Pendidikan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan

Follow Kami di Google News Gan!!!

Pengantar

Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara, atau yang juga dikenal dengan nama R.A. Kartini, adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki pemikiran yang sangat relevan dengan perkembangan pendidikan saat ini. Melalui artikel ini, kita akan membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dengan detail dan menarik.

Pendidikan sebagai Hak Setiap Individu

pendidikan sebagai hak setiap individu

Pemikiran pertama Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa pendidikan adalah hak setiap individu. Menurutnya, semua orang berhak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini berkaitan dengan prinsip kesetaraan dalam pendidikan, di mana semua individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau latar belakang mereka. Dalam melaksanakan pemikirannya ini, Ki Hajar Dewantara mendirikan Sekolah Taman Siswa yang memberikan kesempatan kepada semua anak Indonesia, termasuk yang kurang mampu, untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan sebagai hak setiap individu memiliki relevansi yang besar dengan konteks pendidikan saat ini. Di era modern ini, masih terdapat kesenjangan pendidikan antara individu yang mampu dan yang kurang mampu. Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita akan pentingnya menghapus kesenjangan tersebut dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini penting dalam menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan.

Pendidikan sebagai Proses Membentuk Karakter

pendidikan sebagai proses membentuk karakter

Salah satu pemikiran penting Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah bahwa pendidikan bukan hanya sekedar proses transfer pengetahuan, tetapi juga merupakan proses membentuk karakter individu. Menurutnya, pendidikan yang sejati adalah pendidikan yang mampu membentuk manusia menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan berakhlak mulia. Dalam pemikirannya ini, Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pembentukan karakter dalam sistem pendidikan.

Pemikiran ini sangat relevan dengan situasi pendidikan saat ini. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, pendidikan tidak hanya perlu fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kokoh. Pendidikan yang hanya berorientasi pada pengetahuan semata tidak akan mampu menghasilkan individu yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan dinamika dunia saat ini. Oleh karena itu, pendidikan yang bertujuan untuk membentuk karakter sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman.

Pendidikan sebagai Alat Pemberdayaan

pendidikan sebagai alat pemberdayaan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat pemberdayaan. Menurutnya, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada individu, tetapi juga untuk memberdayakan individu agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan sebagai alat pemberdayaan sangat terlihat dalam konteks pembangunan nasional saat ini. Pendidikan yang memberdayakan individu akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghasilkan inovasi serta kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu melahirkan individu yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.

Pendidikan Inklusif

pendidikan inklusif

Pemikiran terakhir Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah pendidikan inklusif. Menurutnya, pendidikan harus dapat diakses oleh semua individu tanpa memandang perbedaan. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, termasuk individu dengan kebutuhan khusus atau individu dari kelompok minoritas. Pendidikan inklusif menekankan pentingnya adanya kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Pemikiran tentang pendidikan inklusif sangat relevan dengan situasi pendidikan saat ini. Meskipun telah terjadi kemajuan dalam mewujudkan pendidikan inklusif, masih terdapat tantangan dalam menghadapi perbedaan individu, baik dalam hal kemampuan, gender, etnis, agama, dan faktor lainnya. Oleh karena itu, pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan inklusif menegaskan perlunya terus mendorong sistem pendidikan yang inklusif sehingga semua individu, tanpa terkecuali, dapat memperoleh pendidikan yang setara dan berkualitas.

Kesimpulan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan memberikan kontribusi yang besar dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Pemikirannya tentang pendidikan sebagai hak setiap individu, pendidikan sebagai proses membentuk karakter, pendidikan sebagai alat pemberdayaan, dan pendidikan inklusif, masih relevan dan berperan penting dalam konteks pendidikan saat ini.

Baca Juga  Peranan Utama Majors dalam Pendidikan

Untuk membangun sistem pendidikan yang berkualitas dan merata, penting bagi kita semua untuk mengembangkan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan menerapkannya dalam praktik pendidikan kita. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan mampu membentuk individu yang cerdas, kreatif, dan bermoral.

Latar Belakang Pemikiran Ki Hajar Dewantara

ki hajar dewantara pendidikan

Ki Hajar Dewantara, atau lebih dikenal dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang pendidik Indonesia yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal pada tanggal 26 April 1959. Beliau dikenal sebagai tokoh pendidikan yang memiliki pemikiran yang sangat mendalam tentang sistem pendidikan di Indonesia. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan sangat berpengaruh hingga saat ini.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta dari keluarga bangsawan yang memiliki latar belakang kuat dalam pendidikan. Ayahnya, RW Soerjaningrat, seorang guru sekolah dasar, dan ibunya, MAS Siti Soewardi, seorang keturunan suntikayasa abangan. Dari latar belakang keluarganya, Ki Hajar Dewantara memiliki bekal yang kuat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran barunya di bidang pendidikan.

Pada waktu itu, sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia masih terbatas dan tidak memprioritaskan pendidikan bagi masyarakat pribumi. Ki Hajar Dewantara merasa prihatin dengan kondisi ini dan berusaha untuk mengubahnya melalui pemikiran-pemikiran progresifnya. Ia percaya bahwa pendidikan harus menjadi sarana untuk memajukan bangsa dan mengatasi segala bentuk keterbelakangan.

Selama belajar di Belanda, Ki Hajar Dewantara terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran pendidik terkenal seperti John Dewey dan Maria Montessori. Mereka menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada anak dan mendukung kebebasan belajar. Pemikiran ini kemudian menjadi dasar bagi pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara juga sangat peka terhadap situasi dan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Beliau menyadari bahwa pendidikan harus sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya pendidikan yang relevan, bermakna, dan mengakomodasi keberagaman budaya serta potensi setiap individu.

Salah satu konsep pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah “Taman Siswa”. Konsep ini merupakan pendekatan pendidikan yang bersifat holistik, di mana anak-anak diajarkan melalui kegiatan praktis dan bermain. Melalui kegiatan ini, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan, nilai-nilai moral, dan kecakapan hidup sehari-hari.

Di samping itu, Ki Hajar Dewantara juga sangat mengutamakan pendidikan karakter. Beliau sadar bahwa pembentukan karakter yang baik sangat penting dalam membentuk generasi yang visioner dan berintegritas. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi salah satu pilar utama dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan juga sangat terkait dengan konsep “mandiri” dan “merdeka”. Beliau meyakini bahwa setiap individu harus memiliki kemandirian dalam belajar dan berpikir. Pendidikan harus memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal, tanpa adanya batasan dan diskriminasi.

Secara keseluruhan, pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan sangat menginspirasi dan memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pembangunan bangsa Indonesia. Pemikirannya yang progresif dan holistik telah mengubah paradigma pendidikan di Indonesia dan secara positif mempengaruhi berbagai kebijakan pendidikan yang diterapkan hingga saat ini.

Visi dan Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Visi dan Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan didasarkan pada prinsip kemerdekaan, kebebasan, dan kesetaraan dalam pendidikan. Visi dan filsafat pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara menggambarkan pentingnya memberikan akses pendidikan kepada semua orang tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau latar belakang budaya.

Ki Hajar Dewantara, atau bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Dia merupakan seorang pendidik, politisi, dan budayawan Indonesia yang memiliki pemikiran yang berani dan progresif dalam bidang pendidikan. Pemikirannya ini terinspirasi oleh pengalaman hidupnya sendiri dan melihat pendidikan sebagai sarana untuk mencapai kemerdekaan dan kesetaraan sosial dalam masyarakat.

Visi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan adalah memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Dia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan perbedaan latar belakang bukanlah batasan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara juga memandang bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya bertujuan untuk mencetak individu yang pintar secara intelektual, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan, moralitas, dan karakter. Dia berpendapat bahwa penekanan pada pembentukan karakter dan etika pada pendidikan akan membantu menjadikan individu yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan kebutuhan sosial, budaya, dan lingkungan. Pendidikan harus mengakomodasi perkembangan zaman dan mengajarkan kaum muda untuk memahami dan menghargai keanekaragaman budaya serta lingkungan di sekitarnya.

Baca Juga  Mengapa Kepala Sekolah Pada Cerita Diatas Menjadi Pemimpin Idola

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan juga mencakup konsep pendidikan holistik, yang berarti pendidikan seharusnya melibatkan pengembangan seluruh aspek individu, termasuk fisik, emosional, sosial, intelektual, dan spiritual. Pendidikan yang holistik ini bertujuan untuk menciptakan manusia yang seimbang dan berkembang secara menyeluruh.

Ki Hajar Dewantara membuat terobosan dengan memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan. Dia mendirikan sekolah khusus perempuan pertama di Indonesia, yaitu Sekolah Isteri (Sekolah Putri) pada tahun 1912. Hal ini menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan perempuan melalui pendidikan.

Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, sebuah organisasi pendidikan yang bertujuan untuk menyediakan pendidikan non-formal kepada masyarakat yang tidak memiliki kesempatan pendidikan formal. Organisasi ini juga memberikan landasan bagi dikembangkannya Sistem Pendidikan Nasional Indonesia setelah kemerdekaan.

Di akhir hayatnya, Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet RIS (Republik Indonesia Serikat) pada tahun 1949. Kontribusinya dalam bidang pendidikan dan perjuangannya untuk kesetaraan pendidikan membuatnya dihormati dan diakui oleh banyak orang sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan terus menginspirasi banyak pembelajar dan pendidik hingga saat ini. Visi dan filsafat pendidikan yang diperjuangkannya memiliki nilai universal dan relevan dalam membentuk generasi yang berkualitas serta mewujudkan masyarakat yang adil dan beradab.

Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam Praktek

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan tercermin dalam konsep pendidikan Taman Siswa yang ia dirikan. Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan yang inklusif dan demokratis kepada seluruh anak Indonesia tanpa memandang perbedaan latar belakang sosial dan ekonomi. Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara ini kemudian diaplikasikan dalam berbagai praktik pendidikan di Indonesia.

Salah satu penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam praktek pendidikan adalah dengan memberikan kemungkinan pada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa setiap anak memiliki potensi yang perlu dikembangkan melalui pendidikan. Dalam konsep Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara mengusulkan agar pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga yang mampu secara ekonomi, tetapi juga anak-anak yang kurang mampu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesempatan yang adil bagi setiap anak untuk mengakses pendidikan.

Taman Siswa juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan kebangsaan kepada para siswanya. Ki Hajar Dewantara menganggap bahwa pendidikan tidak hanya sebatas penguasaan pengetahuan akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kebangsaan. Oleh karena itu, dalam prakteknya, Taman Siswa memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan sikap kepemimpinan, kreativitas, dan kecintaan terhadap tanah air. Hal ini dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam seperti pramuka, seni, dan olahraga.

Di dalam Taman Siswa, pendidikan juga diberikan secara partisipatif. Ki Hajar Dewantara percaya bahwa setiap anak memiliki kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, dalam praktek pendidikan Taman Siswa, para guru diharapkan tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, melainkan juga fasilitator dan pendamping dalam proses belajar siswa. Guru di Taman Siswa memberikan ruang bagi siswa untuk mengemukakan pendapat, bertukar ide, dan berdiskusi sehingga siswa dapat aktif dalam proses belajar mereka.

Selain itu, Taman Siswa juga menerapkan pendekatan “belajar dengan bermain”. Ki Hajar Dewantara memiliki pandangan bahwa pendidikan seharusnya menyenangkan dan menarik perhatian para siswa. Dalam prakteknya, Taman Siswa menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, kreatif, dan menyenangkan seperti permainan, eksperimen, dan kegiatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan mendukung perkembangan potensi mereka secara holistik.

Taman Siswa juga menjunjung tinggi prinsip pendidikan inklusif. Ki Hajar Dewantara ingin menciptakan pendidikan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam praktiknya, Taman Siswa menerima dan mengakomodasi anak-anak dengan beragam kebutuhan, seperti anak-anak tunanetra, tunarungu, dan tuna daksa. Taman Siswa memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak, sehingga mereka dapat belajar dan berkembang secara optimal.

Penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam praktek pendidikan, terutama melalui konsep Taman Siswa, telah memberikan dampak yang signifikan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Konsep pendidikan inklusif, demokratis, dan berorientasi pada karakter yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara masih relevan hingga saat ini. Melalui praktik-praktik pendidikan yang mengadopsi pemikiran Ki Hajar Dewantara, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat memberikan kesempatan yang adil bagi semua anak untuk mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi positif pada bangsa dan negara.

Pengaruh Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan di Indonesia

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan memberikan pengaruh yang besar dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia dan mendorong gerakan pendidikan yang inklusif dan merdeka. Dengan visi dan gagasannya yang progresif, Ki Hajar Dewantara memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendidikan di Indonesia.

Konsep Pendidikan Inklusif

Konsep Pendidikan Inklusif

Ki Hajar Dewantara mendorong inklusi pendidikan di Indonesia dengan gagasan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kecacatan, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan layak diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang. Dengan demikian, Ki Hajar Dewantara memperjuangkan akses pendidikan yang lebih luas dan merata bagi semua anak di Indonesia.

Baca Juga  1 paragraf berapa baris

Visi Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan inklusif memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembentukan kebijakan pendidikan di Indonesia. Ia membuka pintu bagi anak-anak dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan pendidikan yang setara. Banyak sekolah dan lembaga pendidikan di Indonesia kemudian mempraktikkan konsep inklusi ini, sehingga mampu memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak-anak yang sebelumnya terpinggirkan.

Pendidikan Merdeka

Pendidikan Merdeka

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan merdeka menekankan pentingnya menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari belenggu keterbatasan dan ketidakadilan sosial. Ia mengajarkan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan pemberdayaan individu.

Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus menjadi proses yang memungkinkan individu untuk membangun potensi diri secara penuh, mengembangkan kreativitas, dan menghargai keberagaman. Dalam pemikirannya, pendidikan merdeka merupakan pendidikan yang memberikan kebebasan bagi individu untuk menjadi dirinya sendiri tanpa adanya penindasan atau diskriminasi.

Konsep pendidikan merdeka yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara mendorong pembentukan karakter yang kuat, sikap kritis, dan kemampuan berpikir mandiri bagi peserta didik. Hal ini memberikan pengaruh yang besar dalam praktik pendidikan di Indonesia, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Banyak lembaga pendidikan yang kemudian mengadopsi pendekatan ini, dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dan minatnya masing-masing.

Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter

Pemikiran Ki Hajar Dewantara juga menjadikan pendidikan karakter sebagai bagian integral dari pendidikan merdeka. Ia menekankan pentingnya membentuk karakter yang kuat dan moral yang baik sebagai landasan bagi individu dalam menghadapi kehidupan sehari-hari dan menjalankan peran mereka dalam masyarakat.

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mampu mengembangkan nilai-nilai kebaikan, seperti jujur, disiplin, kebersahajaan, dan tanggung jawab sosial. Melalui pendidikan karakter, ia berharap individu dapat memiliki orientasi nilai yang benar, memahami pentingnya toleransi dan kerjasama, serta memiliki sikap menghargai keberagaman budaya.

Pendekatan pendidikan karakter yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara memberikan dampak yang signifikan dalam upaya membentuk karakter generasi muda di Indonesia. Banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter dalam kurikulum mereka, sehingga siswa tidak hanya dididik untuk menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga baik dalam perilaku dan moral.

Metode Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Metode Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Salah satu aspek penting dari pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah metode pendidikan yang diusulkannya. Ia menekankan pentingnya penggunaan metode-metode yang relevan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Metode pendidikan yang dianjurkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah metode yang memungkinkan peserta didik untuk aktif dalam belajar, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dan pengalaman riil.

Ki Hajar Dewantara juga mengakui pentingnya peran guru dalam proses pendidikan. Ia mendorong guru untuk menjadi fasilitator belajar yang efektif, dengan mampu mengarahkan peserta didik untuk aktif berpartisipasi dan mengembangkan potensi mereka sendiri. Metode pembelajaran yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pengenalan nilai-nilai lokal dan budaya, sehingga pendidikan menjadi relevan dengan konteks kehidupan peserta didik.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Konsep pendidikan inklusif, pendidikan merdeka, pendidikan karakter, dan metode pendidikan yang diusungnya telah memberikan pengaruh positif dalam pembentukan paradigma pendidikan di Indonesia. Melalui pemikirannya, Ki Hajar Dewantara mendorong terciptanya pendidikan yang lebih inklusif, merata, dan berkualitas bagi semua anak di Indonesia.

Saran Video Seputar : Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hy Guys

Tolong Matikan Adblock Ya. Situs ini biaya operasionalnya dari Iklan. Mohon di mengerti ^^