Langkah Diet yang Benar, Sehat, Alami, Seimbang dan Cepat
Anda sudah lama sekali menjalani diet. Tapi, hasilnya tak juga memuaskan. Dalam dua minggu awal berat badan perlahan turun, tapi minggu- minggu setelah waktu berat badan malah kembali ke awal – bahkan naik. Sebelum Anda depresi atas kondisi itu, coba metode diet komprehensif. Diet komprehensif merupakan istilah pengaturan pola makan dengan menggabungkan berbagai pendekatan sehingga tujuan penurunan berat badan atau memeroleh berat badan ideal. Walau merupakan kombinasi berbagai metode, diet ini tetap merupakan metode diet yang tergolong sederhana dan relatif bisa diterapkan untuk semua kalangan.
Beragam Pendekatan. Menurut penjelasan dr. Grace Judio Kahl, M.Sc, MH, Cht, spesialis penurunan berat badan dari klinik Lighthouse Indonesia, kegagalan usaha menurunkan berat badan bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak, mutasi gen, faktor protein dalam tubuh, atau hormon yang tidak seimbang. “Sebagai contoh, ketidakseimbangan neurotransmitter menyebabkan dorongan untuk selalu menyantap semua makanan yang ada di hadapan kita. Sementara itu, gangguan hormon membuat seseorang menjadikan makanan sebagai pelepas stres,” urainya. Untuk mengatasi hal itu, seseorang tidak bisa hanya menggunakan satu pendekatan atau metode. Kombinasi beragam pendekatan ilmu pengetahuan inilah yang ada dalam metode diet komprehensif. “Diet ini menggabungkan berbagai pengetahuan, yaitu disiplin ilmu nutrisi, medis, psikologi, ilmu olahraga,” terang dr. Grace.
Kombinasi Obat dan Terapi Dari ilmu medis, program penurunan berat badan dilakukan dengan pemberian terapi obat. Ahli nutrisi akan memberikan obat sesuai kebutuhan bagi seseorang yang ingin menurunkan berat badan. Biasanya, ada tiga macam obat yang biasanya dikasih, yakni obat penekan nafsu makan, peningkat metabolisme, dan obat pembantu penyerapan karbohidrat. Berdasar ilmu psikologi, pendekatan dilakukan dengan mengetahui sisi psikologis dan bawah sadar seseorang yang kesulitan menurunkan berat badan. Terapi ini biasa dalam bentuk konsultasi dan edugames. “Bahkan, di klinik Lighthouse, kami menggunakan metode tes DNA, selain tes hormon. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi hormon dan kecepatan metabolisme seseorang. Dari situ, kami bisa memberikan beberapa solusi, seperti program makan, program olahraga, dan program motivasional,” paparnya.
Tiga Langkah Turunkan Bobot
Berdasarkan penjelasan mengenai Diet Komprehensif di atas, berikut ini tiga langkah sederhana untuk mengaplikasikan metode diet tersebut.
Langkah 1: Mengatur Pola Makan
Pada langkah pertama ini, yang akan Anda lakukan ialah mengatur pola makan sebagai acuan mengonsumsi makan. Bagaimana caranya? Sederhana, kurangi jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dari kebutuhan tubuh. “Ibarat mobil, kalau bensin yang Anda butuhkan 40 dan masuknya 40, yang nggak mungkin terjadi penurunan bobot. Kalau ingin ada penurunan, jumlah asupan harus lebih sedikit dari kebutuhan,” terang dr. Grace. Menurutnya, apapun metode diet yang Anda jalani saat ini, entah itu raw food, mayo diet, Obsessive Corbuzier’s Diet (OCD), atau diet tanpa nasi, semua itu bukan jaminan. Letak jaminan bobot turun, hanya terjadi bila kalori yang Anda makan lebih kecil yang tubuh Anda butuhkan. Berpegang pada prinsip yang diutarakan oleh Dokter Grace, Anda bisa mengacu pada piramida makanan, yang terdiri dari sayuran dan buah pada bagian terbawah, kemudian di atasnya terdapat lauk atau sumber protein – baik nabati maupun hewani, selanjutnya lemak, minyak, gula dan garam. Prinsipnya, semakin ke atas harus lebih sedikit konsumsinya. Jadi, dalam sehari, Anda makan sayur dan buah itu empat kali, lauknya tiga kali, nasinya dua kali. Atau, saat sekali makan, komposisi sayur dan buah lebih banyak, lalu diikuti lauk dan nasinya. Tentu, jumlah yang Anda makan harus lebih sedikit dari kebiasaan makan Anda.
Langkah 2: Tambahkan Aktivitas Olahraga
Kelak, bila Anda sudah terbiasa pola makan di atas dan bobot sudah mulai turun, jangan lupa untuk menambah usaha Anda dengan berolahraga. Tujuannya adalah untuk mempercepat penyusutan lemak. Dalam langkah ini ada beberapa poin penting berdasarkan penjelasan dr. Sophia Hage, Sp. KO, spesialis kedokteran olahraga, yang perlu Anda pahami.
- Tahap 1: Disiplin pada frekuensi latihan yang Anda sudah tentukan. Frekuensi latihan ideal untuk membakar lemak secara efektif ialah 3 - 5 kali dalam seminggu. Bisa hari kapan saja. Yang terpenting, pastikan frekuensi latihan yang Anda lakukan tidak kurang.
- Tahap 2: Pilihlah olahraga kardio respirasi. Untuk jenis latihan kardio-nya, sesuai dengan selera dan hobi Anda. Anda bisa memilih olahraga berlari, berenang, bersepeda, freeletics, senam, zumba, dan lain-lain.
- Tahap 3: Intensitas olahraga dalam batas sedang. Bila Anda punya aplikasi olahraga untuk mengukur detak jantung, pastikan denyut jantung jantung tak lebih dari 80. Berolahragalah dalam intensitas sedang, di kisaran angka 65 - 80. Atau dengan cara simpel, bisa Anda lihat dengan berbicara saat berolahraga. Saat Anda masih bisa bicara tapi nadanya tidak bisa tinggi, berarti olahraga yang Anda lakukan dalam tingkat intensitas sedang.
- Tahap 4: Durasi olahraga sebaiknya di atas 45 menit. Alasan harus di atas 45 menit ialah karena proses pembakaran lemak baru terjadi saat berolahraga di menit tersebut. Dalam praktiknya, Anda tak diperbolehkan menambah intensitas secara sembarangan. Peningkatan intensitas hanya berlaku bila Anda merasa olahraga yang Anda lakukan sudah tak menantang dan olahraga yang Anda lakukan tak lagi memberi tekanan pada lutut, katakanlah lari.
Langkah 3: Mengubah Kebiasaan Makan. Susah? Yup! Mengubah kebiasaan memang bagian paling susah dari usaha diet. Karena secara tidak langsung, ada perubahan mindset. Perubahan pola pikir itu tidak bisa sebentar dan gampang. Dijelaskan oleh Tara de Thouars, B.A, M.Psi, psikolog dari klinik Lighthouse, perubahan pola makan tanpa perubahan prilaku itu omong kosong. Suksesnya sebuah program diet itu karena adanya perubahan pola makan yang konsisten, dibarengi dengan perubahan prilaku yang konsisten pula. “Misalnya, ada pediet dihadapkan pada dua pilihan makanan, yakni sayur bayam dan kue keju. Kemudian kita tanya, lebih sehat mana? Sayur bayam atau kue keju? Orang pasti akan langsung menjawab, sayur bayam. Tapi, meski sudah tahu kue keju kurang sehat, tetaplah kue yang bakal kita ambil. Di sini, masalahnya adalah kurangnya kontrol diri,” ungkapnya. Mau tidak mau, kontrol diri seseorang yang ingin melakukan program diet harus ditingkatkan. “Itulah jalan tercepat mencapai target diet Anda,” tegas Tara. Saat pediet sudah mampu mengontrol diri atau mengendalikan dorongan impulsif, emosi, hasrat mengonsumsi makanan, ia akan mampu tak mengonsumsi makanan junkfood yang menggoda. Bila pediet sudah berada di tahap ini, dengan sendirinya berat badan bakal turun, tanpa harus kikuk saat melihat timbangan.
Baguskah Kontrol Diri Anda? Bila Anda merasa masih lemah dalam mengontrol diri, tidak perlu cemas. Ada beberapa cara yang dapat membantu Anda meningkatkan pengendalian diri melawan godaan makanan.
Ketahui kebutuhan tubuh Anda, terutama perut. Caranya, fokuskan pikiran Anda pada perut Anda ketika ada godaan makanan. Sambil meletakkan tangan Anda di atas perut dan pejamkan mata, bertanyalah pada diri Anda sendiri, apakah sedang lapar? Bila Anda memang merasa kenyang, segera jauhkan pikiran tentang makanan yang menggoda Anda. Breathing-relaxation. Tarik napas dalam-dalam selama 2 - 3 menit. Tujuannya adalah membuat pikiran kita lebih logis sehingga mengesampingkan dorongan emosi untuk makan. Spent time to think carefully. Caranya, saat Anda mulai terbujuk godaan makan, pikirkanlah lagi apakah Anda memang sudah perlu makan. Jangan jadi orang yang reaktif terhadap makanan. Menghindar. Kalau Anda orang yang termasuk tak bisa menolak tawaran makan, hindari saja, Bung. Jangan memasukkan diri Anda dalam pencobaan!
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024