Ini Perkembangan Teknologi 5G di Indonesia
Tantangan Penyediaan Layanan 5g penyelenggaraan layanan jaringan 5G di beberapa negara sudah di depan mata. Lalu kapan kita di Indonesia dapat menikmati jaringan yang supercepat tersebut? Masih banyak tantangan yang dihadapi pemerintah dan para penyelenggara jaringan untuk mewujudkan konektivitas 5G Jaringan 5g menyajikan kecepatan konektivitas yang jauh lebih tinggi daripada jaringan 4G LTE yang ada sekarang. Kecepatan downloadnya minimal 1Gbps (Gigabits per second), bahkan diharapkan dapat mencapai 100 hingga 800Gbps, tergantung dari spektrum frekuensi yang digunakan. Selain kecepatan, feature 5G yang sangat menarik adalah low latency. Response time jaringan 5G ditargetkan di bawah 5 milisekon. Response time yang cepat atau low latency tersebut sangat bermanfaat bagi teknologi seperti self-driving car, telemedicine, atau mobile healthcare, serta streaming content Virtual Reality (VR) melalui koneksi mobile. Jaringan 5G juga memiliki coverage yang lebih bagus daripada 4G LTE. Targetnya adalah 1 juta peranti per kilometer persegi untuk mencegah degradasi sinyal di tempat keramaian seperti stadion. Selain itu 5G juga mendukung beamforming yang dapat memprioritaskan bandwidth di wilayah yang permintaan lalu lintas datanya tinggi. Selain beberapa yang telah disebutkan di atas, koneksi 5G juga dimanfaatkan untuk koneksi peranti-peranti Internet of Things (IoT). Jaringan 5G mendukung sejumlah besar koneksi peranti IoT dengan biaya yang murah dan umur batere yang sangat panjang serta coverage yang luas termasuk di dalam gedung. IoT semakin berkembang dengan kehadiran 5G.
Baca Juga : Aplikasi Android IOS Android untuk Cari Kerja Sampingan
Sudah Mulai Tahun ini
Peluncuran layanan 5G di berbagai negara diharapkan dimulai pada tahun 2020 mendatang. Namun beberapa operator telekomunikasi merencanakan peluncuran layanan 5G lebih cepat dari itu. China Mobile, misalnya, merencanakan peluncuran layanan 5G pada 2019. Operator di Amerika Serikat seperti Sprint, T-Mobile, dan AT&T, bahkan bakal menyediakan layanan 5G tahun ini juga. Bagaimana dengan perantiperantinya, apakah sudah siap? Smartphone 5G sudah siap meluncur pada 2019 mendatang. Tak kurang dari 19 vendor smartphone sudah siap dengan produknya yang mendukung 5G, termasuk LG, Sony, ZTE, dan HTC. Keseluruhan vendor tersebut telah menyatakan akan menggunakan modem Qualcomm Snapdragon X50 5G NR. Selain smartphone, peranti lainnya yang memanfaatkan 5G adalah notebook. Sebelumnya Qualcomm telah bermitra dengan Hewlett-Packard, Asus, dan Lenovo, yang telah meluncurkan notebook Windows 10 dengan system-on-chip dari Qualcomm. Begitu pula dengan Intel yang telah bermitra dengan Dell, HP, Lenovo, dan Microsoft, untuk menciptakan PC Windows dengan konektivitas 5G menggunakan modem 5G yaitu Intel XMM 8000 Series. Mereka berharap dapat meluncurkan PC dengan konektivitas 5G pada semester kedua 2019. Modem Intel XMM 8000 juga bakal digunakan untuk smartphone. Intel telah berkolaborasi dengan Spreadtrum untuk membuat smartphone 5G yang bakal diluncurkan pada semester kedua 2019.
Tantangan Penyediaan 5g
Meski para operator dan penyedia teknologi dan peranti terlihat sudah siap dengan layanan 5G, tetapi sebenarnya perwujudannya di suatu negara tidaklah mudah. Banyak pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu pemerintah/ regulator, penyedia layanan (operator), penyedia peralatan, dan penyedia peranti. Masingmasing pihak harus bekerja sama dalam sebuah ekosistem. Pada perwujudan layanan 5G di suatu negara, tantangan pertama ada di pihak pemerintah atau regulator. Mereka harus mengalokasikan spektrum frekuensi yang akan dipergunakan oleh operator. Pemilihan spektrum sebaiknya disesuaikan dengan yang dipakai oleh banyak negara lainnya karena menyangkut ketersediaan perangkat jaringan dan peranti yang mendukung spektrum frekuensi yang dipilih. Bila pemilihan spektrum berbeda dengan kebanyakan negara lainnya, pengadaan perangkat jaringan dan peranti untuk aksesnya menjadi lebih mahal. Spektrum frekuensi jaringan 5G dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu di bawah 1GHz (sub-1GHz), 1-6GHz, dan di atas 6GHz. Untuk yang di bawah 1GHz, cakupan layanannya meliputi jangkauan yang lebih luas yaitu mulai daerah perkotaan, pinggiran, sampai pelosok atau pedesaan.
Untuk yang di atas 6GHz, cakupannya lebih sempit, misalnya perkotaan, tetapi kecepatan yang diperoleh sangat tinggi. Untuk spektrum frekuensi tinggi, dibutuhkan sel jaringan yang lebih sempit (small cell). Dalam hal ini jarak antar base station (BTS) hanya sekitar 500 kaki atau sekitar 150 meter, ketinggiannya pun tidak setinggi BTS 4G LTE. Untuk itu, tiang lampu dan tiang listrik akan dimanfaatkan pula sebagai BTS 5G. Antena-antena akan dipasang di tiang-tiang tersebut termasuk di atap-atap di dalam gedung.
Sehingga di wilayah kota akan sangat banyak BTS untuk 5G, jauh lebih banyak daripada yang dipakai 4G LTE. Penempatan antena tersebut menjadi tantangan tersendiri. Kerapian pemasangan sangat perlu diperhatikan agar tidak mengganggu pemandangan di wilayah kota dan perumahan padat penduduk. Di AS, pemasangan antena tersebut masih mejadi masalah. Warga kota masih mempermasalahkan kerapian pemasangan antena, sementara pemerintah masingmasing negara bagian masih tarik ulur mengenai tarif penempatan per BTS dengan para operator seluler. Bagaimana dengan di Indonesia kelak? Hingga artikel ini diturunkan, pemerintah belum menentukan spektrum frekuensi yang akan dipakai jaringan 5G di Indonesia. Alokasi spektrum tidak mudah karena frekuensi yang dikehendaki kemungkinan sudah terpakai. Setelah spektrum frekuensi ditentukan pun, pekerjaan besar lainnya adalah pengaturan penempatan BTS milik masing-masing operator agar wilayah perkotaan dan pemukiman tidak berubah menjadi “hutan” BTS
- Download X8 Speeder Merah Tanpa Iklan Versi Terbaru 2023 - November 1, 2024
- Cara Hack Slot Pragmatic / Cheat Slot Pragmatic Terbaru 2023/2024 - November 1, 2024
- Fidyah Dibayar kepada Siapa? - November 1, 2024