Finger Food untuk Bayi Usia 6 Bulan Hingga 1 Tahun
Mama, coba amati ketika si kecil mulai mengonsumsi MPASI, ia pun mulai aktif menggunakan tangannya untuk menjumput makanan yang ada di piring di hadapannya. Ya, masuk usia 6 bulan, bayi mulai aktif mengeksplorasi lingkungan dengan tangannya. Ini sejalan dengan tahapan perkembangannya dimana bayi mulai mampu duduk tanpa penyangga. Ia pun mulai menggunakan kedua tangannya dengan baik dan dapat memindahkan barang dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Juga, mulai mencoba untuk makan sendiri dengan memasukkan makanan ke mulut menggunakan jari tangannya. Semua ciri di atas merupakan pertanda buah hati Mama sudah siap untuk diperkenalkan finger food, yakni makanan yang dapat dipegang oleh tangan atau jari-jemari bayi. Umumnya, yang tergolong finger food adalah jenis makanan kudapan atau camilan (snack). Namun jangan salah, finger food bukan hanya berfungsi sebagai makanan selingan, tetapi juga memiliki banyak manfaat. Salah satunya mengajari bayi untuk makan sendiri. Ketika bayi mampu memegang dan memasukkan makanan sendiri ke dalam mulut, ini akan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa dirinya mampu melakukan aktivitas makan sendiri, tak perlu disuapi. Finger food juga menstimulasi perkembangan motorik bayi. Ketika bayi memegang finger food dengan jari jemarinya, kemudian dilanjutkan dengan menyorongkannya ke dalam mulut, kegiatan tersebut sudah tergolong rangsangan untuk perkembangan motorik bayi. Aktivitas ini juga mengembangkan keterampilan menjumput dan memegang pada bayi. Pemberian finger food juga dapat merangsang pertumbuhan gigi, sekaligus mengurangi rasa gatal yang timbul karena nger food memiliki tekstur. Manfaat lainnya, finger food dapat menjadi media mengenalkan beragam rasa pada bayi. Harapannya, si kecil kelak tidak menjadi anak yang pilah pilih makanan. Namun, sebelum memberikan finger food pada si buah hati, mohon perhatikan rambu-rambunya.
8 Tips Pemberian Finger Food pada Bayi
1. Frekuensi Pemberian
Hendaknya fnger food diberikan di antara dua waktu makan atau dikenal dengan istilah makanan selingan. Frekuensi pemberiannya disesuaikan dengan usia bayi. Untuk bayi 6—8 bulan, fnger food diberikan sekali sehari. Masuk usia 9 bulan sampai dengan 1 tahun, pemberiannya menjadi 2 kali sehari.
2. Nilai Gizi
Untuk nilai gizi fnger food, tidak melebihi 30% dari nilai gizi yang harus dipenuhi dalam satu hari. ?
Untuk bayi 6—8 bulan:
Nilai gizi fnger food yang disarankan kurang lebih 165 kalori per hari. Nilai gizi tersebut setara dengan 1 keping biskuit pisang atau 2 batang wortel yang disiram saus susu. Pilihan lain, buah, yakni 1 buah pisang ambon ukuran sedang (50 g) memiliki nilai gizi 40 kalori atau 1 potong pepaya (100 g) dengan nilai gizi 40 kalori. ?
Untuk bayi 9—12 bulan:
Nilai gizi yang dianjurkan mencapai 195 kalori per hari. Nilai gizi tersebut setara dengan 2 pancake buah atau 1 potong keju berukuran sedang (30 g) dengan nilai gizi 110 kalori. Pilihan lain, 2 butir bakso berukuran sedang (50 g) memiliki nilai gizi 45 kalori.
3. Jenis Bahan Makanan
Ada beragam jenis bahan makanan yang dapat diberikan sebagai fnger food. Bisa biskuit bayi, sayuran, buahbuahan, atau makanan olahan. Hanya saja, mohon perhatikan teksturnya karena pada tahap awal, gigi bayi belum tumbuh sempurna sehingga belum mampu mengunyah dengan baik.
4. Perhatikan Teksturnya
Sekali lagi, kala pertama pengenalan makanan padat pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan, berikan fnger food yang tergolong lembut. Biskuit khusus bayi (yang mudah hancur), misalnya. Ada juga bahan makanan lain yang tergolong lunak, seperti golongan serealia (beras putih, beras merah, havermut), sayuran (kacang hijau, kentang, labu, ubi, timun) dan buah-buahan (pisang, avokad, apel, dan pir). Masuk usia 7—8 bulan, bahan makanan yang diperkenalkan semakin beragam. Di antaranya sayuran (asparagus, wortel, bayam, brokoli, sawi, kembang kol, bit, lobak), buah-buahan (mangga, peach, timun suri), sumber protein (daging ayam, sapi, hati, tahu, tempe). Hindari produk olahan susu (keju, krim) karena dikhawatirkan dapat menjadi pencetus alergi. Namun, setelah masuk usia 9 bulan, produk olahan susu, seperti keju dan yoghurt, sudah diperkenankan. Tesktur makanan pada usia 9 bulan pun mulai kasar atau sedikit keras karena bayi sudah memiliki kemampuan mengunyah yang lebih baik. Misal, makanan olahan dari bahan daging ayam atau sapi cincang.
5. Berukuran Kecil
Berikan fnger food dalam ukuran yang dapat digenggam oleh tangan bayi. Demikian pula dengan sayuran ataupun buah, pastikan ukuran atau potongannya tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Bila terlalu kecil, tentunya dapat membuat bayi menjadi tersedak.
6. Rebus
Terlebih Dahulu Agar tidak membahayakan, beberapa sayuran tertentu, seperti wortel, buncis, labu, asparagus, brokoli, kembang kol, lobak, hendaknya direbus terlebih dahulu agar lebih lunak, sebelum diberikan kepada bayi.
7. Cara Memperkenalkan
Perkenalan dengan bahan-bahan fnger food sebaiknya dilakukan bertahap. Perkenalkan satu bahan makanan dalam jangka waktu tertentu, kemudian baru diperkenalkan dengan bahan makanan lain.
8. Dampingi Bayi
Dampingi bayi selama ia mengonsumsi fnger food-nya. Mengapa? Karena bayi masih dalam tahap belajar makan. Proses mengunyah dan menelannya yang belum bisa meningkatkan risiko tersedak. Tunda pemberian fnger food berupa kacang, pop corn, jagung pipil, atau bahan makanan lain yang berukuran kecil. Dikhawatirkan, bayi salah menelan dan tersedak
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024