Pengaruh Dampak Positif dan Negatif Gadget untuk Anak
Gadget di tangan anak- anak sudah bukan pemandangan yang asing di masyarakat dunia ataupun di Tanah Air sendiri. Di berbagai lokasi, baik itu di rumah ataupun tempat umum, kerap dijumpai bagaimana asyiknya mereka memainkan gadget tanpa memedulikan keramaian sekitar mereka. Tren saat ini, anak-anak lebih menyukai phablet dan tablet ketimbang smartphone, karena layarnya yang cukup besar lebih menunjang keasyikan mereka dalam bermain. Balita pun termasuk di dalamnya; kini lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar dibandingkan dengan buku atau bermain bersama orang tua mereka. Seperti yang dirilis Common Sense Media pada akhir Oktober 2013, dalam penelitian yang mengambil tema “Penggunaan Media Menjadi Dominan Dalam Kehidupan Anak-anak Zaman Sekarang” terungkap bahwa ada peningkatan pada penggunaan media mobile oleh anak-anak selama dua tahun terakhir (sejak tahun 2011). Waktu bermainnya pun ikut meningkat, dari yang biasanya hanya lima menit dalam sehari kini anak-anak berusia di bawah delapan tahun menghabiskan waktu 15 menit untuk bermain. Dikatakan pula telah terjadi peningkatan lima kali lipat dalam kepemilikan tablet (8 persen menjadi 40 persen) dan untuk akses anak-anak ke beberapa jenis perangkat mobile di rumah melonjak dari 52 persen menjadi 75 persen. Alhasil peningkatan akses yang mudah itu pun menambah jumlah anak-anak yang turut menggunakan perangkat mobile. Kenaikannya dua kali lipat dari 38 persen menjadi 72 persen. Balita dan bayi di bawah umur 2 tahun telah menggunakan perangkat mobile tersebut. Tahun 2011 jumlahnya hanya 10 persen dan kini meningkat menjadi 38 persen Hasil penelitian di atas sepertinya setali tiga uang dengan apa yang terjadi di masyarakat Tanah Air.
Walau belum ada penelitian tentang kasus ini, namun gejalanya sudah terlihat dan dirasakan oleh sebagian keluarga. Godaan untuk memiliki tablet cukup besar. Bukan hanya dari iklan televisi, yang terberat justru dari lingkungan dekat. Yanti (45) warga Kramat Jati menuturkan, tak tahan dengan rengekan anaknya meminta tablet karena teman-temannya sudah banyak yang main sambil menenteng tablet. Akhirnya diberikan tablet dengan harga terjangkau karena keterbatasan biaya. Itu hingga kini fungsinya hanya digunakan untuk bermain game saja. Ryan (38) warga Surabaya bercerita bahwa anaknya yang baru berusia 4 tahun bahkan sempat mogok sekolah karena ia tak mau membelikan tablet yang sama seperti yang dimiliki temantemannya. “Dia minta dibelikan iPad. Padahal bapaknya saja belum pernah pakai iPad,” cetusnya geli separuh dongkol. Saat ini baik di Amerika (berdasarkan Common Sense Media) mayoritas masyarakat kelas bawah lebih banyak yang memiliki tablet dan mendowload aplikasi edukasi untuk anak mereka.
Hal itu pula yang kini terjadi di masyarakat Indonesia menurut pantauan SINYAL. Caroline Knorr, Editor di Common Sense Media mengatakan meningkatnya tablet ini berarti memilih tablet berkualitas dan aplikasi yang sesuai dengan usia anak menjadi lebih penting. Namun katanya jangan berpikir dengan download aplikasi sama dengan menstimulasi anak. Menurut penelitian, cara terbaik menstimulasi anak adalah dengan berinteraksi langsung dengan si kecil. Ditambahkan Caroline, bermain tablet memungkinkan anak mendapatkan media pengalaman positif kapan saja. Namun seiring dengan itu ada tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak tidak berlebihan dalam memainkannya. Dirinya menyarankan untuk menyeimbangkan kebutuhan anak dengan bermain di luar rumah. Ditegaskan oleh Caroline media televisi tetap menjadi favorit anak-anak dibandingkan dengan smartphone dan tablet. Namun jangan menjadikan televisi sebagai sarana media untuk membuat anak tenang, sementara Anda sibuk melakukan hal lain semisal bermain dengan smartphone dan tablet Anda.
Pengaruh Gadget untuk Anak
“Sepengetahuanku belum ada survei resmi secara nasional. Namun kasus kecanduan gadget, termasuk tablet, sudah banyak terjadi di Indonesia,” ujar Anna Surti Ariani, S. Psi., M. Si., Psikolog. Nina, sapaan akrab psikolog anak dan keluarga ini, mengaku bahwa saat berseminar ke beberapa kota besar di Indonesia, ia sering menerima curhat dari para orangtua tentang kecanduan anakanak mereka pada gadget. “Si anak kelihatan sangat gelisah kalau tak dekat-dekat gadget. Kesulitan konsentrasi. Minat bergaul berkurang. Kurang menghargai orang yang tak pakai gadget. Biasanya anak-anak ini prestasinya menurun di sekolah. Yang balita, seringnya mengalami obesitas. Aku pun pernah menangani beberapa anak,” lanjut Nina yang suka ngetwit lewat akun @AnnaSurtiNina di waktu luangnya. Anak balita biasanya kecanduan game. Anak SD-SMA bukan hanya game, juga social media & chatting. “Banyak ortu yang terlalu takut menghambat anaknya main gadget, sehingga akhirnya malah anak kesulitan menghentikan dirinya,” terang psikolog yang berpraktek di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan PacHealth ini. Nina menyarankan, usia di bawah 2 tahun sama sekali tak boleh pakai gadget. Umur 2-6 tahun bolehlah, namun maksimal 1 jam sehari. Itu pun dipecah-pecah lagi jadi beberapa kali main. Satu jam ini sudah termasuk nonton TV. Di atas 6 tahun oke deh sampai 2 jam sehari, dan tetap dipecah-pecah juga. Selain soal waktu, yang juga perlu diperhatikan adalah konten. Jangan yang mengandung pornograf, kekerasan, dan horor. “Kadang game kelihatan biasa doang, tapi di sela-sela game ada sisipan yang berbau porno, agresif, atau horor. Ya nggak boleh juga.” Di luar gadget, anak perlu dicarikan kegiatan lain yang dia minati, dan cukup aktif. Jadi anak tak sampai kecanduan gadget karena bisa menemukan keasyikan di kegiatan-kegiatan lain.
Gadget Terbaik untuk Anak
Play Pad Anak Harga: Rp 69.000
Berukuran sebesar iPad, gadget ini bisa dipakai sebagai alat belajar yang baik untuk anakanak. Dioperasikan lewat layar sentuh, jadi seperti tablet. Namun, tak ada sistem operasi di sini, jadi hanya aplikasi yang dijalankan lewat layar sentuh. Berlayar 7 inch, PlayPad ini ditenagai oleh tiga buah baterai AA. Beberapa menunya, seperti Pengenalan angka, Pengenalan huruf dan kata, Mengeja kata, Musik dan nada ceria, Suara alat musik (drum, terompet, piano) serta game berisi pertanyaan tentang angka dan huruf. Misalnya untuk soal waktu, ada pertanyaan “dimana angka 5?” Maka, akan muncul suara jam berdetak. Kalau anak bisa menjawab pertanyaan dengan benar, maka tablet akan berbunyi “bagus!”. Kalau jawaban salah, akan berbunyi ”Maaf, silakan dicoba lagi !”
Hal yang Perlu di Perhatikan dalam Memilih Gadget untuk Anak
Kebiasaan anak-anak masa kini sudah jauh berbeda dengan jaman orang tuanya dulu. Kini, anak-anak sudah sangat akrab dengan gadget, bahkan sejak masih balita. Kehadiran tablet yang praktis dengan input lewat layar sentuh membuat anak-anak makin lekat dengan gadget, dalam hal ini tablet. Ya, tablet banyak disukai anak-anak karena pengoperasian yang mudah dan praktis, tinggal pencet sana-sini. Koleksi game yang bisa dimainkan juga sangat banyak, sehingga terhindar dari kebosanan. Namun, namanya juga anak-anak, kebutuhannya tentu berbeda dengan orang dewasa. Di Indonesia, sangatlah jarang tablet yang didesain khusus untuk anak-anak. Berbeda dengan di luar negeri, vendor besar berlombalomba menghadirkan tablet khusus untuk anak-anak. Beberapa hal berikut perlu diperhatikan saat mencari tablet untuk anak-anak
- Anak-anak hanya perlu tablet untuk bermain game dan menambah pengetahuan. Maka, tak perlu yang terlalu canggih atau terbaru, termasuk kameranya. Yang penting bisa memainkan game anak-anak yang biasanya ringan dan sederhana.
- Desain tablet juga mesti diperkuat dengan pelindung di sekelilingnya, bisa berbahan plastik atau bantalan karet. Layar sebaiknya juga berlapis anti gores yang kuat. Alasannya, anak-anak sering sembrono memakai suatu perangkat atau mainan. Mereka belum bisa membedakan antara mainan murah yang bisa dibanting dengan tablet mahal yang mesti diperlakukan lebih halus.
- Tak perlu koneksi 3G, WiFi sudah cukup. Tablet dengan ftur 3G tentu lebih mahal. Tablet dengan WiFi standar sudah cukup, karena toh anak-anak masih harus diawasi orang tua sepenuhnya. Tak perlu koneksi 3G, WiFi sudah cukup. Tablet dengan ftur 3G tentu lebih mahal. Tablet dengan WiFi standar sudah cukup, karena toh anak-anak masih harus diawasi orang tua sepenuhnya.
- banyak game, maka memori yang besar menjadi hal wajib Ukuran ringkas dan bobot ringan. Tablet yang terlalu besar tentunya merepotkan anak-anak saat memegangnya. Ukuran layar 7 inch adalah paling pas.
- Pengoperasian mudah dan cepat. Karena anak- anak belum mengenal teknologi lebih detil, maka pastikan keberadaan tombol-tombol dan letaknya mudah dijangkau oleh tangan mereka yang masih kecil.
Gadget Terbaik untuk Anak
-
Movimax W3 Junior Harga: Rp 900.000
Vendor tablet merek lokal Movimax, menjadi yang pertama merilis tablet khusus anak-anak di Tanah Air. Tak heran jika desainnya lucu dan berwarnawarni. Bernama Movimax W3 unior, tablet berlayar 7 inch ini berbasis Android Jelly Bean dan didukung prosesor Dual-core 1GHz dan RAM 1 GB. Memori internalnya besar (8 GB) untuk menyimpan banyak game. Jika masih kurang, tersedia pula slot memori eksternal yang dukung kapasitas hingga 32 GB. Fungsi lain adalah WiFi untuk koneksi ke internet, serta dual kamera. Fitur penting yang tak ada di tablet umum adalah Parental Control. Fitur ini bisa digunakan oleh orang tua untuk mengawasi serta membatasi, aplikasi apa saja yang bisa digunakan oleh si anak. Cara ini bisa menghindarkan anak dari terpapar konten negatif. Agar terhindar dari gesekan dan benturan diberikan bonus silicon case yang tebal dan berwarna menarik, untuk perlindungan. Tablet ini juga berefek positif dalam pembelajaran kognitif dan pengembangan kemampuan analisis anak, berkat aplikasi pendidikan yang dibenamkan. Aplikasi Edukasi yang tersedia dalam tablet ini adalah belajar mengenal angka, huruf, warna, musik, buah, hewan. Ada pula cara belajar huruf hijaiyah. Untuk kreativitas, anak-anak bisa mewarnai bentuk, bermain puzzle atau membaca dongeng. Beragam game menarik sudah dipasang, seperti Angry Birds, Fruit Ninja, Mega Jump dan Cut the Rope, agar anak tidak mengalami kebosanan saat belajar sambil bermain.
-
TREQ Basic 2 Harga: Rp 700.000
Ini sebenarnya tablet Android merek lokal biasa, hanya sudah diisi aplikasi belajar anak dalam bahasa Indonesia. Spesifkasinya cukup memadai, yaitu layar 7 inch, prosesor 1 GHz dan RAM 512MB. Kapasitas penyimpanannya 4 GB plus slot microSD, WiFi, dual camera, port USB v2.0, 4D gravity sensing. Tablet dengan sistem operasi Android Jelly Bean ini mendukung External 3G Modem. Garansinya sangat panjang, yaitu selama tiga tahun (satu tahun garansi spare part dan dua tahun garansi servis). Tersedia pilihan menarik untuk anak-anak, yaitu merah, putih, hitam, hijau, oranye, dan biru. Sayangnya, belum ada ftur Parental Control dan casing pelindung, sehingga harus ditambahkan sendiri. Di dalamnya sudah diberikan banyak aplikasi belajar untuk anak-anak, yang berguna untuk perkembangan kecerdasan, kreativitas dan motorik anak. Semua aplikasi dan game pada paket edukasi anak ini, dapat digunakan langsung tanpa harus terhubung internet. aplikasi tersebut meliputi aplikasi calistung (baca tulis hitung), aplikasi pengetahuan umum (benda, bentuk, flora, fauna, sayur dan buah), aplikasi belajar menggambar dan mewarnai, aplikasi belajar musik, aplikasi belajar agama islam (belajar hijaiyah, wudhu, mengaji, shalat dan belajar tajwid). Itu masih ditambah game-game yang mendidik seperti game Dokter, Mencari jejak, Puzzle, dan banyak lagi lainnya.
-
Smart Pad 160 Harga: Rp 230.000
Ini bukan tablet berbasis Android. Di dalamnya terdapat 160 aplikasi untuk aktivitas belajar dan game, yang bisa dipelajari dalam 2 bahasa, Inggris dan Indonesia. Ukurannya besar mirip iPad 10 inch, sehingga layarnya terasa lega dan jelas. Berbagai aplikasi belajar yang ada adalah Learning Letter (Belajar huruf), Find the Flash, Word correction, Icon comparison, Series fll up, Division test, Mixed operation, Finger practice, Typing game, Complimentary graph. Juga ada game yang merangsang otak anak-anak seperti Tictactoe, Pinball, Tetris, Boxing, Greedy snake, Clock, Painting borad, dan lainnya. Tak perlu repot membawa power bank ke mana-mana, karena ditenagai tiga buah baterai AA yang mudah didapat. Tersedia dalam warna pink dan biru, tablet berukuran 24 x 19 x 3 cm ini, cocok untuk anak-anak usia tiga tahun ke atas. iPad Anak Muslim Mini Harga: Rp 120.000 Tablet tanpa sistem operasi untuk anak, sebagai alat pengenalan Islam sejak dini pada si kecil. Berukuran sebesar iPad dan bercasing glossy, tersedia dalam dua bahasa pengantar: Arab dan Inggris. Tablet ini ditenagai 3 buah baterai AA. Konten multimedia tablet ini adalah : Bacaan shalat mulai Takbiratul Ihram sampai dengan salam, 10 Doa sehari hari (doa bangun tidur, masuk kamar mandi, setelah wudhu, dll), Pengenalan huruf hijaiyah dari Alif sampai dengan Yaa, Pengenalan Alfabet A-Z, Pengenalan kata (misal R: Rabbit; Qaf: Qurd), Find Word, Find Letter, Tombol pengenalan Ayat Kursiy, Syahadat, Doa Qunut, Kalimah Thayyibah, Al Fatihah, An Nas, Al Falaq, Al Ikhlas.
Baca Juga : Cara Agar Android Tidak Lemot
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024