Informasi

Siapa Saja yang Berhak Menerima Zakat

Follow Kami di Google News Gan!!!

Siapa yang Berhak Menerima Zakat?


zakat

Zakat merupakan salah satu bentuk sedekah yang wajib diberikan oleh individu yang memenuhi syarat tertentu. Dalam agama Islam, zakat memiliki peran penting dalam membersihkan harta dan mendukung mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat. Namun, menentukan siapa yang berhak menerima zakat kadang-kadang bisa membingungkan. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas tentang kriteria individu yang dianggap berhak menerima zakat.

1. Individu yang Membutuhkan: Salah satu kategori utama orang yang berhak menerima zakat adalah mereka yang diklasifikasikan sebagai membutuhkan. Individu-individu ini mungkin kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan perawatan medis. Zakat dapat diberikan untuk mendukung mereka dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting tersebut.

2. Individu Miskin: Kategori lain yang memenuhi syarat untuk menerima zakat adalah mereka yang diklasifikasikan sebagai miskin. Individu-individu ini mungkin memiliki beberapa sumber penghasilan untuk mempertahankan hidup mereka, namun pendapatan atau sumber daya mereka tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar secara memadai. Zakat dapat diberikan untuk membantu memperbaiki standar hidup mereka dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

3. Individu yang Memiliki Utang: Individu yang terbebani hutang dan tidak mampu melunasi utang tersebut juga berhak menerima zakat. Ketentuan ini memungkinkan mereka untuk mengurangi kesusahan finansial dan mendapatkan stabilitas.

4. Orang yang Baru Masuk Islam: Orang yang baru masuk Islam dan mungkin menghadapi tantangan dalam menetapkan diri mereka dalam komunitas juga dianggap berhak menerima zakat. Hal ini memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan dalam transisi mereka dan membantu mereka berintegrasi ke dalam masyarakat dengan damai.

5. Individu yang Terisolasi: Orang yang terisolasi secara sosial atau menghadapi diskriminasi, seperti pengungsi, narapidana, atau migran, juga berhak menerima zakat. Memberikan bantuan kepada mereka dapat berkontribusi pada kesejahteraan mereka dan membantu mereka mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

6. Admin Zakat: Sebagian dari dana zakat dapat diberikan kepada mereka yang terlibat dalam mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, seperti admin zakat. Hal ini membantu mereka menjalankan tugas administratif yang diperlukan untuk memastikan distribusi zakat yang efisien kepada penerima yang berhak.

7. Golongan Miskin yang Pantas Menerima: Kategori ini mencakup individu yang mungkin tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan namun benar-benar layak menerima dukungan karena keadaan mereka. Mereka mungkin memiliki tantangan atau kesulitan yang unik yang membuat mereka berhak menerima zakat. Evaluasi dan kebijaksanaan memainkan peran penting dalam mengidentifikasi individu seperti ini.

8. Komunitas Lokal: Dana zakat juga dapat digunakan untuk mendukung komunitas lokal atau proyek yang bertujuan meningkatkan kehidupan individu yang kurang beruntung. Hal ini dapat mencakup pembangunan institusi pendidikan, rumah sakit, atau infrastruktur lain yang bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

Poin Penting:

– Menentukan kelayakan distribusi zakat melibatkan penilaian terhadap kondisi keuangan, kebutuhan, dan keadaan individu atau kelompok.

– Distribusi zakat harus didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, belas kasihan, dan kebijaksanaan.

– Disarankan untuk berkonsultasi dengan ulama atau organisasi Islam terpercaya untuk panduan tentang kriteria khusus untuk kelayakan zakat.

– Zakat harus diberikan langsung kepada penerima yang dituju atau melalui saluran yang dapat dipercaya untuk memastikan penggunaan yang efektif.

– Transparansi dan akuntabilitas dalam pengumpulan dan distribusi zakat sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan dan mencegah penyalahgunaan dana.

– Zakat tidak terbatas pada individu; dapat juga dialokasikan untuk proyek amal dan inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

– Inisiatif yang mengutamakan swakemandirian, pendidikan, dan pemberdayaan orang yang membutuhkan harus menjadi prioritas dalam memanfaatkan dana zakat.

– Kegenerosan dalam memberikan zakat sangat dianjurkan, karena tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga berkontribusi pada kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Secara kesimpulan, kriteria kelayakan untuk menerima zakat meliputi individu yang membutuhkan, miskin, yang memiliki utang, orang yang baru masuk Islam, orang yang terisolasi, admin zakat, golongan miskin yang pantas menerima, dan komunitas lokal. Dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan belas kasihan, zakat memiliki peran penting dalam mendukung mereka yang membutuhkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penerima Zakat Fakir dan Miskin


fakir

Orang-orang yang dapat menerima zakat adalah fakir dan miskin yang tidak memiliki kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Zakat merupakan bentuk amal wajib dalam Islam yang bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Salah satu kelompok yang berhak menerima zakat adalah fakir dan miskin. Fakir dan miskin adalah mereka yang hidup dalam kondisi kekurangan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

Penerima zakat fakir dan miskin merupakan kelompok yang sangat membutuhkan bantuan. Mereka seringkali tidak memiliki penghasilan yang cukup atau tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagian dari mereka bahkan tidak memiliki tempat tinggal yang layak atau makanan yang cukup untuk mengenyangkan perut mereka. Oleh karena itu, zakat menjadi sumber penyeimbang bagi masyarakat yang lebih mampu untuk membantu meringankan beban hidup fakir dan miskin.

Baca Juga  Siapa yang Wajib Berzakat Fitrah

Zakat yang diberikan kepada fakir dan miskin bertujuan untuk memberikan mereka bantuan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Misalnya, zakat dapat digunakan untuk membeli makanan, pakaian, dan obat-obatan yang diperlukan oleh fakir dan miskin. Zakat juga dapat digunakan untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi mereka yang tidak memiliki rumah atau tinggal di tempat yang tidak layak.

Memberikan zakat kepada fakir dan miskin bukan hanya merupakan kewajiban dalam agama Islam, tetapi juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Dan mereka memberikan makanan, meskipun mereka sendiri bermacam-macam kebutuhan” (QS. Al-Insan: 8).

Selain itu, memberikan zakat kepada fakir dan miskin juga memiliki manfaat sosial. Zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial antara masyarakat yang kaya dan mereka yang tidak mampu. Dengan memberikan bantuan kepada fakir dan miskin, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan egaliter.

Sebagai umat Muslim, kita diwajibkan untuk memberikan zakat kepada fakir dan miskin. Setiap Muslim yang memiliki kelebihan harta harus memberikan sebagian darinya kepada mereka yang membutuhkan. Zakat bukan hanya berfungsi sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas sosial dalam masyarakat Muslim.

Dalam Islam, ditegaskan bahwa memberikan zakat adalah bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Dengan memberikan zakat kepada fakir dan miskin, kita dapat membersihkan harta kita dari sifat kikir dan keserakahan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Dan janganlah kamu membuat tanganmu terbelenggu (ketika akan memberi), dan janganlah kamu memasukkan ke dalam lobang kesulitan (menahan dan tidak memberi), maka dugaan-dugaan yang bohong terhadap kamu dari Allah” (QS. Al-Baqarah: 264).

Memberikan zakat kepada fakir dan miskin juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Dalam Al-Quran ditegaskan, “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, sedang Rasul mengajak kamu agar kamu beriman kepada Tuhanmu, dan telah dipegang-Nya janjinya, jika kamu beriman niscaya Allah akan memberikan kepada tantanganmu dan akan memberikan rezeki yang baik kepadamu” (QS. Al-Muzammil: 8-9).

Untuk menentukan penerima zakat yang berhak, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syaratnya adalah penerima zakat harus termasuk dalam kategori fakir dan miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka sendiri. Hal ini penting untuk memastikan bahwa zakat yang diberikan tepat sasaran dan benar-benar dapat membantu mereka yang membutuhkan.

Dalam praktiknya, pemerintah, organisasi, dan lembaga zakat yang sah bertanggung jawab untuk mengumpulkan zakat dari masyarakat dan mendistribusikannya kepada penerima yang berhak. Mereka melakukan survei dan verifikasi terhadap calon penerima zakat untuk memastikan bahwa mereka benar-benar memenuhi syarat sebagai fakir dan miskin.

Sebagai umat Muslim, kita juga dapat melakukan zakat secara individu. Kita dapat memberikan zakat kepada fakir dan miskin melalui lembaga zakat yang terpercaya atau dengan langsung memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini akan memberikan manfaat langsung bagi mereka yang kurang mampu dan memberikan rasa syukur yang mendalam di dalam hati kita.

Dalam prakteknya, memberikan zakat kepada fakir dan miskin juga dapat dilakukan secara berkala, tidak hanya pada bulan Ramadhan. Kita dapat menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan atau harta kita setiap bulan untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, zakat akan menjadi budaya yang hidup dalam masyarakat Muslim dan terus berperan dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Dalam kesimpulan, zakat merupakan bentuk amal wajib dalam Islam yang bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Salah satu kelompok yang berhak menerima zakat adalah fakir dan miskin yang tidak memiliki kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Memberikan zakat kepada fakir dan miskin bukan hanya merupakan kewajiban agama, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian dan solidaritas sosial dalam masyarakat Muslim. Dengan memberikan zakat kepada fakir dan miskin, kita dapat membersihkan harta kita dari sifat kikir dan keserakahan serta mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Mari kita tingkatkan kesadaran kita untuk memberikan zakat kepada fakir dan miskin sebagai bentuk ibadah dan amal yang bermanfaat bagi umat Muslim serta masyarakat luas.

Penerima Zakat Ghorim


orang berhutang

Pada tahap ketiga penjelasan mengenai siapa saja yang berhak menerima zakat, terdapat sekelompok orang yang berhak menerima zakat yang disebut sebagai Ghorim. Ghorim adalah orang-orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tetapi tidak mampu membayarnya. Mereka juga termasuk dalam daftar penerima zakat, dimana zakat ini akan digunakan untuk membantu mereka melunasi hutang yang mereka miliki.

Situasi ini menggambarkan bahwa seseorang terjebak dalam kondisi finansial yang sulit sehingga mereka tidak dapat mengatasi hutang-hutang mereka dengan pendapatan yang mereka miliki. Mereka menjadi penerima zakat agar dapat keluar dari beban hutang tersebut dan memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan lebih baik.

Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi terlilit utang, misalnya kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam usaha bisnis, atau bencana alam yang membawa kerugian finansial. Dalam situasi-situasi ini, seseorang mungkin terpaksa meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan, pakaian, atau tempat tinggal. Namun, tanpa sumber pendapatan yang memadai, mereka tidak mampu membayarnya tepat waktu atau mungkin bahkan tidak mampu membayar sama sekali.

Baca Juga  Ke Mana Harus Bayar Fidyah?

Semua ini adalah situasi yang membutuhkan bantuan, dan inilah di mana zakat memiliki peran penting. Dalam Islam, zakat digunakan sebagai sarana untuk membantu orang-orang dalam situasi finansial yang sulit seperti ini. Zakat yang dikeluarkan oleh umat Muslim akan dikumpulkan dan didistribusikan kepada penerima zakat yang memenuhi kriteria, termasuk Ghorim.

Sebagai pemberi zakat, individu yang memenuhi syarat harus memberikan bagian dari kekayaan mereka untuk membantu Ghorim dalam melunasi hutang mereka. Dengan memberikan zakat kepada Ghorim, umat Muslim dapat membantu mereka mengurangi beban keuangan mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk memulai kembali hidupnya dengan lebih baik.

Hal ini juga sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya pembagian kekayaan dan menyediakan bantuan bagi mereka yang kurang beruntung. Dengan memberikan zakat kepada Ghorim, umat Muslim berperan dalam memastikan bahwa kebutuhan dasar mereka terpenuhi dan mereka dapat hidup dengan layak.

Adapun jumlah zakat yang diberikan kepada Ghorim akan bervariasi tergantung pada jumlah hutang yang mereka miliki. Zakat ini diharapkan dapat membantu mereka melunasi hutang mereka sehingga mereka dapat mengatasi beban finansial dan melanjutkan hidup mereka dengan lebih baik.

Siapa saja yang berhak menerima zakat termasuk Ghorim, orang-orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tetapi tidak mampu membayarnya. Melalui zakat, umat Muslim dapat membantu mereka melunasi hutang mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk hidup dengan lebih baik. Penting bagi umat Muslim untuk memahami dan memenuhi kewajiban zakat mereka agar dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.

Penerima Zakat ‘Amil

Penerima Zakat 'Amil

Para ‘Amil, yaitu orang-orang yang ditugaskan untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, juga dapat menerima zakat sebagai gaji atau upah atas pekerjaan mereka.

Zakat adalah salah satu kewajiban dalam agama Islam yang memiliki peran penting dalam memperbaiki ketidakadilan sosial dan mendistribusikan kekayaan kepada mereka yang kurang beruntung. Tidak hanya sebagai bentuk ibadah, zakat juga memiliki sistem sosial kesejahteraan yang didesain untuk membantu dan memberikan kebutuhan dasar bagi orang-orang yang membutuhkan.

Dalam pemahaman dan pelaksanaan zakat, terdapat kelompok-kelompok penerima zakat yang disebut asnaf yang telah disebutkan dalam Al-Quran. Salah satu kelompok penerima zakat yang menjadi fokus pada pembahasan ini adalah para ‘Amil. Siapa saja yang berhak menerima zakat dalam kelompok ‘Amil ini dan apa peran mereka dalam sistem zakat?

Para ‘Amil adalah orang-orang yang ditunjuk atau ditugaskan sebagai pelaksana pengumpulan dan distribusi zakat. Mereka memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengelola zakat agar sampai kepada penerima yang membutuhkan secara adil dan efisien. Sebagai pengelola zakat, mereka memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga integritas dan transparansi sistem zakat.

Para Amil Zakat

Para ‘Amil dapat menerima zakat sebagai gaji atau upah atas pekerjaan mereka. Tugas mereka meliputi pengumpulan dana zakat dari individu atau organisasi yang berhak membayar zakat, melakukan perhitungan zakat berdasarkan ketentuan syariah yang berlaku, serta mendistribusikan zakat kepada para penerima yang memenuhi syarat untuk menerima zakat.

Penerimaan zakat oleh para ‘Amil sebagai gaji atau upah atas pekerjaan mereka memiliki tujuan untuk memotivasi mereka dalam menjalankan tugas mereka dengan baik serta memberikan kepastian kepada mereka dalam melakukan tugas pengelolaan zakat. Dengan menerima zakat sebagai gaji atau upah, para ‘Amil memiliki kesempatan untuk melibatkan diri secara penuh dalam mengelola dan mendistribusikan zakat dengan dedikasi dan profesionalisme yang tinggi.

Secara umum, ‘Amil yang bertugas dalam pengelolaan zakat harus memenuhi beberapa persyaratan. Mereka harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang konsep dan hukum zakat dalam agama Islam. Mereka juga harus memiliki keahlian dalam menghitung dan mendistribusikan zakat sesuai dengan ketentuan syariah yang berlaku.

Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan dan keahlian untuk menjadi ‘Amil. Oleh karena itu, dalam prakteknya, pemilihan ‘Amil biasanya dilakukan oleh organisasi atau lembaga Islam yang memiliki kualifikasi dan keahlian dalam pengelolaan zakat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat dapat dikelola dengan baik dan benar serta sampai kepada penerima yang tepat sasaran.

Dalam melakukan tugasnya, para ‘Amil juga harus melaksanakan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam pengumpulan dan distribusi zakat. Mereka harus menyediakan informasi yang jelas dan terbuka mengenai penggunaan dana zakat serta terus melakukan pemantauan terhadap penggunaan dana tersebut.

Kesadaran akan pentingnya zakat dan keberadaan para ‘Amil sebagai pelaksana pengelolaan zakat diperlukan untuk mengoptimalkan sistem zakat dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam Islam, zakat bukan hanya sekedar kewajiban, tetapi juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, mengurangi kesenjangan kekayaan, dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Sebagai salah satu pilar Islam, zakat memiliki peran penting dalam membentuk masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan. Dengan melibatkan para ‘Amil dalam pengelolaan zakat, diharapkan zakat dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengurangi kemiskinan, mengangkat taraf hidup masyarakat yang kurang mampu, serta memberikan manfaat yang nyata bagi mereka yang membutuhkan.

Dengan demikian, siapa saja yang berhak menerima zakat dalam kelompok ‘Amil adalah para orang yang ditunjuk atau ditugaskan untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Mereka juga dapat menerima zakat sebagai gaji atau upah atas pekerjaan mereka. Melalui para ‘Amil, zakat dapat dikelola dengan baik dan sampai kepada penerima yang tepat sesuai dengan syariah Islam.

Baca Juga  Moral Value: Pentingnya Nilai-Nilai Moral dalam Kehidupan Sehari-Hari

Penerima Zakat Fi Sabilillah


pejuang kemerdekaan

Salah satu kategori penerima zakat adalah mereka yang berjuang dalam jalan Allah, seperti para pejuang kemerdekaan atau mereka yang berjihad dalam mempertahankan agama. Dalam Islam, zakat fi sabilillah merupakan salah satu bentuk zakat yang diberikan kepada mereka yang berjuang untuk kepentingan agama dan kemerdekaan. Dalam pandangan agama Islam, perjuangan dalam jalan Allah sangat dihargai dan dianggap sebagai tugas yang mulia bagi umat Muslim.

Zakat fi sabilillah merupakan salah satu cara untuk mendukung para pejuang dan memastikan bahwa mereka memiliki dukungan finansial yang cukup selama perjuangan mereka. Zakat ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, dan pendidikan. Tujuan dari zakat fi sabilillah adalah untuk membantu mereka dalam menjalankan tugas mulianya dengan baik dan meraih kemenangan dalam perjuangan mereka.

Penerima zakat fi sabilillah mencakup berbagai macam orang yang berjuang dalam jalan Allah. Mereka termasuk para pejuang kemerdekaan yang berjuang untuk memperoleh kemerdekaan bangsa mereka dari penjajahan, seperti pejuang kemerdekaan Indonesia saat melawan penjajahan Belanda. Zakat fi sabilillah juga diperuntukkan bagi mereka yang berjihad dalam mempertahankan agama dan menegakkan nilai-nilai Islam yang murni.

Dalam prakteknya, zakat fi sabilillah dapat diberikan kepada individu-individu yang secara aktif terlibat dalam perjuangan untuk kepentingan agama dan kemerdekaan. Mereka adalah pahlawan yang dengan semangat dan tekad yang tinggi, berjuang demi keadilan dan persamaan dalam masyarakat. Dalam Islam, memberikan zakat fi sabilillah merupakan salah satu cara untuk ikut serta dalam perjuangan mereka dan mendukung misi mulia yang mereka jalani.

Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh penerima zakat fi sabilillah. Dukungan finansial yang diberikan melalui zakat ini dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, zakat fi sabilillah juga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan perjuangan mereka, seperti pendidikan agama, pelatihan, dan pengembangan masyarakat.

Zakat fi sabilillah juga memiliki dampak yang lebih luas daripada sekedar memberikan bantuan finansial kepada para pejuang. Dengan memberikan zakat ini, umat Muslim berpartisipasi secara aktif dalam upaya membangun masyarakat yang lebih baik dan adil. Zakat fi sabilillah membantu menciptakan kesejahteraan umat Muslim dan meningkatkan kehidupan mereka serta menghormati perjuangan para pejuang yang telah berkorban dalam menjalankan tugas mereka.

Dalam Islam, memberikan zakat fi sabilillah juga merupakan tanda dari solidaritas umat Muslim dalam perjuangan. Dengan memberikan zakat kepada mereka yang berjuang dalam jalan Allah, umat Muslim menunjukkan dukungan dan persatuan dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, memberikan zakat fi sabilillah adalah salah satu cara untuk menegakkan keadilan sosial dan memberikan keadilan bagi mereka yang berjuang dengan gigih dalam mempertahankan agama dan kemerdekaan.

Secara keseluruhan, zakat fi sabilillah merupakan bentuk zakat yang diberikan kepada mereka yang berjuang dalam jalan Allah, seperti para pejuang kemerdekaan atau mereka yang berjihad dalam mempertahankan agama. Dalam Islam, memberikan zakat fi sabilillah merupakan salah satu cara untuk mendukung perjuangan mereka dan ikut serta dalam tugas mulia yang mereka lakukan. Dengan memberikan zakat fi sabilillah, umat Muslim menunjukkan solidaritas, persatuan, dan keadilan sosial. Zakat fi sabilillah tidak hanya memberikan dukungan finansial kepada para pejuang, tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang lebih baik dan adil untuk semua.

Saran Video Seputar : Siapa Saja yang Berhak Menerima Zakat

Tech.id Media ( Aldy )
Latest posts by Tech.id Media ( Aldy ) (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hy Guys

Tolong Matikan Adblock Ya. Situs ini biaya operasionalnya dari Iklan. Mohon di mengerti ^^