Begini Perkembangan dan Cara Kerja Mobil Otonom
Uji coba kendaraan tanpa pengemudi terus dilaksanakan. pada tahun 2020 diharapkan sudah banyak produsen yang meluncurkan kendaraan jenis ini. Apakah Anda termasuk yang memercayai tingkat kenyamanan dan keamanannya? Para Pemain industri otomotif, termasuk para vendor teknologi, di seluruh dunia tengah melaksanakan uji coba kendaraan tanpa pengemudi alias autonomous vehicles (AV). Mereka selalu mempromosikan bahwa AV jauh lebih aman ketimbang kendaraan yang dikemudikan manusia.
Sebagian kecelakaan kendaraan di jalanan kini sebagian besar diakibatkan oleh faktor human error. Sehingga mereka percaya kecelakaan di jalanan akan menurun drastis dengan semakin banyak AV yang meluncur di jalanan. Namun benarkah AV betulbetul aman? Bagaimana kalau sistemnya tiba-tiba error atau di-hack oleh tangan-tangan jahil? Apakah Anda termasuk orang yang percaya AV cukup aman untuk dikendarai? Dari jajak pendapat yang dilaksanakan oleh Deloitte, kepercayaan terhadap keamanan AV ternyata meningkat. Dari jajak pendapat yang berjudul “2018 Deloitte Global Automotive Consumer Study” terungkap, kurang dari separuh (47%) konsumen di AS berpendapat AV tidak aman – menurun drastis dari 74% responden tahun lalu. Penurunan ketidakkepercayaan terhadap AV juga terjadi di negara-negara lainya. Di Korea Selatan menurut jajak pendapat tersebut ada penurunan dari 81% responden tahun lalu sekarang menjadi hanya 54% saja yang tidak percaya keamanan AV; di Jerman tahun lalu 72%, sekarang 45%; dan di Perancis sekarang 37% dari 65%. Bahkan di Cina ada penurunan ketidakpercayaan yang drastis, yaitu dari 62% tahun lalu menjadi hanya 26% tahun ini. Deloitte mengingatkan kepada para produsen, meski ada peningkatan kepercayaan terhadap teknologi AV tetapi sebagian konsumen belum memercayainya. Sementara itu jajak pendapat konsumen juga telah dilaksanakan oleh Gartner tahun lalu dengan responden dari AS dan Jerman. Hasilnya, 55% responden mempertimbangkan untuk tidak mengendarai “fully AV” sementara 71% responden mempertimbangkan untuk menaiki “partially AV”. Fully AV yaitu kendaraan yang autonomous (swatantra) sepenuhnya – di dalamnya sudah tidak ada roda kemudi. Dan partially AV adalah swatantra sebagian, yaitu hanya sebagian komponen yang beroperasi secara mandiri (otomatis). SAE International membuat kategori AV berdasarkan tingkat kemandirian (otonomi) dari kendaraan, yaitu mulai dari ketiadaan ftur otomatisasi (level 0) hingga AV yang memiliki kemandirian secara penuh (level 5). Pada kendaraan level 0, semua kontrol pengemudian dilaksanakan oleh manusia (pengemudi) termasuk pemantauan lingkungan di luar kendaraan.
Tingkat kemandirian semakin meningkat sesuai dengan tingkatannya. Pada level 3 sistem AV menangani pengemudian secara penuh termasuk akselerasi dan pengereman serta pengawasan lingkungan. Di level ini masih disediakan fasilitas intervensi oleh manusia. Pada level 5, secara keseluruhan sistem sudah otomatis, tidak ada roda kemudi, pedal, dan fasilitas kontrol lainnya. Manusia hanya sebagai penumpang. Gartner berharap peluncuran AV akan terjadi pada tahun 2020 mendatang. Sedangkan dampak sosial dan ekonomi dari teknologi AV tidak akan terjadi hingga sekitar tahun 2025 mendatang. Pendorong utama dari adopsi AV adalah tingkat penerimaan sosial dan kepercayaan konsumen. Berbagai uji coba membuktikan AV semakin aman sehingga kepercayaan konsumen juga meningkat. Tingkat keamanan dan performa AV dipengaruhi oleh kematangan teknologi komunikasi antarkendaraan (vehicle-tovehicle) dan kendaraan dengan infrastruktur (vehicle-toinfrastructure) serta kinerja sistem pengolahan datanya secara real time.
Komersial Lebih Dahulu
The Brookings Institution melaporkan, antara Agustus 2014 hingga Juni 2017, investasi dan transaksi yang berkaitan dengan AV sebesar US$80 miliar yang meliputi peranti elektronik, microchip, aplikasi, digital mapping, software AI dan nonAI, sistem fsik, dan aneka sensor. Investasi tersebut terus meningkat sehingga saat ini tentu nilainya sudah lebih dari US$80 miliar. Menurut perusahaan analis Forrester, seperti dikutip oleh Zdnet.com, sebelum adopsi AV oleh konsumen, perusahaan ekspedisi dan logistik seperti Amazon, DHL, dan UPS, yang akan mendahului memanfaatkan AV secara komersial. Contohnya, Embark, sebuah perusahaan startup, telah membuat dan mengoperasikan truk swatantra.
Sejak Oktober tahun lalu, truk tersebut telah mengantar muatan berupa lemari es Frigidaire sejauh 650 mil melalui jalan tol dari El Paso, Texas, ke pusat distribusi di Palm Springs, California. Selain itu Volvo juga telah berhasil melaksanakan uji coba truk swatantra buatannya sebagai pengangkut barang tambang di kawasan Kristineberg Mine, Swedia. Selain truk, uji coba bus juga telah berhasil dilaksanakan. Awal Desember 2017 lalu, Cina telah berhasil mengujicoba bus swatantra di jalanan umum distrik Shenzhen, Guangdong, sepanjang 1,2 km melalui tiga halte. Selain Cina, Perancis dan Jerman juga telah melaksanakan uji coba bus autonomous. Pasar truk dan bus autonomous mengalami pertumbuhan pesat. Seperti dilaporkan oleh Tractica, peluncuran bus dan truk autonomous pada tahun 2017 mencapai 343 unit kendaraan dengan nilai pasar sebesar US$84 juta. Pada akhir 2022 peluncuran kedua jenis kendaraan autonomous tersebut akan mencapai 188.000 unit dengan nilai US$35 miliar. Nah, apakah Anda termasuk yang menanti-nanti datangnya kendaraan tanpa pengemudi?
Baca Juga : Inilah Jam Tangan Olahraga Militer yang Bagus dan Anti Air
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024