Perkembangan Chatbot di Indonesia, dan Fungsinya Bagi Perusahaan
Sudahkah perusahaan Anda memanfaatkan chatbot atau intelligent assistant? Kini, Chatbot sudah lebih cerdas karena telah “diperpintar” dengan AI (artifcial intelligent). Sementara itu intelligent assistant yang umumnya telah kita miliki pada peranti mobile juga sudah semakin cerdas Semakin Sering dipakai, chatbot dan intelligent assistant (IA) semakin pintar. Keduanya menggunakan speech technology dan NLP (natural language processing). Chatbot sekarang digunakan oleh perusahaan untuk memahami dan merespon permintaan, menjawab pertanyaan pelanggan (frequently asked questions), dan melaksanakan perintah tertentu. Sementara itu IA juga melaksanakan apa yang kita perintahkan, menuliskan appointment/event pada kalender, untuk mendikte e-mail, menyambungkan panggilan telepon, dan lain-lain. Anda pernah mencobanya? Coba sekalikali gunakan Google Assistant pada peranti Android Anda, misalnya “Drive me to Monas please...”. Google Maps Anda akan segera menunjukkan arahnya. Beberapa IA yang telah disebutkan di atas, termasuk Amazon Alexa, lebih bersifat untuk keperluan pribadi, di perjalanan, di dalam mobil, dan di rumah. Tetapi sebuah perusahaan riset, Spiceworks (spiceworks. com), telah melakukan survei untuk mengetahui seberapa jauh pemakaian IA dan chatbot di lingkungan bisnis. Untuk itu, Spiceworks telah mensurvei 529 profesional TI di Amerika Utara dan Eropa pada Maret 2018 lalu. Berikut hasilnya seperti dimuat pada rilis persnya.
mulai Dimanfaatkan di Perusahaan
Dari seluruh perusahaan yang disurvei, 29 persen di antaranya ternyata telah mengimplementasikan satu atau lebih chatbot/intelligent assistant atau akan menerapkannya pada setahun mendatang. Bila dilihat lebih detail lagi, perusahaan besar, dengan karyawan lebih dari 500 orang, lebih banyak yang mengadopsi chatbot/IA, yaitu 24% yang sudah mengadopsinya pada peranti perusahaan mereka dan 15% berencana memakainya pada 12 bulan mendatang. Perusahaan besar diperkirakan lebih banyak yang memiliki sumber daya untuk mengevaluasi teknologi yang sedang berkembang ketimbang perusahaan menengah/kecil. Hanya 15% perusahaan menengah yang sudah implementasi chatbot/IA dan 10% baru berencana, sedangkan pada perusahaan kecil 16% yang telah implementasi dan 11% berencana mengadopsinya pada 12 bulan mendatang. Temuan ini menurut Spiceworks menunjukkan bahwa walaupun adopsi sedang mengalami peningkatan, tetapi banyak organisasi yang masih menunggu karena minimnya contoh kasus penggunaannya di tempat kerja, selain itu juga karena ada keraguan berkaitan dengan privasinya.
Pemakaian Chatbot/ia
Untuk apa saja chatbot/IA digunakan? Penggunaan yang paling umum adalah untuk pembuatan dokumen teks (voiceto-text dictation) yang dilakukan oleh 46% responden. Sementara itu 26% responden memanfaatkannya untuk mendukung kolaborasi tim, dan 24% menggunakannya untuk manajemen kalender karyawan. Pemakaian lainnya, antara lain juga untuk pelayanan pelanggan (14%) dan manajemen help desk TI (13%). Bila dilihat dari pemakainya, divisi TI adalah pengguna paling besar (53%). Hal ini menurut Spiceworks tidak mengejutkan karena biasanya para profesional TI adalah sebagai early adopters dan mereka yang menguji teknologinya sebelum diimplementasikan ke divisi lain. Sementara itu pengguna lainnya adalah departemen administrasi (23%), departemen pelayanan pelanggan (20%), bagian penjualan dan pemasaran (masing-masing 16%), bagian keuangan (9%), riset dan pengembangan (7%), dan HRD (7%). Yang juga menarik dari survei ini adalah bahwa aplikasi IA yang paling banyak dipakai oleh responden adalah Microsoft Cortana. Meski kurang populer di kalangan consumer, Cortana nyatanya dipakai oleh 49% responden di tempat kerja, kemudian disusul dengan Apple Siri (47%) dan Google Assistant 23%. Amazon Alexa yang belakangan populer di kalangan consumer, dipakai oleh hanya 13% responden. Pemakaian Alexa kemungkinan akan meningkat di masa datang, karena akan hadir Alexa yang terintegrasi pada notebook Windows 10, selain itu pada Desember 2017 lalu Amazon juga telah mengumumkan Alexa for Business. Bisa jadi pemakian Cortana karena IA ini telah terintegrasi dengan Windows 10. Tetapi sebenarnya tidak semua responden menggunakan chatbot/IA dari yang terintegrasi dengan sistem operasi. Dari data yang didapat, 14% perusahaan menggunakan chatbot dari yang telah terintegrasi dengan tool kolaborasi seperti Microsoft Teams dan Slack, dan 16% perusahaan berencana menggunakan chatbot yang terintegrasi dengan tool kolaborasi pada setahun mendatang. Sementara itu ada exPert SayS ChAtbot,VIrtUAL ASSIStANt MULAI bANyAK DIADopSI pErUSAhAAN pula perusahaan yang membuat custom chatbots mereka sendiri tetapi hanya 2%. Tetapi bakal ada 10 perusahaan yang akan menggunakan custom chatbot pada setahun mendatang.
Chatbot/ia Belum ideal
Para pengguna chatbot/IA menyadari bahwa tool ini masih jauh dari sempurna. Sebanyak 59% di antara penggunanya mengatakan bahwa teknologi tersebut tidak memahami nuansa dalam dialog manusia. Beberapa kekurangan lainnya antara lain kesalahan memahami permintaan, mengeksekusi perintah secara tidak akurat, tidak memahami aksen pembicaraan, tidak dapat membedakan suara pemiliknya, dan menyajikan informasi yang tidak akurat. Sementara itu responden yang belum mengadopsi chatbot/ IA menyatakan bahwa masih kurangnya contoh kasus (50%), masih menyangsikan privasi/ sekuritinya (29%), dan keberatan dengan biayanya (25%). Dan juga mereka belum menggunakan chatbot/IA karena takut justru menurunkan produktivitas karywannya (19%). Nah, bagaimana dengan perusahaan Anda?
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024