Review Spesifikasi Harga Honda ADV150 - Sesi tes perdana Honda ADV150 yang diselenggarakan sehari setelah diadakan di halaman sebuah launchingnya (19/7), Club House di kawasan Serpong, Tangerang. Kala itu area tesnya memang terbatas, jadi belum bisa mengeksplorasi ADV150 secara maksimal. Dan kesempatan mengulik lebih dalam ADV150 datang begitu Honda mengadakan World Premiere Riding Experience Honda ADV150, yang diadakan di Bali, (8-9/8) lalu.
Dalam sambutannya, Thomas Wijaya, Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM) menyebut, acara ini diadakan untuk bisa merasakan produk global di acara world premiere, yang dibalut dengan keindahan Bali dan kondisi alam yang lengkap untuk bisa merasakan ftur, performa dan kenyamanan ADV150, “Ada jalanan padat, menanjak, pokoknya komplet,” tuturnya. Sementara itu Toshiyuki Inuma, President Director PT AHM hanya memberikan sambutan yang singkat namun padat, “Just get riding, and get experience,” tegasnya. Rute yang dilalui start dari Hotel Harris Sunset Road di kawasan Kuta menuju Kabupaten Tabanan melalui daerah Mengwi, lanjut lewat Jatiluwih dan istirahat di kawasan Kintamani.
Selepas itu, kembali turun lewat daerah Bangli dan menyusuri jalan By Pass IB Matra dan fnish di Mall Bali Galleria di Denpasar. Kondisi jalan yang totalnya sejauh 198,2 km ini sangat komplet. Mulai dari jalanan perkotaan yang ramai dan bahkan macet, tanjakan dan turunan curam yang dihiasi dengan kelokan tajam, dan ada pula jalan lurus panjang yang bisa untuk mengetes top speed. Tentu saja sepanjang jalan mata juga dimanjakan alam dan budaya Bali yang sangat memikat. Bagaimana impresi mengendari ADV150 melaju di trek beragam tersebut? Yuk simak sampai akhir.
RIDING POSITION & HANDLING Honda ADV150
Posisi duduk naik ADV150 agak beda dengan skutik kebanyakan, karena disusupi gaya adventure, utamanya karena mengadopsi setang taper atau biasa disebut fatbar. Setang model ini ukurannya lebar dan ujungnya hampir lurus, posisinya juga cukup dekat dengan badan. Dengan demikian, kendati saat duduk bokong sudah mentok dengan lekukan jok, setangnya tetap terasa dekat, dan karena lebar posisi tangan jadi dipaksa membuka tapi sikunya menekuk. Untuk perjalanan jauh, jika belum terbiasa maka lengan bagian atas akan sedikit pegal. Namun lama-lama jadi terbiasa. Setang yang lebar ini selain menguatkan kesan adventure, tentu ditujukan untuk memudahkan mengontrol motor saat melalui medan berat, misal saat lewat jalur berpasir. Kalau di jalan aspal tentu mengontrol laju jadi lebih sigap. Posisi kaki cukup nyaman, terutama jika telapak diletakkan di dek yang miring, jadi kaki hampir selonjoran. Iya cuma hampir, karena memang tak bisa sampai lurus.
Selain biar rileks, posisi kaki tersebut bertujuan agar saat mengerem keras badan bisa tertahan tidak melorot. Lho melorot? Yup karena kulit joknya terlalu lentur dan tidak menempel dengan busa, persis dengan All New PCX 150. Oiya buat Tester kami yang berpostur 173 cm berat 64 kg, ketika berhenti dan kedua kaki turun memang sedikit jinjit. Kalau mau menapak sempurna duduknya mesti agak maju. Padahal tinggi jok hanya 795 mm namun permukaannya memang cukup lebar, sedang bagian depan tirus. Busa joknya kaku persis PCX, jadi rasanya keras! Handling ADV150 yang punya bobot 133 kg (versi ABS) terbilang enak, terasa ringan, stabil dan mudah dikendalikan. Tidak ada gejala liar walaupun melibas jalan tak rata, seperti ketika lewat daerah Jatiluwih menuju Kintamani. Hal ini tentu karena ditunjang suspensi depan dengan jarak main hingga 130 mm, yang memang terasa empuk dan tidak mudah bottoming, jadi wajar setangnya cenderung anteng. Sementara suspensi belakang yang dilengkapi subtank memang tak seempuk depan, bisa dibilang hanya sedikit lebih baik dibanding PCX 150.
Buat sendiri masih agak keras, namun tak sampai bikin pinggang sakit saat melibas lubang maupun gundukan dengan kecepatan tinggi. Bannya yang pakai semi dual purpose pattern dan berukuran lebar, depan 110/80-14 dan belakang 130/70-13 punya grip yang terbilang bagus. Kebetulan saat masih di Kuta baru saja hujan, namun ternyata tak terasa licin. Lalu saat di kawasan Kintamani coba melibas jalanan gravel, gripnya juga mantap. Saat riding di jalan gravel maupun aspal berpasir dan mengerem, maka ABS akan sering bekerja. Selain dari denyutan di handel rem depan, cirinya ada suara “nguuukk” dari modulator ABS yang cukup keras khas ABS 1 channel
PERFORMA Honda ADV150
Mesin yang dipakai ADV150 basisnya sama dengan PCX 150, 4 langkah 1 silinder SOHC 2 katup berpendingin cairan. Beda utama ada di intake, exhaust, mapping ECU dan bagian CVT. Seperti diulas edisi lalu, roller ADV150 berbobot 20 gr, lebih berat 3 gr dari milik PCX, lalu pakai per CVT lebih panjang. Efeknya klaim tenaga lebih rendah namun torsi lebih tinggi, tepatnya ADV150 punya tenaga 14,4 dk di 8.500 rpm dan torsi 13,8 Nm di 6.500 rpm, tenaganya 0,2 dk lebih kecil namun torsinya 0,6 Nm lebih besar dibanding PCX 150.
Bagaimana impresi di jalan? Karakter sebenarnya mirip banget dengan PCX karena bedanya tipis, apalagi bobot 1 kg lebih berat. Saat tarikan awal cukup responsif, namun pada kecepatan menengah atau sekitar 60 km/jam ke atas terasa terlalu smooth. Buat stop and go di Denpasar yang cukup macet terbilang masih menyenangkan, namun saat melibas jalan tanjakan curam menuju Kintamani membutuhkan kesabaran ekstra, apalagi jika sampai kehilangan momen. Misal ketika lewat jalur membelok dan menanjak rider di depannya mengerem terlalu keras, otomatis kecepatan turun drastis. Untuk kembali meraih kecepatan seperti semula butuh waktu cukup lama, jadi harus sabar.
Tipsnya jika melibas jalur menanjak dan berkelok, mesti pintar rolling speed. Oiya ketika lewat jalan By Pass, sempat ketemu kondisi sepi sehingga bisa mencoba top speed. Ternyata mentok di angka 117 km/jam. Mirip PCX yang saat dites dapat 118 km/jam. Pada kecepatan segitu, getaran mesinnya terbilang tetap halus
Fitur dan Teknologi Honda ADV150
Dalam perjalanan turing, ada beberapa ftur yang sangat terasa gunanya. Pertama tentu saja bagasi berkapasitas 28 liter. Semua bekal mulai jas hujan, sarung sepatu, tas kecil hingga botol minum bisa dengan mudah “ditelan”. Mungkin ada yang tanya botol minum kok ditaruh di bagasi, karena tentu akan jadi panas. Iya karena konsol di bawah setang kiri enggak muat botol minum, terlalu sempit, tapi masih bisa untuk menaruh sarung tangan atau smartphone, jika mau sekalian ngecas pun bisa karena ada power outlet 12 volt. Yang terpakai banget berikutnya tentu windshield yang bisa disetel dua posisi.
Oiya windshield-nya memang tergolong kecil sesuai konsep adventure. Biar angin enggak langsung kena badan, posisikan yang tinggi yang lebih naik 71 mm. Dengan posisi ini, maka angin dari depan akan mengenai ujung kepala, sedang jika disetel rendah kena area mulut. Namun karena di windshield ada lekukan di tengah, jangan heran jika ada seperti pusaran angin di kecepatan tinggi. Berikutnya yang terasa gunanya tentu beragam info di spidometer. Tak hanya odometer dan tripmeter, seperti instan fuel consumption pun kepakai yang secara tak langsung memberi panduan berkendara yang efsien. Bahkan info suhu udara pun penting, karena bisa jadi panduan baju dan jaket yang dipakai. Fitur yang tak kalah menarik adalah lampunya. Baik depan maupun belakang selain sudah LED dan dilengkapi DRL, bentuknya pun unik dan berkesan futuristik
Konsumsi BBM Honda ADV150
Riding sejauh 198,2 km dengan berbagai kondisi jalan, cara ngegasnya pun beragam dari kalem karena menunggu rider yang tertinggal rombongan, hingga gas pol terus-terusan karena jalanan menanjak dan saat mengetes top speed, konsumsi bensin yang tertera di spidometernya ternyata cukup mengejutkan, kami dapat 47,3 km/liter! Itu lebih hemat dibanding klaim Honda yang pakai metode ECE R40 yaitu 46,6 km/liter.
Harga Honda ADV150
Rp 36.500.000,-
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024