Cara Menjaga Keamanan Sistem Data Perusahaan agar Tidak diretas
Masih segar di ingatan kita, kasus peretasan situs agen travel online lokal yang terjadi pada akhir Maret lalu. Insiden itu diklaim membawa kerugian hingga miliaran rupiah bagi pemilik situs dan sebuah maskapai penerbangan dalam negeri.
Belum lama ini, sebuah jaringan hotel internasional juga mengungkapkan bahwa sekitar 1.200 hotel yang mereka kelola telah menjadi korban peretasan. Akibatnya, data-data penting milik pelanggan, termasuk informasi kartu kredit dan transaksi pembayaran, berhasil dicuri. Reputasi dan nama baik jaringan hotel itu pun ikut tercoreng. Dua peristiwa tersebut mencontohkan betapa ancaman keamanan siber (cybersecurity) sudah merangsek ke berbagai sektor bisnis. Tidak melulu institusi perbankan dan telekomunikasi yang jadi sasaran, tetapi juga perusahaan di bidang migas, retail, e-commerce, jasa, sampai pemerintahan. Bahkan, menurut laporan IBM X-Force Cyber Security Intelligence Index 2016, lima sektor industri yang paling rawan terkena serangan siber (cyber attack) adalah: kesehatan, manufaktur, jasa keuangan, pemerintahan, dan transportasi.
“Secara umum, perusahaan yang paling andal dalam menangani security itu memang telekomunikasi dan banking. Perusahaan bidang lain mungkin masih cukup jauh,” kata Herfni Haryono (Director and Chief Wholesale and Enterprise Ofcer, Indosat Ooredoo). Namun, ketika perusahaan-perusahaan itu memutuskan untuk go digital, mereka sama-sama menemui kesulitan dengan dunia yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kalau sebelumnya hanya mengelola infrastruktur dan sistem milik sendiri, mereka sekarang harus berurusan dengan pihak lain, misalnya pengembang aplikasi dan penyedia jaringan. “Dengan membuka aneka layanan digital, seperti e-banking, m-banking, aplikasi mobile, e-money, dan sebagainya, artinya perusahaan itu sudah terbuka untuk diserang [oleh orang luar],” tukas Herfni. Sebagai perusahaan telekomunikasi papan atas di Indonesia, Indosat Ooredoo pun diakui Herfni telah banyak mengecap asam garam dalam menghadapi serangan siber yang bersifat real-time. Mulai upaya pencurian pulsa sampai pemakaian jaringan secara ilegal (free-riding). Mereka pun secara ketat melindungi kerahasiaan data-data pribadi dan sejarah transaksi pelanggan agar tidak sampai bocor ke pihak-pihak yang tidak berhak. Pengalaman dan keahlian selama bertahun-tahun itulah yang ingin dibagikan Indosat Ooredoo Business kepada para perusahaan di Indonesia melalui solusi managed security services.
Percayakan pada Ahlinya
Pada dasarnya, sebagian besar pelaku serangan siber menargetkan akses ke data-data penting milik perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mesti melindungi data di mana pun lokasinya, baik di data center, jaringan, maupun saat dibuka oleh pengguna. Untuk keperluan itu, perusahaan memerlukan bermacam aplikasi keamanan yang tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Dibutuhkan desain arsitektur dan strategi keamanan yang terintegrasi, terutama apabila data yang dimaksud melibatkan lintas departemen. Jasa inilah yang ditawarkan Indosat Ooredoo Business dalam solusi managed security services. “Daripada perusahaan repotrepot membeli aplikasi, merekrut dan melatih staf keamanan TI sendiri, lebih baik memercayakan kepada ahlinya, penyedia solusi keamanan, supaya mereka bisa fokus pada core business,” ujar Herfni.
Selain itu, Indosat Ooredoo Business menyediakan security health check bagi perusahaan yang ingin mengetahui lubang-lubang keamanan di lingkungan TI-nya. Pemeriksaan ini juga bisa mengungkap isu-isu keamanan yang selama ini tersembunyi. “Hasil dari health check ini bisa dijadikan justifkasi kepada CFO/manajer keuangan bahwa perusahaan membutuhkan solusi security,” imbuh Herfni. Agar proses implementasi lebih mudah dan terjangkau, solusi managed security services dibagi ke dalam tiga cluster utama. Pada tahap awal, Indosat Ooredoo Business masih berfokus pada Secured Network, yakni menjaga jaringan agar hanya dilalui data-data yang diizinkan serta tetap bersih dari ancaman DDoS dan penyadapan. Dua cluster lainnya yang akan segera diperkenalkan adalah access control dan leakage protection. Indosat Ooredoo Group juga telah menggandeng IBM sebagai strategic partner dalam meningkatkan kecakapan dan kepercayaan di bidang ICT. Saat ini, keduanya sedang membangun sebuah Security Operation Center (SOC) yang diperkuat teknologi big data analytics dan machine learning dari IBM Watson. Jika sukses, konsep SOC pertama di Indonesia ini nantinya akan ditawarkan pula kepada perusahaan-perusahaan lainnya di tanah air. “Ini sesuai dengan visi besar Indosat Ooredoo Business untuk menjadi preferred digital partner connecting business across indonesia,” pungkas Herfni.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024