Apa itu Carpal Tunnel Syndrome ? Apa Penyebabnya ? Cara Mengobatinya ?
Banyak orang yang sering lupa saat main gadget atau memegang mouse. Awalnya akan muncul kesemutan, lalu nyeri, dan ujung-ujungnya mati rasa. Itu adalah gejala carpal tunnel syndrome. Sepertinya sepele sehingga banyak diabaikan. Tapi jika tidak segera diperhatikan, akibatnya fatal. Di era digital seperti saat ini, gadget di kebutuhan sehari-hari. Mulai dari ponsel pintar seperti BlackBerry, iPhone, iPad, sampai tablet keluaran terbaru. Belum lagi kecenderung-an menggunakan mouse terlalu lama karena tuntutan pekerjaan atau keasyikan bermain game perangperangan. Tak sadar ada bahaya yang mengancam “Saking lamanya bekerja dengan gadget-gadget tersebut, muncul rasa sakit di areal tangan. Ratarata mengira bahwa itu sakit biasa, dan akan hilang setelah dikibaskibaskan,” ujar dr. Anastasia Yoshika B, Occupational Health Doctor, Medical Check-Up Department, Siloam Hospitals Simatupang, Jakarta Selatan.
Baca Juga : 6 Jenis Kentang di Indonesia yang Biasa di Gunakan
Dalam ilmu medis, rasa nyeri yang kerap muncul di seputar pergelangan dan telapak tangan disebut carpal tunnel syndrome (CTS). Untuk diketahui, di pergelangan tangan terdapat saraf yang berfungsi menggerakkan jari-jari. Untuk sampai di jari-jemari, saraf tersebut harus melewati terowongan antara delapan tulang dan ligamen yang berada di pergelangan tangan. Sindrom ini terjadi karena adanya penjepitan saraf di pergelangan, baik oleh tulang dengan tulang, atau tulang dengan ligamen. Mari membayangkan, saraf yang ada di tangan serupa kereta api logistik, tulang-tulang dan ligamen sebagai gunung dan unsur lain, sementara terowongan yang ada di antaranya sebagai rel. Kereta api tentu saja akan kesulitan sampai di tempat tujuan jika jalur yang dilaluinya terganggu. Begitu juga sistem saraf yang ada di pergelangan tangan.
Akibat penjepitan tulang-ligamen, aliran rangsangan saraf sehingga mengalangi fungsinya untuk mengerakkan jemari. Akibatnya, jemari akan kesemutan, nyeri, dan ujungujungnya mati rasa. Selain anatomi tulang yang saling berdempetan, kemungkinan lain adalah pembengkakan tendon dan jaringan di sekitar terowongan. Dari pemaparan Yosi, sapaan dr. Anastasia Yoshika, salah satu penyebab penjepitan tulang dan ligamen adalah gerakan jari yang berulang-ulang. Misalnya, jempol yang terus-menerus bermain ponsel pintar, atau jari telunjuk yang terus-terusan menekan mouse saat bermain game di komputer, atau jari-jemari yang berjam-jam menekan tombol joy stick, kegiatan berulang-ulang yang cenderung statis ini lama-kelamaan akan menyebabkan tulang saling berdempetan.
Akibat tidak ada rangsangan dari saraf, maka sensasi yang terasa adalah kesemutan dan mati rasa. Biasanya CTS sering terjadi pada median nerve alias saraf median yang dampaknya bisa terasa di seputar ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis. Perempuan lebih rentan terkena CTS. Hal ini disebabkan bentuk pergelangan tangan perempuan relatif lebih kecil dibandingkan dengan lelaki. Secara otomatis, terowongan yang ada di persendian juga lebih kecil, sehingga lebih cepat mengalami penyempitan. “Tapi jika berkaca pada kasus sekarang, sepertinya laki-laki dan perempuan memiliki risiko CTS yang sama, terlebih ketika mereka terlalu berlebihan menggunakan gadget,” ujar Yosi. Awalnya kesemutan Di Indonesia belum ada studi khusus yang meneliti CTS. Jika melihat pasien yang pernah ditangani oleh Yosi, dari 10 pasien yang melakukan medical check-up, terdapat enam di antaranya yang menderita CTS tahap awal. Pada tahap awal, gejala umum CTS biasanya berupa gangguan sensorik seperti panas, kesemutan, kebas, mati rasa pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Kadang kala juga muncul rasa sakit di telapak tangan seputar ibu jari. Rasa nyeri itu umumnya akan semakin memburuk menjelang malam hari. “Itu gejala umum. Ada satu yang banyak orang kurang paham, yaitu berkurangnya sensasi di bagian tertentu. Yang biasanya sakit ketika dicubit, berkurang sakitnya, itu juga gejala CTS,” Yosi memperingatkan.
Nyeri juga akan semakin parah ketika melakukan kegiatan penekukan pergelangan tangan atau mengangkat beban yang terlam pau berat. Jika tidak lekas mendapatkan perhatian, rasa nyeri dan kesemutan tadi akan berubah menjadi lebih parah; penderita bisa mengalami gangguan motorik seperti penurunan kemampuan mencengkeram, ibu jari melemah, jemari yang lain membengkak. Tangan juga akan kesulitan membedakan rasa panas dan dingin. Modifikasi faktor risiko Tubuh tidak diciptakan untuk melakukan kegiatan yang statis dan berulang-ulang dalam waktu lama. Jika dipaksakan, biasanya tubuh akan mengeluarkan alarm, tanda tubuh itu membutuhkan istirahat. Terjadinya CTS juga merupakan tanda bahwa tangan tidak tahan berlama-lama dengan satu kegiatan saja, mengklik mouse saja misalnya. “Tidak ada obat khusus untuk mengobati peradangan yang disebabkan oleh CTS,” ujar Yosi. “CTS bukan jenis penyakit metabolik yang memerlukan perlakuan khusus untuk penyembuhan, ia jenis penyakit anatomik yang penyembuhannya hanya membutuhkan kesadaran,” lanjut dokter 35 tahun asli Jakarta ini. Cara yang sederhana untuk mengurangi nyeri CTS adalah dengan memodifikasi faktor risiko. Modifikasi faktor risiko misalnya, tiap 20 menit berhenti menggunakan mouse.
Cara lainnya bisa dengan mengubah kegiatan atau gerakan. Meskipun demikian, pemeriksaan penunjang untuk CTS juga ada, di antaranya adalah nerve conductive studies dan electromyography yang biasanya langsung dilakukan oleh dokter saraf. Untuk pemeriksaan awal, jika muncul nyeri cukup diberi analgesik atau anti-inflamasi. Mengutip Kumpulan Artikel Kesehatan 2 (1999) yang diterbitan Intisari, CTS bisa menjadi gangguan yang cukup serius jika dibiarkan begitu lama, misalnya 1-2 tahun. Pada tahap ini, jepitan sudah mengganggu aliran darah ke tangan, dengan akibat otot-otot yang kekurangan makanan jadi mengecil. Jika sudah demikian, mungkin sekali perlu dilakukan operasi pembebasan terowongan terjepit tadi. Meskipun hanya operasi kecil. Pascaoperasi si pasien juga tidak bisa langsung pulih. Otot yang telanjur mengecil membutuhkan waktu yang cukup lama untuk latihan agar membesar kembali dan kuat. Carpal tunnel syndrome sepertinya gangguan yang sepele, tapi jika sudah parah, sakitnya tidak alang-kepalang. Oleh sebab itu, pembatasan penggun aan gadget, minimal memberi jeda jika dituntut banyak menggunakannya, harus dilakukan mulai sekarang.
Mengobati CTS dengan Yoga
Salah satu upaya yang dilakukan oleh penderita CTS adalah mengenakan gelang tembaga. Menurut beberapa peneliti, gelang itu ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifkan kecuali sebagai gaya-gayaan saja. Beberapa klinik di Amerika Serikat, seperti yang dilansir oleh Chiro-Trust. org, tengah menerapkan terapi yoga untuk menyembuhkan CTS. Hasilnya, 51 pasien yang selama 8 minggu mengikuti terapi, lebih cepat pulih dibandingkan dengan menggunakan pelat tembaga. Menurut pengamatan Chiropractic, ada bukti bahwa gerakan mobilisasi dapat membantu meringankan nyeri CTS. Dalam jangka pendek, yoga dianggap sama ampuhnya dengan obat penghilang rasa sakit paling ampuh. Meski demikian, harus diperhatikan musabab CTS. Ada beberapa CTS yang disebabkan oleh obesitas dan faktor keturunan sehingga tentu saja membutuhkan penanganan berbeda.
Tips Mengurasi Resikon CTS pada Pekerja Kantoran
- / Pilih keyboard yang lunak untuk mengurangi tenaga yang berlebihan.
- / Pergelangan tangan tetap santai untuk menghindari tekanan yang berlebihan terhadap keyboard.
- / Sebuah studi tahun 2003 menyebut, penggunaan mouse lebih berisiko dibanding penggunaan keyboard.
- / Jangan mengetik dengan posisi pergelangan tangan menggantung.
- / Pastikan mouse sedekat mungkin dengan keyboard untuk mengurangi pergerakan otot bahu.
- / Pilihlah mouse seringan mungkin.
- / Beberapa orang memotong mouse pad-nya untuk mengurangi area pergerakan mouse.
Penyebab Terjadinya CTS
Gadget sejatinya bukan satusatunya penyebab terjadinya Carpal Tunnel Syndrom. Ada beberapa penyebab lain yang mesti diketahui:
- - Luka atau benturan pada pergelangan tangan.
- - Cairan berlebih, biasanya diderita oleh ibu hamil.
- - Rematik.
- - Gangguan asam urat.
- - Terlahir dengan saluran karpal yang sangat kecil (faktor genetika).
- - Obesitas, kekurangan vitamin B6
- Android Kamera Terbaik Harga di Bawah 2 juta - November 23, 2024
- Rekomendasi Powerbank 12.000 mAh Harga 100rb an - November 23, 2024
- Harga HP Anti Air Bukan Android Berkualitas Bisa BBM - November 23, 2024