News

Cara Kerja Headset dengan Penghantar Tulang, Bone Phone

Follow Kami di Google News Gan!!!

Cara Kerja Headset dengan Penghantar Tulang, Bone Phone

 

Sedikit percobaan kecil untuk Anda: Tutup lubang telinga Anda dengan jari dan berteriaklah. Apakah Anda menyadari adanya perbedaan nada suaranya? Pernahkah merekam suara Anda sendiri dan ketika mendengarkan bertanya mengapa suara itu begitu berbeda dari yang selama ini Anda pikir? Jawabannya ada pada ‘fisik suara’. Pada dasarnya suara adalah gelombang longitudinal, yang melibatkan sekumpulan kompresi dan penjernihan.

cara kerja bone phone 1
Secara natural, diperlukan medium untuk mengalirkan suara (dan itu sebabnya di ruang hampa udara tak akan ada yang bisa mendengar teriakan Anda). Perbedaan nada yang disebut di atas, disebabkan oleh perbedaan medium yang digunakan untuk mentransmisi getaran suara. Waktu berbicara, suara akan ditransmisikan melalui udara ke telinga. Pada saat bersamaan suara itu juga akan ditransfer dari sumber suara melalui tulang yang ada di badan Anda. Ketika mendengar suara Anda sendiri, komponen yang dominan menyalurkan suara adalah getaran yang dialirkan melalui tulang.

cara kerja bone phone 2

Saat mendengar rekaman suara Anda, penyampai suara itu ke telinga adalah udara. Ketika Anda menutup telinga dengan jari maka penyalur suara utamanya adalah tulang. Perbedaan medium inilah yang menjadi pembeda nada yang Anda dengar. Inti dari pendengaran adalah bagian dalam telinga yang disebut dengan nama rumah siput. Sementara tulang rawan di bagian luar berguna untuk mengarahkan getaran ke gendang telinga. Gendang telinga selanjutnya akan mentransfer getaran ini ke tiga tulang ossicle yang akan menyampaikan sinyal itu ke rumah siput. Medium utama dari pergerakan suara, pada kasus ini, adalah udara. Penghantar tulang, di sisi lain, adalah ketika getaran suara melintas melalui tulang tengkorak, melampaui telinga dan langsung sampai ke rumah siput

 

Penghantar Tulang Dari Masa Ke Masa

Penghantar tulang bukanlah hal baru. Salah satu pengguna pertama teknologi ini adalah LudwigVan Beethoven, komposer dan pianis terkenal asal Jerman, yang merupakan tokoh penting transisi musik Barat dari era klasik ke romantis. Anda mungkin kenal beberapa karyanya seperti Moonlight Sonata, atau refrain dari lagu Ode to Joy. Beethoven kehilangan kemampuan mendengar dan menjadi tuli hingga akhir hayatnya. Upaya untuk mendengar apa yang sedang dimainkan dilakukan dengan menyambungkan sebuah batang/tangkai ke pianonya dan menggigit ujung batang/ tangkai tersebut.

Baca Juga  Spesifikasi Harga Gamepad Gaming Premium Razer Orbweaver

 

Hal itu memungkinkan getaran instrumen mengalir melalui rahang ke rumah siput dan menjadikan Beethoven bisa mendengarnya. Pada 1923, Hugo Gernsback menggunakan penghantar tulang untuk mengembangkan alat bantu dengar yang dinamai Osophone, yang kemudian diganti menjadi Phonosone. Jika gangguan pendengaran terkait dengan mekanisme gendang telinga atau ossicle, maka penghantar tulang bisa digunakan untuk mengirimkan suara langsung ke rumah siput, sehingga mereka bisa mendengar suara. Penghantar tulang masih digunakan sebagai dasar dari beberapa alat bantu dengar yang ada saat ini. SoundBite Hearing System menggunakan mikrofon di belakang telinga, atau perangkat yang dibuat khusus untuk dikenakan di bagian atas belakang gigi untuk membantu mereka yang mengalami gangguan pendengaran. Seiring dengan evolusi teknologi, penghantar tulang juga dimanfaatkan untuk kebutuhan suara lain.

cara kerja bone phone 3

Di dalam air, ketika tidak memungkinkan adanya transmisi suara melalui udara, maka digunakanlah penghantar tulang sebagai mediumnya seperti yang ditunjukkan oleh headphone AquaFM dan SwiMP3. Penghantar tulang juga digunakan untuk headset yang mampu menghantarkan suara dengan baik tanpa kehilangan suara dari lingkungan sekitar. Penghantar tulang memungkinkan telinga tidak terhalang apapun, dan karenanya bisa tetap mendengar suara dari lingkungan sekitar. Menjadikannya cocok untuk digunakan untuk kepentingan militer.

 

Bone Phone Untuk Masal

Ada beberapa keuntungan menggunakan teknologi penghantar tulang untuk produk audio saat ini. Jika Anda melakukan percobaan yang ditulis di awal artikel ini, Anda pasti menyadari bahwa penghantar tulang menghasilkan suara yang lebih ‘padat’ jika dibanding yang menggunakan medium udara. Rentang frekuensi suara yang ditransmisikan melalui udara adalah 0 Hz hingga 20.000 Hz. Menariknya, riset menemukan bahwa rentang frekuensi suara yang dialirkan melalui penghantar tulang ternyata jauh lebih tinggi, hingga mencapai angka 100.000 Hz. Juga, kemungkinan bahwa menggunakan penghantar tulang sebagai medium penyampai getaran suara bisa mengeliminir kerusakan gendang telinga.

 

Namun, penghantar telinga juga memiliki kelemahan, dan yang paling nyata adalah kesulitannya dalam mereproduksi suara stereo secara akurat. Penghantar tulang boleh jadi lebih baik ketimbang udara dalam mengalirkan suara. Namun karena kepadatannya yang lebih tinggi, itu juga berarti diperlukan energi lebih besar untuk membawa gelombang suara sampai ke tujuan dengan jarak yang sama dibanding melalui udara. Untuk alasan sama, headphone dengan penghantar tulang membutuhkan tambahan tenaga untuk menjalankan piezoelectric transducers, yang di saat bersamaan juga harus berkutat memproduksi volume dan kejernihan. Kelemahan itulah yang mendasari agen rahasia CIA di film-film selalu menekan telinga mereka ketika berkomunikasi dengan rekannya. Mereka melakukan gerakan itu untuk menekan headset penghantar tulang demi mendapat kejernihan suara dan kemudahan mentransmisi sinyal.

Baca Juga  Bagaimana Kualitas Internet Indosat, Indosat Ooredoo Kembangkan Jaringan

 

Dari sisi desain, bone conduction phone (atau bone-phone) ditempatkan di pelipis atau pipi, menjadikannya sulit untuk memiliki kabel yang ergonomis. Pengguna juga menyatakan bahwa bonephone kerap menghasilkan sensasi geli ketika digunakan. Upaya termutakhir dalam pengembangan teknologi penghantar tulang terutama dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Komponen audio menjadi lebih hemat energi. Baterai Lithium-ion kapasitasnya membesar namun dengan ukuran mengecil, dan siklus pengisiannya juga lebih sedikit. Teknologi Bluetooth dan fakta bahwa smartphone telah menjadi perangkat pemutar musik utama saat ini, dengan kompatibilitas A2DP, juga berarti bahwa konektivitas nirkabel juga mungkin digunakan untuk bone-phone. Mungkin, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi penghantar tulang untuk masuk ke area massal.

 

Di ajang Consumer Electronic Show di Las Vegas tahun ini, dua produk berbasis penghantar tulang diperkenalkan: AfterShockz Bluez, ditargetkan untuk penggemar aktivitas olahraga alam bebas. Bluez merupakan headphone Bluetooth yang akan menempel di pelipis dan mentransmisi suara melalui tulang pipi. AfterShockz berusaha agar Anda tetap bisa mendengar suara di sekitar sehingga cocok untuk pengendara sepeda, pelari dan lainnya. Bone-phone lain hadir dari Panasonic. Rencananya akan dirilis tahun ini, RpBTGS10 menggunakan konektivitas Bluetooth dan ditenagai oleh sebuah baterai AA. Menurut Panasonic, selain ditujukan untuk penggemar olahraga, produk ini juga cocok untuk penggunaan umum dan keseharian. Namun yang paling menarik adalah berita dari Amerika Serikat FCC yang menyatakan bahwa penghantar tulang mungkin merupakan metode yang akan digunakan untuk menyajikan audio pada Project Glass dari Google. Sebuah riset dan program yang ditujukan untuk mengembangkan dan menyajikan augmented reality pada sebuah layar dalam bentuk kacamata, yang diperkenalkan akhir tahun lalu pada konferensi pengembang Google.

 

Bisnis headphone berulang kali terombang-ambing oleh tren gaya hidup. Produk headphone tersukses belakangan ini adalah yang berukuran besar, bassnya kuat, menutupi telinga dan diiklankan oleh selebriti. Jika tren ini berlanjut, bone-phone akan mendapat tantangan berat dalam prosesnya. Terlebih contoh bone-phone yang ada sekarang ini berat dan besar; jelas bukan untuk digunakan sebagai aksesoris fesyen.

 

Bahkan kaum audiofil mengatakan bahwa produk itu perlu desain yang ergonomis dan fungsional. Sementara itu, perkembangan teknologi penghantar tulang juga terus melaju. Riset termutakhir telah berhasil mengatasi problem soal suara stereo dan bass anti-resonansi, dua masalah besar yang menghalangi adopsi penghantar tulang di pasar konsumer. Seiring kapasitas baterai yang meningkat dan komponen yang makin hemat energi, tak ada lagi alasan untuk menyatakan bahwa bone-phone tak bisa bersanding dengan para pecinta musik. Semoga tren berubah, dan pembeli juga mulai peduli dengan performa di atas penampilan, sehingga bone-phone mempunyai kesempatan untuk maju.

Baca Juga  Harga Sony Alpha SLT-A37, Kamera DSLR 5 Jutaan Terbaik
Tech.id Media ( Aldy )
Latest posts by Tech.id Media ( Aldy ) (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hy Guys

Tolong Matikan Adblock Ya. Situs ini biaya operasionalnya dari Iklan. Mohon di mengerti ^^