Cara Merekrut Karyawan yang Berkualitas di Bidang TI
Dalam waktu 12 bulan, jumlah lowongan kerja di bidang teknologi informasi dan digital mengalami peningkatan sebesar 60 persen. Tetapi, ratarata perlu proses empat bulan sampai lowongan kerja itu bisa terisi dengan tenaga kerja yang memenuhi kriteria. Padahal, di era persaingan sekarang ini, perusahaan dituntut bergerak lebih cepat, terutama dalam menjalankan inisiatif digital. Data tersebut dikemukakan oleh Michael Page, fi rma perekrutan tenaga kerja profesional, melalui hasil risetnya di Indonesia pada periode 1 April 2016 – 31 Maret 2017. Faktor pendorong peningkatan itu adalah munculnya banyak startup dan e-commerce. Ada juga faktor inisiatif pemerintah terhadap industri digital yang kian suportif. “Dari akhir 2015, kami sudah melihat trennya, makin banyak orang pakai titel digital technology,” kata Imeiniar Chandra (Manager, Digital & Technology, Michael Page Indonesia). Sayangnya, grafi k pertumbuhan kesempatan kerja di bidang TI tidak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah SDM lokal yang fasih dengan dunia digital.
Baca Juga : Proyektor Terbaik yang Cocok untuk Home Theater atau Bioskop Pribadi
Sebuah perusahaan ratarata harus mewawancarai hingga enam orang kandidat sebelum menawarkan pekerjaan. Di sisi lain, calon karyawan juga makin selektif dalam memilih perusahaan karena mereka sadar bahwa tenaga mereka sedang banyak dibutuhkan. Kesulitan lainnya yaitu perusahaan kerap mematok kualifi kasi yang terlalu tinggi, terutama perusahaan asing atau startup yang pendirinya pernah kuliah/bekerja di luar negeri. Mereka tidak hanya mensyaratkan technical skill, tetapi juga soft skill seperti kepemimpinan, kemampuan presentasi, dan komunikasi “Perusahaan asing yang mau investasi di Indonesia kan biasanya lihat standar di Singapura atau Malaysia. Di sana, language barrier sudah tidak ada. Sedangkan di sini, tenaga kerja kita sebenarnya punya technical skill lebih tinggi, tetapi memang bahasa Inggris-nya kurang bagus,” papar Imeiniar. “Makanya, kami sarankan perusahaan untuk berhenti melihat [standar] luar negeri dan lihat apa yang ada di Indonesia, atau malah apa yang mereka sudah punya [di dalam perusahaan],” imbuhnya. Toh, menurut Imeiniar, soft skill karyawan masih bisa ditempa dan ditingkatkan asalkan perusahaan bersedia berinvestasi untuk memberi pendidikan dan pelatihan. Alasan lainnya adalah kalau perusahaan ingin merekrut tenaga berpengalaman lebih dari lima tahun, pilihannya lebih banyak berada di luar Indonesia. Konsekuensinya, biaya yang ditawarkan akan lebih tinggi karena terkait gaji standar global, ongkos pulang pergi ke negara asal, dan sebagainya.
Program Retensi
Masalah selanjutnya yang kerap diajukan yakni bagaimana jika karyawan yang sudah dididik ini malah “dibajak” orang lain? Di sinilah pentingnya program retensi untuk menjaga kebetahan dan kesetiaan karyawan. Tujuannya agar karyawan tidak mudah tergoda bujuk rayu perusahaan lain, terlebih kompetitor. Perusahaan harus dapat memahami keinginan karyawan. Karyawan masa kini tidak hanya mementingkan besaran gaji, tetapi juga lingkungan dan budaya kerja yang memungkinkan untuk berkembang bersama. “Tenaga kerja digital ini kebanyakan generasi millennial. Mereka gampang bosan dan tidak suka dikekang. Ini membuat perusahaan serbasalah. Dibebaskan, nanti tidak ada aturan, tapi diperintah, mereka bisa kabur,” tukas Imeiniar. “Perusahaan sebaiknya rutin memberi training dan responsibility tambahan. Beri karyawan kesempatan berkembang dan tantangan baru dengan rotation program. Misalnya, karyawan divisi A dipindah ke divisi B supaya mereka tidak cepat bosan dan mau bertukar pikiran,” ia mencontohkan. Pada tahun 2017, Imeiniar memprediksi kebutuhan tenaga kerja digital yang makin tinggi, terutama di sektor e-commerce, teknologi fi nansial (fi ntech), pengadaan logistik, dan big data. Ia pun menyebut dua posisi yang paling banyak dicari, yaitu data scientist dan product manager.
- Download X8 Speeder Merah Tanpa Iklan Versi Terbaru 2023 - November 1, 2024
- Cara Hack Slot Pragmatic / Cheat Slot Pragmatic Terbaru 2023/2024 - November 1, 2024
- Fidyah Dibayar kepada Siapa? - November 1, 2024