Inilah Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Berbagai penelitian menyatakan, puasa memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, puasa tak akan memberikan efek apa pun pada tubuh, jika kita tidak mengatur pola makan dengan baik.Tak jarang kita mendengar kisah-kisah “keajaiban” dari manfaat berpuasa. Bagaimana puasa dapat memberikan kesembuhan bagi mereka yang memiliki penyakit. Ada sebagian orang yang merasa lebih fit ketika berpuasa. Seperti cerita dari dr. Kusdinar Achmad, MPH, ahli gizi dari Universitas Indonesia, misalnya. Pria berusia 62 tahun ini menceritakan kisah temannya yang memiliki penyakit maag akut. Pada hari-hari biasa, meskipun sudah makan secara teratur, penyakit maag temannya itu justru sering kambuh. Namun, saat berpuasa, ajaibnya asam lambung sang teman malah tidak rewel dan ia pun sehat-sehat saja.
Puasa dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserida dalam tubuh asal dibekali pola makan yang tepat
Ketika mencari informasi mengenai manfaat puasa di internet, kita juga menemukan banyak artikel yang membahasnya. Bahkan, ada yang menjabarkan puluhan manfaat dari puasa. Sebuah artikel di situs web National Health Service di Inggris mengatakan bahwa puasa merupakan kesempatan yang baik untuk menjaga kesehatan karena dapat menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserida dalam tubuh. Namun, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc, MS SpGK, dokter gizi FKUI, mengatakan hal itu tak selalu terjadi ketika berpuasa. “Jangan salah, puasa hanya membantu menurunkan karena puasa bukan obat atau terapi. Harus dibantu dengan kebiasaan makan yang baik,” katanya saat ditemui di Salemba. Kebiasaan makan yang baik ini maksudnya adalah menjaga pola makan saat sahur dan berbuka. Masalahnya, yang sering terjadi adalah, karena tahu kita akan berpuasa seharian, pas sahur jadi makan banyak. Hal yang sama juga terjadi saat berbuka puasa. Karena menahan lapar dari pagi hingga sore, ketika azan Magrib berkumandang langsung saja mengenyangkan perut. “Balas dendam” istilahnya. Ya kalau begitu, gula darah, kolesterol dan trigliserida tidak akan turun. “Boro-boro turun, yang ada malah semakin tinggi,” ujar Dr. Fiastuti.
Waktu istirahat bagi pencernaan
Sebelum mengetahui pola makan yang benar saat berpuasa, ada baiknya kita mengerti dulu mengapa puasa bisa membantu menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan trigliserida dalam tubuh. Perbedaan mendasar dari puasa tentunya waktu makan kita. Ada penggeseran pola makan di situ. Biasanya makan tiga kali sehari, dari pagi hingga malam, ketika puasa kita hanya makan dua kali, yakni saat sahur dan berbuka. Di hari-hari biasa, pencernaan kita selalu berfungsi untuk mengolah makanan yang masuk. Nah, saat berpuasa inilah, pencernaan kita diberi waktu untuk berisitirahat selama 14 jam. Dr. Kusdinar pun menjelaskan mekanisme kerja tubuh kita saat hari biasa dan saat berpuasa. Di dalam tubuh kita, terdapat cadangan energi yang sumbernya berasal dari makanan yang kita konsumsi. Cadangan itu antara lain ada gula darah, glikogen yang berada di liver dan otot, juga trigliserida. Di hari biasa, saat kita melakukan aktivitas, cadangan energi ini pun terpakai. Namun, kita langsung menggantinya karena selalu diisi dengan makanan. Ketika berpuasa, cadangan energi yang kita punya berasal dari makanan saat sahur. Pada siang hari hingga sore hari, tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga secara otomatis tubuh mengambil cadangan energi dalam darah, misalnya glukosa. Kalau glukosa semakin berkurang, maka glikogen (cadangan karbohidrat dalam tubuh) yang digunakan selanjutnya.
Semakin sore, energi semakin sedikit, pada kesempatan inilah trigliserida menjadi cadangan energi berikutnya. Jika kita melakukan aktivitas fisik yang berat dan ketiga cadangan energi itu tidak terpenuhi, apa boleh buat, maka cadangan energi dari lemak-lemak yang berada di bawahbawah jaringan kulit pun terambil. Namun, jika aktivitas fisik yang dilakukan biasa-biasa saja maka lemak tidak diperlukan. Adanya cadangan energi dalam tubuh itu membuat kita bisa bertahan selama 12 jam ketika puasa. Mekanisme tubuh dalam keadaan puasa itu membuat kadar gula dalam darah selalu terpakai untuk aktivitas sehingga kadarnya tidak pernah tinggi. “Untuk mereka yang memiliki penyakit kencing manis, sebenarnya ada kepastian akan turun glukosa darahnya,” kata dr. Kusdinar. Kadar gula darah berkaitan erat dengan fungsi otak. Gula darah yang rendah menyebabkan otak tidak mendapat asupan gizi yang memadai sehingga kita bisa pingsan. Sedangkan, gula darah yang tinggi menyebabkan pembengkakan otak. Puasa memberi kita kesempatan agar bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil. Kaitannya dengan kolesterol, ketika berpuasa, kolesterol yang baik dalam darah (High Density Lipoprotein/HDL) itu naik sementara kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) tidak dikonsumsi sehingga tidak ada peningkatan. “Intinya, puasa itu membatasi diri dari konsumsi berlebihan yang biasanya kita lakukan di bulan-bulan lain,” ujar dosen gizi di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini.
Bergantung pada sahur dan buka
Agar tetap fit serta merasakan manfaat puasa, Dr. Fiastuti mengatakan ada trik-trik yang harus dilakukan. Pertama-tama, mengatur pola makan saat sahur. Ketika sahur, usahakan sedekat mungkin dengan waktu imsak. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, cadangan energi dalam tubuh kita hanya bertahan selama 12 jam sedangkan kita berpuasa selama 14 jam. Sahur dekat dengan imsak membuat kita kuat puasa lebih lama. “Paling lemasnya ketika sudah sore saja,” kata dokter berambut panjang ini. Yang pasti, agar kuat selama 12 jam itu, konsumsi makanan saat sahur juga tidak boleh asal-asalan. Dr. Fiastuti menyarankan adanya makanan lengkap. Artinya, menu sahur kita harus ada makanan yang mengandung karbohidrat, protein dengan lemaknya, serta sayursayuran dan buah. Karbohidrat di sini bukan berarti harus nasi, tapi bisa dengan penggantinya seperti sereal, roti atau lontong. Untuk melengkapi proteinnya, sereal bisa ditambah dengan susu, roti dengan telur dan lontongnya diisi ayam atau daging. “Apa pun boleh, asalkan lengkap,” ujar Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI RSCM ini.
Jika ingin menjaga kolesterol, jangan konsumsi protein yang mengandung kolesterol tinggi. Jika makan telur, putihnya saja dan ketika makan ayam, jangan makan kulitnya. Jangan lupa, peran sayuran dan buah juga sangat penting karena mengandung serat. Kalau konsumsi serat kita rendah, kadar gula darah bisa naik dan turun dengan sangat cepat. Akibatnya, kita bisa cepat lapar dan lemas. Dengan mengonsumsi sayur dan buah, kadar gula naik secara perlahan, dan turun juga pelan-pelan sehingga puasa 14 jam tidak terlalu menjadi masalah. Perlu diperhatikan juga, buah yang kita makan haruslah utuh. Jangan dijus karena nanti seratnya bisa hilang padahal itu yang sangat kita butuhkan. Makan lengkap juga harus dibarengi dengan minum yang cukup. Sebaiknya setelah bangun tidur minum sekitar dua gelas, lalu sesudah makan sahur minum dua gelas lagi. Hal ini dilakukan agar kita tidak dehidrasi selama puasa. Namun, jangan minum yang manismanis, konsumsi air putih saja. “Kalau kita minum atau makan manis pas sahur, nanti jam dua belas atau jam satu biasanya udah lemas,” jelas Dr. Fiastuti. Nah, kebalikan dari sahur, mengonsumsi makanan dan minuman manis saat berbuka sangat dianjurkan karena bertujuan untuk mengganti kadar gula darah yang sudah drop. Ungkapan “berbukalah dengan yang manis” pun benar adanya. Bisa dengan teh manis, kurma, atau kolak. Namun, mengonsumsi makanan dan minuman manis saat berbuka pun hanya boleh dilakukan sekali. Kalau berkali-kali, ya gula darah nanti bisa tinggi lagi, dong. Setelah itu, jangan langsung makan besar. Sebaiknya selingi dulu dengan salat Magrib agar perut tidak kekenyangan. Barulah setelah salat boleh makan besar, tentunya dengan makanan yang lengkap. Jika pola makan kita saat sahur dan berbuka sesuai dengan saran Dr. Fiastuti ini, maka benar jika dikatakan puasa dapat menurunkan gula darah, kolesterol dan trigliserida.
Puasa Menurunkan Berat Badan?
Menurut Dr. Fiastuti, berpuasa di bulan Ramadhan juga bisa d?adikan kesempatan untuk menurunkan berat badan. Hal ini dikarenakan saat puasa kita hanya makan dua kali dalam sehari. Lagi-lagi, harus dengan syarat, saat berbuka tidak boleh kalap dan makan terlalu banyak. Bagi orang yang berat badannya mudah turun, setelah salat tarawih masih ada kesempatan makan lagi.
Namun, bagi mereka yang sulit, hal tersebut tidak dianjurkan. Jika lapar di malam hari, mengonsumsi buah saja yang diperbolehkan. Sebetulnya, menurut dr. Kusdinar, ketika berbicara menurunkan berat badan, ada beberapa kiat yang harus dipadukan. Mengapa begitu? Karena penambahan dan pengurangan dan penurunan berat badan itu berasal dari energi yang keluar dan energi yang masuk dari makanan. Jika ingin menurunkan berat badan, berarti energi yang keluar harus lebih banyak daripada yang masuk. Ketika puasa, hal itu bisa dicapai karena energi (makanan) yang masuk tidak terlalu banyak. “Kalau sahur normal, buka normal, berat badan bisa turun karena waktu makan kita juga tidak sebanyak hari biasa,” kata dokter lulusan FKUI ini. Akan lebih bagus jika dibarengi dengan berolahraga. Untuk menghindari dehidrasi, sebaiknya olahraga dilakukan pada sore hari, terutama dekat dengan waktu buka puasa. Bisa juga berolahraga setelah buka puasa, namun waktunya sangat sempit karena setelah itu kita harus salat tarawih.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024