Resiko Kesehatan Bekerja Malam Hari
Aktivitas kerja malam dapat meningkatkan risiko kesehatan. Namun, sebelum melihat apa saja risiko yang bisa muncul, kita perlu mengenal circadian rthythm (ritme sirkadian) dan jam biologis. Ritme sirkadian adalah perubahan fisik, mental, dan perilaku mengikuti pola siklus harian yang dipengaruhi paparan cahaya sehari-hari di lingkungan kita beraktivitas. Karena itulah, di pagi dan siang hari, ketika banyak cahaya matahari, kita cenderung terjaga dan waspada, sementara di malam hari, kita cenderung mengantuk. Ritme sirkadian terbentuk dari jam biologis tubuh. Jam biologis adalah pengaturan waktu internal dalam tubuh individu yang mengatur berbagai fungsi organ tubuh sepanjang hari. Contoh sederhananya, sekitar pukul 07.00-08.00 kita biasa mulai ke toilet, karena proses pencernaan di usus di jam tersebut membuat kita buang air besar. Sementara itu, di jam 10.00, hormon kortisol biasanya meningkat, sehingga kita lebih siap bekerja dan beraktivitas. Pengaturan jam biologis ini terpusat di otak, tepatnya di hipotalamus yang berhubungan dengan kelenjar pineal. Kelenjar ini mensekresi hormon melatonin yang mengatur pola tidur pada ritme sirkadian kita sehingga kita biasa terbangun di pagi hari. Dengan demikian, organorgan tubuh akan bekerja sesuai dengan pola tertentu yang teratur (ritmik) mulai dari terjaga di pagi hari ke waktu tidur di malam hari, hingga bangun lagi. Orang yang bekerja di malam hari berisiko terkena gangguan pola sirkadian karena jam biologis malam hari seharusnya menjadi waktu beristirahat.
Sementara itu, secara fsik dan perilaku, mereka diminta untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan kecerdasan, kecermatan pengambilan keputusan yang tepat. Padahal kondisi metabolisme mereka mulai turun, di waktu yang seharusnya menjadi waktu berisitirahat. Belum lagi, saat begadang, pola makan biasanya ikut berubah. Seperti makan lebih malam atau makan lagi di malam hari. Hal ini dapat membuat obesitas. Bisa dikatakan, sebagian besar organ tubuh berisiko terkena dampak dari aktivitas bekerja malam, karena jam biologis yang dibentuk di hipotalamus otak mengatur berbagai fungsi organ tubuh sepanjang hari. Karenanya, aktivitas bekerja malam meningkatkan risiko gangguan pada hampir semua organ, seperti gangguan otak, sistem saraf, sistem hormon, jantung, hati, sistem pencernaan, dan sistem daya tahan tubuh. Di samping itu, risiko gangguan secara psikologis juga meningkat. Seperti jadi lebih sensitif, perubahan suasana hati, gangguan cemas, dan depresi. Perlu dicatat, peningkatan risiko tidak berarti pasti terkena penyakit di atas. Di sisi lain, risiko kesehatan ini cenderung tidak signifkan pada orang yang hanya sesekali begadang atau bekerja malam, seperti yang bekerja malam pada satu pekan karena deadline pekerjaan. Risiko kesehatan muncul karena pola terus menerus. Lalu bagaimana menyiasati risiko kesehatan pekerja malam yang harus terus menerus harus bekerja di malam hari? Yang pertama dengan stimulan, yakni menjaga tetap bangun dengan minum kopi dan tidur dengan bantuan obat tidur yang diawasi dokter. Cara kedua adalah dengan mengakali cahaya yang memengaruhi ritme sirkadian kita. Ketika kita pulang dan cahaya matahari sudah terang, matikan seluruh lampu di rumah dan aktifan mode silent ponsel agar kualitas istirahat tetap terjaga.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024