Penantian panjang akhirnya usai. Meski terlambat, Sony pun memutuskan bergabung dalam pesta Ultrabook dan tampil dengan kekuatan penuh untuk mengalahkan para pesaingnya. Setelah menghabiskan masa ‘wait and see’ yang relatif panjang sejak Ultrabook diperkenalkan, wajar saja jika mereka muncul dengan sesuatu yang mengesankan. Tapi kenyataan berkata lain. Sony VAIO T bukan Ultrabook paling tipis, paling ringan, paling cerah, paling tahan lama atau bahkan paling kuat.
Lantas apakah ia hanyalah potret Ultrabook standar lainnya? Kami mencoba membuktikan bagaimana Sony VAIO T merupakan Ultrabook sejati hingga ke detil terkecilnya. Walau kalah memikat dibandingkan seri Z yang lebih premium, Vaio T memiliki pesonanya sendiri. Secara estetika, ia mengusung desain full-flt dengan fiishing brushed alumunium dan rancang bangun solid. Konsep desain utamanya sungguh mengingatkan kami pada seri Z, sederhana dan berkelas. Faktanya, VAIO T mengadopsi arsitektur heksagonal yang sama di bawah casisnya. Pada bagian kanan atas, Sony kembali menghadirkan trio tombol shortcut VAIO yang biasa dan tombol daya. Sementara itu, jajaran tuts keyboard terasa empuk dan nyaman karena bentuknya yang rendah dan jarak antar tombol yang lega. Ukurannya yang besar juga membuat sesi pengetikan panjang lebih mudah dan tak terlalu melelahkan. Sayangnya, tidak tersedia fiur backlit.
Bagi kami, layout-nya yang bersih membuat bagian sandaran tangan terkesan lebih lapang dan Anda juga mendapatkan clickpad dengan fiur multi-touch yang terutama bermanfaat saat menjelajah web dan koleksi foto. Sebagai mesin multimedia portabel yang harganya terjangkau, VAIO T melakukan tugasnya dengan baik. Meski demikian, layar 13,3 incinya bisa jadi kelemahan tersendiri dengan resolusi 1366 x 768 piksel yang sangat standar dan cukup umum ditemui pada Ultrabook lain di pasaran. Saat ini, mayoritas pengguna mengharapkan resolusi layar yang lebih tinggi demi produktifias lebih tinggi dan visual lebih jernih. Misalnya saja seperti ASUS Zenbook Prime yang mengusung resolusi hingga 1920 x 1080 piksel. Di luar aspek layar, speaker yang tertanam dalam VAIO T tampil cukup memuaskan.
Dari segi performa, tak ada yang spektakular dari VAIO T. Sejauh pengamatan kami, ia mampu menandingi Ultrabook lain di kelasnya dan lebih dari mampu menangani apa yang diharapkan dari sebuah Ultrabook. Sony VAIO T berhasil mengungguli Acer Aspire S5 pada PCMark Vantage walau menyandang prosesor Intel Core i7-3517U 1,9 GHz yang sama. Pada analisa lebih lanjut, ia khususnya mencetak skor lebih tinggi pada rangkaian tes Music, Productivity, dan HDD dengan selisih hingga 20% lebih tinggi. Namun soal performa gaming, VAIO T mencatat perolehan hingga 30% lebih rendah ketimbang Aspire S5 yang terasa agak janggal karena keduanya menggunakan Intel HD Graphics 4000.
Dugaan sementara kami, kapasitas SSD sedikit banyak turut mempengaruhi kinerja gaming dan Aspire S5 memang dibekali SSD 256 GB dibandingkan hanya 128 GB pada VAIO T. Menjadi usaha pertama Sony dalam menguasai pasar Ultrabook, VAIO T mungkin jauh dari kesan istimewa, apalagi jika dibandingkan dengan seri Z yang mengagumkan. Tapi sekali lagi harus diakui ia berhasil memainkan peranannya sebagai Ultrabook dengan sangat baik. Dengan harga 5 jutaan rupiah saja, sulit rasanya untuk tidak merekomendasikan Sony VAIO T. Berperawakan menawan, paket konektifias lengkap, dan tentu saja performa andal adalah beberapa alasannya
- Japanese Video Bokeh Museum Yandex APK 2024 - December 2, 2024
- Komik Indo, Link Download Apk Baca Komik Sub Indo 2023 - December 1, 2024
- Nonton Film Streaming Selain Indoxx1 dan LK21 Link 2023 - December 1, 2024