Contoh Makalah Bisnis Olahan Ikan - Kehilangan suami yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga, mengubah jalan hidup Nuraeni. Dari seorang ibu rumah tangga, kini wanita yang tinggal di Pattingalloang, Makassar, Sulawesi Selatan ini harus berperan sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Untuk mencukupi kebu- tuhan keluarga, ia sem- pat membuka warung. Namun penghasilannya dirasakan masih kurang. Suatu ketika, pada 2006 Dinas Perikanan di kotanya mengadakan pelatihan pengolahan hasil ikan. Nuraeni tertarik dan mengikutinya. Sejak itu, tercetus idenya untuk memberdayakan istri para nelayan. Bermodal Rp 1,5 juta, Nuraeni bersama ibu-ibu yang lain mulai membuat abon ikan. Rumah peninggalan orang tua dan suami, dijadikan tempat usaha. Pada waktu itu, ia mampu menghasilkan 35 kg abon ikan dan sempat menawarkan hasil olahan ikannya ke kolega, pusat oleh-oleh, bahkan hingga ke dinas perikanan tempat ia dulu mengikuti pelatihan. Kegigihannya pada saat itu berbuah laba Rp 250.000. Ia pun semakin bersemangat mendalami bisnis ini. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang. Ia pun mendirikan kelompok usaha wanita nelayan Fatimah Az Zahra. Di tempat inilah, para istri nelayan membuat berbagai makanan olahan. Seperti abon ikan, bandeng cabut tulang, tumpi-tumpi, bolu kambu, dan olahan rumput laut.
PEDULI MASYARAKAT SEKITAR
Tinggal di Pattingalloang yang didominasi oleh para nelayan miskin, membuat Nuraeni terenyuh. Bila musim kurang bersahabat, para nelayan harus menambatkan perahunya. Selain tak bisa melaut, terkadang selama beberapa bulan hasil tangkapan ikan sangat mini m. Akibatnya hasil penjualan ikan tak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bila sudah seperti itu, mereka kerap mengutang beras ke warung. “Saya sisihkan sebagian ke untung an kelompok usaha untuk ma syarakat yang kurang mampu,”ujarnya. Beberapa program ia jalankan. Seperti setiap bulan pada tanggal 10, ia akan memberi makan 100 orang lansia. Program sosial lainnya adalah menyediakan kain kafan untuk orang yang meninggal, melakukan pendampingan terhadap perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan membagikan 80 kg minyak goreng bagi masyarakat miskin. Kesuksesan dan rasa kepedulian sosial yang diperlihatkan Nuraeni ternyata menarik perhatian berbagai pihak. Salah satunya dari bank Danamon. Pada 2011, Nuraeni mendapatkan Danamon Awards sebagai salah seorang socioentrepreneur. “Waktu itu saya mendapatkan hadiah Rp 35 juta.
Saya belikan bahan baku dan alat kerja,”ujarnya. Ia mengaku dengan tambahan modal di atas, dirinya mampu memacu produksi abonnya hingga 2 ton per bulan. Angkanya semakin membengkak jadi 4 ton per bulan bila mendekati musim haji. Pasalnya, pemerintah provinsi kerap memesan aboh olahannya untuk dibawa ke tanah suci sebagai bekal makanan. Harga jual abonnya sendiri Rp 120.000/kg. Berarti omzetnya dalam sebulan bisa tembus Rp 240-480 juta. Inovasi olahan pun kerap dilakukan. Paling anyar ia membuat keripik dolar. Camilan berbahan rumput laut, terigu, dan telur ini menjadi salah satu andalan Nuraeni menggaet konsumennya. Dirinya berharap, usaha aneka olahan yang dikelolanya mampu menyejahterakan keluarga nelayan. Terutama kesejahteraan para istri. “Perempuan yang cerdas itu bisa mandiri. Bukan mengurangi biaya belanja, tapi mencari tambahan penghasilan,” katanya.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024