februari 2017 lalu, Ginni Rometty (CEO IBM), seperti dikutip dari situs web healthtechmagazine.net, menyatakan bahwa teknologi diciptakan untuk melengkapi kecerdasan manusia, bukan menggantikannya. Oleh sebab itu, teknologi seperti Watson, kata Rometty, harus dipandang sebagai pembantu atau kolega. Teknologi AI yang telah mengubah tata-kelola pelayanan kesehatan justru dapat meningkatkan produktivitas dokter dan lebih memberikan banyak waktu berinteraksi dengan pasien. Penanganan pasien tetap melibatkan aspek personal, emosional, dan spiritual.

Baca Juga  Unduh Video Gratis di Yandex Mahasiswa Apk Indonesia
Tech.id Media ( Aldy )
Latest posts by Tech.id Media ( Aldy ) (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hy Guys

Tolong Matikan Adblock Ya. Situs ini biaya operasionalnya dari Iklan. Mohon di mengerti ^^