Mobil Mercedes Benz yang Hybrid , Mercedes-Benz C 350 e - Bukan rahasia lagi jika C- Class adalah ‘anak emas’ di keluarga besar Mercy. Peminatnya sangat banyak di banyak negara, dan itu ditunjukkan dari hasil penjualan yang cemerlang. Termasuk di Indonesia. Saat ini, Indonesia mendapat beberapa suguhan C-Class di antaranya C 200, C 250, C 43 AMG, dan C 63 AMG. Semuanya hadir dengan beberapa trim dan model bodi baik yang 4 pintu maupun kupe. Namun, seluruhnya memiliki 1 benang merah, yakni mengandalkan sebuah mesin bakar biasa. Berbeda dengan C 350 e yang kami ulas ini. Atas undangan PT Mercedes-Benz Indonesia di event Urban Hunting X Ultra Singapore and Star Drive 2017, MalaysiaSingapura (9-11/6), kami berkesempatan menguji C-Class yang menggunakan 2 mesin ini. 1 mesin bakar dipadu 1 motor listrik. Benar, inilah C-Class hybrid. Dimulai dari nama. Deret angka setelah huruf adalah siratan performa yang disandangnya. Di mobilmobil Mercy reguler (non-AMG), semakin besar 3 angka itu maka semakin tajam kedinamisannya. Artinya, C 350 e ini lebih kencang dari C 250 yang eksis di sini. C 350 e mengusung mesin bakar 1.991 cc 4 silinder turbo yang merilis 211 dk dan torsi 350 Nm.
Lalu untuk motor listriknya mengeluarkan 80 dk dan torsi 340 Nm. Saat diakumulasi, kedua sumber tenaga itu menghasilkan 279 dk dan torsi 600 Nm. Sangat besar untuk ukuran sedan 4 pintu dan tak heran Mercy berani menyebut 0-100 km/jam dituntaskan C 350 e dalam 5,9 detik saja. Jika klaim itu benar, maka performa C 350 e sangat dekat dengan teritori mobil-mobil sports. Dengan sistem pembangkit tenaga canggih khas mobil-mobil hybrid, rasa berkendara C 350 e justru sangat riil. Riil dalam arti, pengendaraannya seperti tak beda dengan C 250, tapi dengan reaksi mobil yang lebih cepat saat pedal gas diinjak. Bedanya lagi, saat di mode EMODE alias elektris penuh, mobil bisa melaju tanpa ada getaran atau suara mesin sama sekali. Terasa bagai mobil meluncur dengan mesin dimatikan. Oh ya, dalam mode elektris ini ia diklaim bisa melaju sejauh 31 km sejak baterai terisi penuh. Konsekuensi dari mobil hybrid adalah bobot yang cenderung lebih berat karena ada tambahan komponen motor listrik dan baterai, C 350 e pun demikian. Jika C 250 beratnya sekitar 1,5 ton, maka C 350 e berada di rentang 1,7 ton. Hebatnya kecekatan tetap terjaga karena saat mobil bermanuver efek body roll terasa wajar. Bahkan bisa dibilang ia berkarakter bagai mobil yang bobotnya ringan karena sedemikian dinamisnya. Poin positif itu tak lepas dari peran suspensi udara AIRMATIC.
Suspensi udara ini datang sebagai standar di tipe C 350 e dan menjadi yang pertama di semua line-up CClass. Berkat AIRMATIC, damping suspensi bisa diatur sehingga stabilitasnya bisa menyesuaikan karakter pengemudi. Namun, sebagai mobil hybrid yang tercitra ramah lingkungan, ekspektasi orang justru pada seberapa baik efisiensi BBM-nya. Nah, Mercy menjanjikan di titik teriritnya C 350 e ini bisa melaju 47 km/l pada rute kombinasi. Angka itu sungguh luar biasa karena jelas lebih irit 2 kali lipat dari semua mobil LCGC di Indonesia. Karena ini plug-in hybrid, maka pengisian baterai juga bisa dilakukan secara eksternal melalui soket+adaptor yang tersedia sebagai standar. Terdapat pula komponen tambahan fast-charging Wallbox yang mampu mengisi cepat yakni 3 jam untuk mengisi penuh dari baterai kosong dan 1,5 jam dari baterai kosong hingga 60%. Di Malaysia, Wallbox ini dijual seharga RM 12.000 atau sekitar Rp 38 juta
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024