Kamera Digital Terbaik setara DSLR Sony RX1
Kehadiran Sony RX1 bagaikan kisah dongeng yang sulit dipercayai kebenarannya. Meski terlihat layaknya kamera kompak dengan lensa yang terlalu besar, kamera mungil ini dibekali sensor gambar full-frame. Bahkan, RX1 adalah kamera full-frame terkecil di dunia. Sayangnya, lensa RX1 bertipe fi dengan ukuran 35 mm f/2, tidak seperti kamera DSLR dan berjalan mendekati atau menjauhi subyek adalah satusatunya cara untuk zoom. Meski demikian, lensa 35 mm adalah ukuran lensa dengan sudut pandang klasik, tak terlalu lebar dan tidak juga sempit. Terlebih lensa ini dibuat oleh Carl Zeiss. Sementara itu, viewfider elektronik atau optikal absen dari kamera ini, yang dijual secara terpisah dengan harga yang tergolong tinggi. Sebelum membahas lebih lanjut, Sony RX1 dibanderol dengan harga US$ 2800. Pertanyaannya adalah: layakkah dihargai setinggi itu?
DESAIN & PENGGUNAAN
RX1 hadir dengan bodi solid dan desain perpaduan antara retro, modern dan premium. Sony secara cerdas menempatkan kendali di bagian yang mudah dijangkau jari. Meski berdesain sederhana, seluruh kendali yang dibutuhkan mudah ditemukan dan diakses. Atur aperture dengan cincin aperture di sekeliling lensa, dan shutter speed menggunakan cincin kontrol belakang, meski mungil namun mudah digunakan. Cincin kompensasi eksposure membantu mengatur penyesuaian EV, dengan tombol kostumisasi terletak di bawahnya.
Meski awalnya lensa tampak terlalu besar, namun Anda akan segera terbiasa. Bahkan, kami mulai menyukai tampilannya, dari cincin aperture elektronik, cincin switch pemotretan makro dan highlight di sekeliling dasar lensa. Logo Zeiss biru kecil di sisi bodi dipercantik dengan tambahan jingga dan penutup lensa unik. Lensa RX1 dilengkapi cincin switch pemotretan AF makro di depan cincin aperture. Untuk memotret pada mode Macro, ubah jarak fokus ke 0,2 m – 0,35 m, untuk kembali, ubah ke 0,3 m – tak terbatas. Release shutter tampil sempurna jika ditekan dengan tekanan yang tepat. Meski tidak sunyi, suara yang dihasilkan shutter terbilang sangat pelan sehingga menjadikannya rekan perjalanan yang ideal. Switch daya terbilang kaku sehingga kemungkinan tertekan secara tidak sengaja di dalam tas sangat sedikit, namun tetap nyaman saat digunakan. Absennya viewfider membuat kami memanfaatkan monitor LCD belakang.
Layar 3 inci beresolusi 1228k-dot tampil menawan. Gambar yang ditampilkan tajam kaya warna, yang terkadang menjadikan gambar lebih terang dari aslinya. Berbeda dengan Sony Nex yang mampu menampilkan kapasitas baterai yang tersisa dalam format persen, kamera ini hanya mampu menampilkannya dalam format bar. Terlebih, kamera ini dibekali baterai berkapasitas kecil yang menjadi kekecewaan tersendiri. Dengan mengatur kualitas monitor LCD di level ‘High”, baterai kamera mampu bertahan hingga 220 gambar. Pada level standar, daya tahan baterai meningkat hingga 270 gambar. Selain itu, baterai hanya bisa diisi ulang saat berada dalam bodi kamera via USB. Membeli baterai tambahan tidak banyak membantu, sebab kamera ini tidak dilengkapi charger eksternal.
PERFORMA GAMBAR
Singkatnya, performa sensor full-frame terbilang sangat baik. File 24 MP sangat tajam dan sangat detil, warnanya solid, otofokusnya sangat baik dan lensanya bekerja gemilang. RX1 tidak menghasilkan gambar yang baik, RX1 memotret gambar terbaik seperti yang pernah kami lihat dari kamera bersensor full-frame, tepatnya kamera DSLR yang besar. Sedikit tentang otofokus (AF): bukanlah yang tercepat tapi bukanlah yang terlambat juga – untuk beberapa situasi lensanya akan keluar masuk untuk mencari fokusnya, alih-alih hanya mencari target. Tidak memakan waktu yang lama, tak seperti Canon EOS M dan masih sangat berguna. Jika otofokus bukan gaya Anda, RX1 membuat fokus manual yang memudahkan pencarian fokus. Area fokus muncul di layar dan terdapat juga pilihan memperbesar fokus untuk zoom otomatis pada layar di saat Anda memutar cincin fokus. Satu kelemahan AF-nya adalah, tak ada cara singkat untuk memilih titik fokus.
Untuk mengatasi itu ada beberapa pilihan; Anda bisa memilih tracking AF dengan menekan tombol tengah pada cincin kontrol di bagian belakang, fokuskan di tengah dan biarkan AF memfokus subyek. Atau Anda menggunakan Spot AF dan menggunakan d-pad untuk mengganti titik fokus yang Anda inginkan. Tapi sangat lambat – titik fokus sangat kecil dan Anda tidak dapat mengubah ukurannya jadi Anda memerlukan sedikit waktu tambahan untuk berpindah dan untuk beberapa alasan Anda tidak dapat menggunakan cincin kontrol belakang untuk memindahkan titik tersebut secara cepat. Pada aspek ini, RX1 sangat diuntungkan dengan hadirnya layar sentuh. Sejauh ini RX1 menjadi salah satu yang tertinggi pada grafi pengujian resolusi, dengan 2800 x 2800 LPH ( horisontal dan vertikal).
Gambarnya sangat detil berkat resolusi 24 MP yang tinggi. Di sisi lain, fie 24 MP merupakan pelahap media penyimpanan; besar fie-nya berkisar dari 10 Mb hingga 20 Mb, dengan rata-rata berukuran 12 Mb per fie. Noise gambar sangat terkendali dan kami sangat terkesan dengan hasilnya. Anda dapat melihat noise hadir pada ISO 1600, dan lebih banyak noise pada ISO 3200 yang terlihat titik cantik di antara noise dan kualitas gambar. Detil rusak pada ISO 6400, sementara ISO 12.800 dan ISO 25.600 sangat banyak noise-nya. Meski tampak pada ISO tinggi, noise hadir dengan sangat tipis, terlihat dengan baik dari pada kasar. Terbuka lebar pada f/2, kami menemukan gambar yang sedikit lembut; beberapa gambar tampil tajam dengan f/4. Sudut kanan atas adalah kelemahannya dan tak fokus hingga f/5,6, tetap seperti itu hingga f/16. Pada f/22, difraksi menyebabkan detil sedikit kabur. Terdapat sedikit penyimpangan kromatik yang dapat diperbaiki pada kamera. Panjang fokal 35 mm menyebabkan distorsi yang dapat dibenahi secara otomatis pada kamera dengan menghidupkan koreksi distorsi. Salah satu kebisaan buruk RX1 adalah seringnya gambar terlihat underexposure; untuk membenahinya Anda hanya perlu meningkatkan exposure satu stop pada saat paska produksi tanpa membuang aslinya.
KESIMPULAN
Inilah cara kami memandang RX1: sangat bagus, kamera dengan konsep mendobrak keterbatasan desain kamera, walaupun hanya untuk siapa yang mau mengeluarkan uang sebanyak itu, tanpa mengedipkan kelopak mata. Jika Anda menyukai 35 mm f/2 dan menginginkan kekuataan dari sensor fullframe 24 MP, RX1 tidak akan mengecewakan Anda dengan bodi solidnya, handling yang halus dan gambar menakjubkan. Ini bersenang-senang bermain dengan lensa prime dan ukuran kompak RX1 membuatnya mudah dimasukkan ke tas untuk keseharian, ketika digenggam dan saat di tangan sewaktu berjalan untuk mencari momen menarik. Tentu, Anda bisa mendapatkan kamera DSLR full-frame dan lensa 35 mm f/2 yang lensanya bisa dilepas tukar. Tapi Anda tidak akan mendapatkan ukuran kompak RX1 dan shutter yang hening, dua faktor yang akan membantu Anda agar tampil tak mencolok dan mengintimidasi saat memotret orang lain dengan kamera berukuran besar. RX1 tidaklah sempurna. Daya tahan baterai benar-benar rendah, hanya 220 hingga 270 foto, hanya bertahan setengah hari. Tak ada manfaatnya jika memiliki kamera bertenaga fullframe dengan lensa Carl Zeiss di tangan jika tak dapat menyala. Itu satu-satunya alasan untuk kami untuk berhenti sejenak merekomendasikan RX1. Meski berbekal kemampuan mengagumkan, kamera ini juga memiliki kekurangan yang cukup menyita perhatian. Namun hingga saat ini, belum ada kamera seperti RX1.
- Daftar Software Wajib dan Terbaik untuk Edit Foto di Laptop Windows dan Mac OS - December 8, 2024
- Inilah Mobil Hybrid Irit BBM Mewah dan Canggih dari Lexus - December 8, 2024
- Sejarah Indonesia Mengikuti Olahraga Ski ES - December 8, 2024