Kesehatan dan Gaya Hidup

Manfaat Resiko Makan Sayuran dan Makanan Mentah

Follow Kami di Google News Gan!!!

Manfaat Resiko Makan Sayuran dan Makanan Mentah

Berharap Sehat Dari Makanan Mentah

Ada sebagian orang yang memilih menganut pola makan mentah (raw food) untuk membuat tubuhnya lebih sehat. Jika memang merasa cocok atau mau mencoba, kita pun bisa mengikutinya. Tentu saja tidak asal “mendadak raw food”, karena semua ada prosesnya. Menu makan siang Putu S. Kardha (50), seorang pelaku raw food di Jakarta, sekilas terasa sederhana. Ia memadukan arugula dan baby spinach di mangkuk. Untuk mengusir rasa langu dari dedaunan hijau mentah itu, ia meremas sayuran itu dengan olive oil, perasan lemon, dan garam. Agar lebih menggugah selera dan dapat nutrisi yang lengkap, potongan tomat ceri dan labu kuning ditambahkan di atasnya. Lalu terakhir, sentuhan dressing extra virgin olive oil dan sea salt membuat makanan yang berwarna- warni itu terlihat semakin terasa segar.

Sekitar 2-3 jam setelah makan siang, Putu biasanya membuat green smoothie. Komposisinya, sayuran hijau dan air kelapa. Kadang-kadang dipadukan juga dengan buah-buahan lain seperti apel, pisang, dll. “Segelas green smoothie sangat pas untuk menyegarkan tubuh” kata Putu. Kalau sorenya terasa lapar, ia mengudap karedok, asinan, atau salad. Sejak tekun menerapkan pola makan makanan mentah, Putu memang tidak pernah kehabisan ide. Menu makanan yang dibuatnya selalu bervariasi. Sebab, menurut dia, justru menyiapkan menu makanan tanpa proses atau dengan cara dimasak, lebih mudah. Sehari-hari, selain rutin mengonsumsi green smoothie, Putu konsisten sarapan dengan buah.

Menu makan siang pun dipilihnya sayursayuran mentah. Untuk menu makan malam, lebih bervariasi. Sayur-sayuran mentah itu kadang dipadukan dengan makanan matang. Misalnya sup kacang merah dan sup tahu. “Saya mengonsumsi makanan mentah sekitar 70-80%,” ungkapnya. Walau ada sebagian kecil menu yang tetap dimasak, tapi tetap tidak digoreng, melainkan direbus, dikukus, ditumis, atau dipanggang. Fungsinya sebagai pelengkap nutrisi. Misalnya, beras merah, beras hitam, kacang merah, kacang hijau, kedelai, dan kacang tolo. Ia sadar bahwa tubuh memerlukan nutrisi lengkap, yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, serat, lemak, dan protein. Tak bisa mendadak raw food “Penerapan pola makan mentah itu tidak bisa langsung jadi, semuanya butuh proses,” terang Putu. Sejak 1997, Putu sudah menjalani pola makan food combining.

Perempuan yang masih tampak muda dibandingkan usianya ini memang tertarik terhadap pola hidup sehat alami. Apalagi setelah ia menekuni yoga, pada 2004. Berkat yoga, ibu rumah tangga ini perlahan belajar soal anatomi dan cara kerja tubuh manusia. Dari situ, Putu merasa perlu memperbaiki pola makannya. Melalui bukubuku, seperti buku tulisan Hiromi Shinya, ahli nutrisi asal Jepang, ia belajar tentang memelihara kesehatan tubuh dengan bahan-bahan alami. “Saya mulai makan mentah dengan konsisten juga menjauhi gula dan tepung,” tutur Putu. Secara autodidak, ia kemudian memahami, makanan yang minim proses merupakan makanan yang terbaik untuk dikonsumsi tubuh. Melalui proses panjang itu, sejak 2014 ibu satu anak ini resmi menjadi pemakan raw-vegan food. Ia stop makan daging-dagingan dan turunannya.

Baca Juga  Penyebab Jerawat Di Dagu dan Cara Mencegahnya

Putu juga rajin melakukan detoksifikasi. Biasa dilakukannya dengan hanya mengonsumsi buah atau sayur mentah saja selama 3-7 hari. Menurut Putu, detoksifikasi dengan cara ini bisa berkali-kali lipat meningkatkan pembuangan toksin. Berdasarkan buku Andang Gunawan, seorang penulis pola makan sehat, detoksifikasi terbaik adalah dengan cairan jus buah. Butuh kemauan keras Pola makan dengan hanya mengonsumsi makanan mentah atau raw foodism awalnya bermula di Swiss, pada 1904, dan dipelopori oleh Maximilian Bircher-Benner. Sebetulnya pola makan ini diadopsi dari pola makan vegetarian, namun setelah diteliti jauh lagi, ia menemukan bahwa manusia sejatinya lebih baik mengonsumsi makanan mentah.

Dalam pemikiran pelaku raw food, bahan makanan yang tidak dimasak lebih tinggi nutrisi dan antioksidannya ketimbang makanan yang sudah dimasak. Bahkan makanan yang dimasak dianggap mengandung banyak racun, penyebab berbagai penyakit. Contohnya lemak jenuh dari minyak yang dipanaskan. Putu sendiri mengaku membutuhkan proses hampir dua dekade sampai ke tahap raw foodist. Karena itulah, ia maklum jika banyak orang yang tertatih-tatih melepaskan pola makan konvensional. Apalagi untuk makan makanan mentah, lidah orang umumnya tidak terbiasa. Jelas butuh kemauan yang keras. Bagaimana memahami dasar pemikiran seorang raw foodist? Putu berteori, kehidupan manusia sesungguhnya bergantung pada dua hal penting, yaitu napas dan makanan. Dua hal itulah yang harus dipastikan beres, agar kesehatan kita baik. Nah, ia memilih untuk membenahi kesehatannya melalui makanan. Asupan makanan dicerna melalui sistem pencernaan. Sehingga sistem pencernaan yang baik berperan penting bagi kesehatan tubuh. Karena itu, bagi Putu, makanan terbaik untuk kesehatan adalah makanan yang mudah dicerna, yakni makanan yang tidak diproses alias mentah. Kecuali daun singkong, menurut Putu pada dasarnya semua jenis sayur bisa dimakan mentah.

Kalau buah-buahan memang umumnya dikonsumsi tanpa diproses. Agar menu makanan lebih bervariasi dari sekadar salad, Putu sempat mengikuti pelatihan membuat raw food. “Pelatihan itu untuk bikin makanan sehat jadi enak, dan makanan enak jadi sehat,” tuturnya. Semakin banyak kreasi dan variasi makanan, semakin semangat menjalani pola makan ini. Kesembuhan sebagai titik balik “Tadinya saya ada kista di payudara sekitar tahun 2007, sebelum saya megikuti teacher’s training yoga,” ungkap Putu. Hal ini tentu membingungkan baginya. Ia pelaku hidup sehat yang lumayan konsisten, tapi kok malah sakit. Bahkan saat itu, dokter menyarankan untuk melakukan pengangkatan kista. Selidik punya selidik, Putu berkesimpulan, penyakit bukan berasal dari problem fisik semata, namun juga psikis.

Baca Juga  khasiat susu kambing

Diakuinya, persoalan personalnya banyak. Sejak itu ia berupaya untuk menyelesaikan akar permasalahan yang merongrong kesehatan psikisnya. Ketabahan dan upaya untuk hidup sehat kemudian membuahkan hasil, yakni payudaranya bersih dari kista. Sebelum jadi raw foodist, Putu mengaku rambutnya sangat kering dan kukunya juga mudah sekali patah. Akan tetapi kini semakin sehat. Bahkan di usia 50 tahun, rambutnya belum pernah tersentuh cat sama sekali. Staminanya juga meningkat. Buktinya kata Putu, ia sanggup bersepeda dan jogging lebih jauh dibandingkan dulu saat usianya masih 30 tahun. Sudah biasa mentah Cerita serupa juga dialami Jeni Soewadi (30) pelaku raw food di Parepare, Sulawesi Selatan, yang sudah mulai menerapkan pola makan ini sejak Oktober 2015. Keputusan melakukan raw food, didasari diagnosis adanya kista ovarium dan Herniated Nucleus Pulpolus (HNP) alias saraf kejepit. “Pascaterapi kista ovarium, berat badan saya menjadi 72 kg,” ungkap Jeni. Karena bobot yang berlebih itu, kondisi HNP-nya memburuk. Untuk mengurangi berat badannya, Jeni yang semula food combining, memutuskan fokus ke raw food.

Dengan mengatur pola makan, bukan berarti tujuan Jeni ingin kurus. Malah bonusnya, ia justru banyak belajar soal kandungan nutrisi makanan. Dari situlah ia paham, makanan mentah masih mengandung enzim baik yang dibutuhkan tubuh. Keyakinannya jadi semakin berlipat ganda. Bagi Jeni, makan makanan mentah tidak sulit karena lidahnya memang sudah familiar. “Jus pare, daun pepaya, bahkan lalap okra yang berlendir sudah biasa bagi saya,” kata ibu dua anak ini. Motivasi untuk hidup sehat, menurutnya jauh lebih besar dari pada rasa makanan itu. Jenny mengakui, memang ada penurunan berat badan hingga 14 kg menjadi 58 kg. Walau belum pulih sepenuhnya, stagen yang tadinya harus digunakan karena HNP, kini bisa dilepas. Tadinya serba terbatas, kini bisa bergerak bebas. Jeni percaya bahwa perubahan pola makan ditambah meditasi dan yoga, mendukung pemulihan kesehatannya itu.

Dr. Tan Shot Yen, Sp.G “Yang Seimbang Tetap Terbaik”

Para pelaku raw food terbiasa dengan makanan yang dingin. Kalaupun bisa dihangatkan, maksimal tidak lebih 70° C. Karena itu, kebanyakan pelaku raw food bergantung pada sayur dan buah. “Kalau pelaku raw food juga mengonsumsi sashimi atau makanan mentah lainnya yang bersumber dari hewan, pola makan ini bisa disebut cukup seimbang,” kata dr. Tan Shot Yen, dari Dr Tan Wellbeing Clinics, Tangerang. Akan tetapi jika tidak mengonsumsi nutrisi dari hewan, dikhawatirkan kebutuhan gizi seimbang malah tidak terpenuhi.

Dari faktor kebersihan juga harus diperhatikan. Risiko kontaminasi melalui makanan mentah, kata Tan, cukup tinggi. Karena itu pastikan dulu, makanan itu sudah apakah melewati rantai makanan yang tepat untuk dimakan. “Harus bebas kontaminasi pupuk dan jamur,” jelas Tan lagi. Untuk hidup sehat, menurut Tan, pola makan gizi sehat dan seimbang tetap yang paling direkomendasikan. “Makanlah makanan yang semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam, itulah makanan sehat,” saran penulis buku Saya Pilih Sehat dan Sembuh ini. Soal keseimbangan gizi, setiap kali makan harus ada karbohidrat, protein, dan lemak. Dan harus dipastikan untuk makan sesuai kebutuhan, tidak berlebihan tapi juga tidak kurang.

Baca Juga  khasiat batu dari mekah

Kalau ada karbohidrat yang memang layak dikonsumsi dalam keadaan tidak dimasak, misalnya lalapan kacang panjang, selada, tomat, terung lalap, paprika, bawang bombai, timun, kemangi, menurut Tan, ya silakan saja dimakan. Asalkan jangan lupa membersihkannya dengan cara yang benar. Sayuran yang lazim dimasak seperti bayam, daun singkong, kangkung, kailan, pak choy sebaiknya tidak dikonsumsi mentah. Soalnya, kata Tan, sayur yang lazim dimasak itu mengandung purin si biang kerok asam urat. Jika dimasak, kandungan purinnya akan berkurang. Terakhir, Tan menyarankan para pelaku raw food didampingi oleh dokter yang mengerti gizi. Silakan menerapkan pola makan yang dianggap baik. Tapi tetap saja dari segi ilmu kesehatan, pola makan terbaik tetaplah pola makan sehat gizi seimbang.

Tech.id Media ( Aldy )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hy Guys

Tolong Matikan Adblock Ya. Situs ini biaya operasionalnya dari Iklan. Mohon di mengerti ^^