Kelebihan Grabbike dibanding Gojek | Gaji Go-Jek vs GrabBike | Semarang Jakarta Bandung Jogja
Go-Jek vs GrabBike Bagi Hasil Gaji GrabBike dan Go-Jek
PERANG OJEK Tembus Macet Dengan Ojek Digital
Kelebihan Grabbike dibanding Gojek - Terjebak macet! Itulah salah satu momok yang cukup `menakutkan` bagi sebagian besar warga Jakarta dan berbagai kota besar lainnya pada saat akan menjalani rutinitas sehari-hari. Seperti penyakit kronis yang belum ditemukan obatnya, kondisi ini selalu terjadi setiap hari tanpa mengenal waktu, dari pagi hingga malam. Kesemerawutan kondisi lalu lintas ini sendiri lahir dari tidak sebandingnya jumlah kendaraan dengan rasio jalan yang tersedia, serta diperparah lagi dengan moda transportasi massal yang tidak layak. Maka dari itu tidaklah mengherankan jika di tengah kondisi lalu lintas yang amburadul tersebut, kehadiran jasa transportasi ojek dipercaya bisa diandalkan dalam menerobos setiap titik kemacetan guna sampai di tempat tujuan lebih cepat. Seiring kian majunya teknologi, layanan antar-jemput tersebut kini sudah bisa dipesan secara online dengan memanfaatkan aplikasi mobile. Setidaknya, ada dua aplikasi pemesanan ojek yang cukup menyedot perhatian masyarakat belakang ini, yakni Go-Jek dan GrabBike. Lantas apa saja kelebihan yang dibawa dari kedua aplikasi tersebut? Berikut kami uraikan untuk Anda!
Fasilitas
Go-jek :Aplikasi layanan antar-jemput ini menyediakan fasilitas helm, masker, dan penutup rambut.
GrabBike :Sama dengan Go-Jek, namun GrabBike ditambah dengan fasilitas jas hujan.
Fitur
Go-jek : Selain menyediakan layanan antar-jemput, aplikasi ini juga telah dilengkapi dengan fiur kurir, belanja, dan pesan makanan.
GrabBike : Sedangkan GrabBike sendiri, selain antar-jemput juga tersedia fiur Share Me Ride yang memungkinkan orang lain dapat melihat perjalanan Anda.
Pemetaan
Go-jek : Kadang sulit menemukan posisi atau lokasi yang tepat, sehingga akan berdampak pada tarif yang dikenakan.
GrabBike : Lokasi keberadaan Anda dapat ditampilkan secara akurat, mengingat aplikasi ini masih berada di dalam naungan aplikasi GrabTaxi.
Pemesanan
Go-jek : Setelah memesan, Go-Jek akan mencari armada terdekat dari lokasi Anda berada, dan akan segera menghubungi begitu dapat pengemudi ojek.
GrabBike : Bila sampai tiga kali GrabBike gagal mencarikan armada ojek, maka aplikasi ini akan mengirimkan surat elektronik ke Anda yang berisi permintaan maaf.
Jangkauan
Go-jek : Hingga saat ini, Go-Jek sudah melayani di banyak kota-kota besar di Jawa, seperti JABODETABEK, Bali,Surabaya, Bandung, ,
GrabBike : Sedangkan GrabBike sendiri baru melayani pesanan ojek di area Jakarta.
Penghasilan
Go-jek : Untuk penghasilkan, diterapkan sistem bagi hasil, dimana pengemudi ojek mendapat 80 persen dan 20 persen untuk Go-Jek.
GrabBike : Sama seperti Go-Jek, GrabBike juga mengadopsi bagi hasil. Hanya saja persentasenya berbeda, dimana pengemudi mendapat bagian 90 persen dan GrabBike mengantongi 10 persen.Kamera Digital Nikon Harga Murah dibawah 1 juta
UPDATE SISTEM GAJI GOJEK 2023
Selengkapnya : https://driver.go-jek.com/hc/id/articles/235509188-Perhitungan-Point-dan-Bonus-Driver-GO-JEK-JABODETABEK
UPDATE GAJI GRAB TERBARU
Selengkapnya : https://www.grab.com/id/blog/driver/bike/grabbike-bandung-skema-insentifapril-2017/
News : Adu Kuat Go-Jek dan Grab
Go-Jek terus mendapatkan suntikan dana. Yang terbaru adalah pendanaan dari PT. Astra Internasional Tbk. dengan nilai angka sebesar US$150 juta atau sekitar Rp. 2 triliun
“Alasan Astra tertarik untuk berinvestasi di Go-Jek karena Go-Jek memiliki masa depan yang baik. Apalagi Go-Jek masuk kedalam daftar 56 perusahaan yang memberikan perubahan besar di dunia” ucap Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra Internasional Tbk. Tidak lama setelah pendanaan dari Astra, Go-Jek kembali menerima investasi dari perusahaan Indonesia lainnya, yakni Global Digital Niaga. Global Digital Niaga ini merupakan anak perusahaan yang dimiliki Grup Djarum, Global Digital prima. Dalam investasinya, Global Digital Niaga memberikan kucuran dana sebesar Rp. 1,5 triliun. Jika ?ashback ke masa awal didirikan, perusahaan Go-Jek telah beberapa kali mendapatkan suntikan dana dari beberapa perusahaan besar. Investasi pertama Go-jek diawali pada tahun 2016, ketika beberapa perusahaan asing seperti KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Markets menyuntikkan dana sebesar US$550 juta atau setara dengan Rp. 7,2 triliun. Selang setahun kemudian, tepatnya awal tahun 2017, dua perusahaan asal Cina mengucurkan dana untuk mengembangkan pasar Go-Jek menjadi lebih luas. Mereka adalah Tancent (US$150 juta) dan JD.com (US$100 juta). Awal tahun 2018, lagi-lagi Go-Jek menerima investasi.
Kali ini Go-jek menerima investasi dari perusahaan raksasa teknologi, yaitu Google. Dalam investasinya ini, Google menggandeng Temasek Holding, Meituan Dianping, dan investor lainnya dengan mengeluarkan dana sebesar US$1,2 miliar. Diperkirakan, valuasi Gojek saat ini sudah mencapai US$4 miliar atau setara dengan Rp. 53 triliun. Grab lebih Unggul Akan tetapi jika dibandingkan, pesaing dekat Grab memiliki valuasi lebih tinggi dibanding Go-Jek. Saat ini, Grab memiliki nilai valuasi sebesar US$6 miliar atau sekitar Rp.80 triliun. Kesuksesan Grab saat ini tidak lepas dari dukungan dana para investornya yang cukup besar. Daftar perusahaan yang pernah mengucurkan dana ke Grab di antaranya GGV Capital, Tiger Global Management, Softbank Capital, Tokyo century, EMTEK Group, Didi Chuxing, dan yang terbaru investasi dari Perusahaan Hyundai Motor Company. Dari semua pendanaan tersebut, investasi terbesar yang didapat Grab adalah dari perusahaan Didi Chuxing dan Softbank, yaitu sebesar US$2 miliar. Kekuatan Grab pun berpotensi bertambah seiring bergulirnya isu penjualan Uber wilayah Asia Tenggara. Kabarnya, Grab saat ini sedang dalam proses pembicaraan untuk mengakuisisi Uber di wilayah Asia Tenggara.
Isu ini semakin berkembang karena kedua perusahaan sama-sama memiliki investor yang sama, yakni Softbank. Pihak Softbank juga sama-sama duduk di dewan direksi kedua perusahaan dan kabarnya ingin melakukan konsolidasi bisnis. Jika kabar itu benar, Grab akan mendominasi sebagai layanan ride sharing di wilayah Asia tenggara. Seperti diketahui, sebelumnya saja Grab sudah menguasai 71% layanan ride sharing di wilayah Asia Tenggara. Namun tentu saja, Grab akan menemui musuh tangguh di Indonesia seiring semakin kuatnya kekuatan dana Go-Jek. Menarik ditunggu hasil persaingan dua raksasa regional ini.
Sekian artikel mengenai Kelebihan Grabbike dibanding Gojek
- Strategi Nokia Menghadapi Persaingan - December 10, 2024
- Rekomendasi Laptop Tercepat dengan Harga Terjangkau - December 10, 2024
- Pengalaman Beli Sepeda Motor dengan Uang Receh - December 10, 2024
Hari ini sih ane abis survey gan,ternyata pengunduh grabtaxi,grabbike dll itu bukan 3 juta ternyata cuma 1 juta.
terimakasih ralatnya gan 😀
Tolong d edit min.
Saya biasa kerja ngojek 18 jam/hari. dari jam 6 pagi – 12 malam.
Menjadi driver Grab selama 1 tahun = pendapatan sangat tidak layak, ngepas bawa uang ke rumah
Menjadi driver Gojek selama 2 tahun = ini baru bisa menghidupi keluarga, cukuplah.
Wajar saja, setiap hari Grab semakin di tinggalkan oleh Drivernya, otomatis customerpun pindah ke Gojek karena tidak ada Driver Grab yang ready di lokasi untuk mengejar waktu. itu saja !