Apa itu UPS Kegunaan Komponen Cara Memilih dan Jenis Jenis UPS
Beberapa waktu lalu ramai terdengar berita yang menyangkut Uninterruptible Power Supply atau yang lebih akrab disingkat dengan UPS. Sebenarnya UPS sudah lama dikenal oleh pengguna PC di tanah air. Sering kali calon pengguna pun ditawarkan oleh penjual ketika akan merakit sebuah PC dengan imingiming UPS, termasuk dalam paket penjualannya. Lalu, apa sih sebenarnya UPS itu dan apa saja kegunaan, serta mitos-mitos seputar tentang UPS. Untuk keperluan ini, kami bertemu dengan Alex Hendra dari Wahana Indonesia selaku distributor sebuah brand UPS cukup terkenal yaitu SOCOMEC. Pada kesempatan ini Alex Hendra juga mengajak Mr. Jamus Goh sebagai IT Channel Sales dari brand SOCOMEC untuk Asia Pasific. Pada kesempatan ini, kami mengajukan beberapa pertanyaan seputar UPS, dari hasil wawancara tersebut kami mendapatkan berbagai macam informasi sebagai berikut.
Apa itu UPS
Pada umumnya masyarakat mengenal UPS sebagai penopang daya ketika terjadi masalah pada sumber listrik utama yaitu dari PLN. Ketika terjadi blackout atau pemadaman UPS akan menyuplai daya sementara ke dalam perangkat PC kita. Secara umum disitulah letak fungsi dari UPS, hanya saja jika kita mau mengkaji lebih dalam dampak positif dari penggunaan UPS, kita akan mendapat sederet jawaban. Antara lain memberikan waktu yang cukup untuk segera menghidupkan genset sebagai pengganti listrik utama dari PLN, kemudian memberikan waktu yang cukup untuk melakukan back up data yang dibutuhkan serta memberikan waktu yang cukup bagi system ataupun operating system untuk melakukan shutdown guna menghindari kerusakan. Selain itu UPS juga dapat memberikan proteksi tambahan dimana UPS dapat bersifat sebagai stabilizer tegangan yang dapat mengamankan dari kerusakan hardware.
Komponen UPS
Agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, UPS bergantung pada kinerja 3 komponen utama. Yang pertama adalah baterai. Fungsinya adalah sebagai penyimpan daya pada UPS, layaknya seperti baterai pada laptop. Kapasitas baterai UPS ini menjadi patokan seberapa lama UPS dapat menyediakan daya cadangan saat listrik padam. Semakin besar kapasitasnya, harga yang harus ditebus juga semakin mahal. Komponen kedua adalah rectifier. Komponen ini bertugas men-charge baterai UPS dengan daya dari listrik utama. Konversi arus AC dari listrik ke DC (baterai) juga menjadi tanggung jawab komponen ini. Sedangkan komponen ketiga adalah inverter. Fungsinya adalah sebagai pengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC, sehingga siap disalurkan kepada perangkat elektronik yang terkena gangguan listrik padam.
Baca Juga : Siapa Penemu Teknologi Wireless ?
Jenis – Jenis UPS
UPS sebenarnya banyak ragamnya, dari teknologinya terdapat 3 pembagian utama dari sebuah UPS. Jenis pertama adalah Offline UPS atau Standby UPS. Jenis kedua adalah Online UPS sedangkan jenis ketiga adalah Line Interactive UPS. Untuk Offline UPS adalah jenis UPS paling sederhana. Rectifier dan inverter berada dalam 1 unit. Biasanya UPS jenis ini menggunakan switch mechanical ketika sumber daya utama terputus. Dalam waktu sekitar 25 milisecond switch akan menghubungkan ke bagian inverter dengan sumber daya dari baterai. UPS jenis ini adalah yang sering digunakan untuk pengguna PC rumahan. Jenis kedua dari UPS dalah Online UPS. Di dalam UPS jenis ini, rectifier dan inverter posisinya terpisah sehingga harganya pun terbilang lebih mahal. Perbedaan mendasar dari UPS jenis ini dengan UPS jenis Offline adalah arus selalu terkoneksi dengan inverter sehingga tidak diperlukan mekanisme switch. Sehingga ketika sumber daya listrik utama mati, supplai daya ke rectifier akan di blok. Akibatnya arus DC dari batere menuju inverter terjadi. Keuntungan dari UPS jenis Online adalah cocok untuk peralatan yang sensitif dengan fluktuasi arus listrik. Jenis ketiga ada Line Interactive UPS. UPS jenis ini mempunyai AVR (Automatic Voltage Regulator) di dalamnya yang berfungsi mengatur daya dari peralatan. Sebenarnya UPS jenis ini hampir mirip dengan UPS jenis Off line. Hanya saja terdapat tambahan AVR tersebut. Berupa trafo yang yang dapat menambah atau mengurangi tegangan ketika dibutuhkan.
UPS dari Form Factor
Secara garis besar, UPS mempunyai dua buah form factor, yaitu model rack dan model tower. Model tower adalah model yang sering digunakan untuk UPS rumahan maupun kebutuhan kantor. Sedangkan model rack tower sering digunakan untuk kebutuhan enterprise terutama untuk backup daya server dan networking.
Tipe tipe gangguan dalam kelistrikan
Noise. Secara umum noise adalah fluktuasi kenaikan atapun penurunan tegangan listrik. Misalkan tegangan normal listrik di Indonesia adalah 220V sedangkan listrik anjlok menjadi 200V, maka dibutuhkan sebuah UPS yang menggunakan teknologi AVR. AVR di pasaran pun banyak jenisnya, dari yang hanya meng andalkan sirkuit elektronik ataupun menggunakan sebuah rotor listrik tergantung dari pengguna untuk memutuskan. Blackout atau istilah umumnya litrik padam, bisa dikarenakan pemadaman dari PLN maupun dikarenakan jaringan listrik lokal mengalami korsleting sehingga sekering putus yang berakibat listrik padam. Hal ini biasa diatasi dengan penggunaan UPS. Surge and Spike. Gejala ini adalah naiknya voltase dengan sangat drastis dan kemudian turun lagi. kenaikan voltase dari 220V dapat mencapai 1000V namun hanya dalam sepersekian detik saja. Penyebab umumnya adalah berhentinya sebuah beban berat dalam jaringan listrik. Semisal mesin las listrik saat dimatikan. Brown Out. Gejala ini adalah kebalikan dari gejala Surge and Spike. Di mana gejala ini adalah turunnya voltase dalam jaringan listrik dalam sepersekian detik. Hal ini biasanya dikarenakan oleh hidupnya peralatan listrik dalam kapasitas besar. Biasanya kita mendeteksi gejala tersebut dengan redupnya lampu.
Cara memilih UPS
Lalu bagaimanakah memilih UPS yang cocok dengan kebutuhan pengguna? Di pasaran banyak sekali merek-merek dengan berbagai macam spesifikasi. Biasanya spesifikasi yang digunakan di dalam UPS adalah satuan VA atau singkatan dari Volt Ampere. Sebagai contoh untuk sebuah PC dengan kapasitas daya total membutuhkan daya sebesar 500W. Sebagai saran gunakanlah UPS yang daya nya lebih besar sekitar 25 persen dari kebutuhan daya PC pengguna, sehingga sebuah PC dengan daya 500W tersebut (500 + (500 x 0.25) = 625W). Angka aman yang didapat adalah 625W. Sedangkan rumus untuk perhitungan VA adalah True Power = Power Factor x Apparent Power. True Power adalah daya dalam satuan watt, Power Factor adalah variabel tetap, untuk amannya biasa digunakan variabel tetap 0.6. Sedangkan apparent Power adalah satuan dalam VA (Volt Ampere). Sehingga untuk PC dengan kebutuhan daya 500W maka UPS yang tepat dan aman adalah 0.6x1200VA= 720W.
Perhitungan waktu backup
Setelah mengerti tentang cara pemilihan UPS yang tepat dan aman, lalu bagaimanakah cara menhitung waktu backup nya sehingga pengguna pun dapat mempergunakan waktu secara efisien di dalam kondisi blackout? Terdapat sebuah rumus perhitungannya. Oleh karena itu pengguna perlu mengetahui tentang jumlah baterai di dalam unit UPS tersebut. Namun jika pengguna tidak mengetahui secara pasti, dapat mengasumsikan bahwa hanya terdapat 1 buah baterai saja.
Maka rumusnya adalah: Waktu backup = baterai ah x (volts/load) x (1/power factor) Baterai Ah: Baterai Ah dari UPS memiliki nilai 7 Load: adalah konsumsi daya yang dibutuhkan Power Factor: rata-rata power factor sebesar 1.4 Voltase: tegangan pada baterai. Setiap baterai memiliki tegangan sebesar 12v Sebagai contoh si Adri mempunyai sebuah PC dengan kebutuhan daya 500A dan mempunyai sebuah UPS dengan daya 1200VA dengan sebuah baterai terpasang di dalamnya. Maka perhitungannya sebagai berikut. Waktu Backup = 7 x ((12×1)/500) x (1/1.4) atau = 7 x 0.024 x 0.7 = 0,1176 jam atau setara dengan 7 menit 3 detik. Dengan mengetahui perhitungan di atas, diharapkan pengguna PC makin mengerti kegunaan UPS, jenis-Jenis UPS serta UPS yang tepat untuk kebutuhannya.
- Yandex VPN Chrome APK. Rekomendasi APK Streaming 2024 - November 21, 2024
- yandex russia video bokeh museum 2021 asli - November 21, 2024
- 111.90.l50.204 Yandex APK 2024, Streaming Film Bokeh Legal - November 21, 2024