Contoh Modifikasi Motor Retro Klasik
Inilah jawara 26th Annual Yokohama Hot Rod Custom Show atau lebih dikenal dengan Mooneyes Show yang digelar 3 Desember lalu di Pacifico, Yokohama, Jepang. Berbasis mesin Triumph TR6 1971, Heiwa MC yang dimotori Kengo Kimura berhasil menyabet predikat paling bergengsi, Best Motorcycle Award dan juga Pick of Show yang diberikan oleh Thompson Cycles. Kengo Kimura sendiri bukanlah nama baru di jagat custom scene dunia. Beberapa waktu lalu, berkat bantuan Tadashi Kohno, seorang wartawan Jepang, MOTOR Plus pun sempat melakukan exclusive interview bersama Kimura san mengulas BMW R nineT Scrambler Custom Project.
Dan kini, sekali lagi, melalui Tadashi, MOTOR Plus mendapatkan foto-foto eksklusif Dirty Pigeon, yang jadi bintang Mooneyes Show 2017. Dirty Pigeon, itulah gambaran yang diberikan Kengo Kimura saat mendapatkan motor yang sudah berusia 46 tahun ini di Amrik. Selain kotor dan berdebu, hanya sebagian kecil komponen orisinal saja yang tersisa. Maklum, motor sudah dirombak jadi chopper dengan tangki diamond. Dari sini Kimura terinspirasi untuk membuat motor yang ramping dengan flow serba lurus, dan bersih bersinar. Artinya itu semua, motor harus dibuat dari nol! Lantas apa keistimewaan motor ini? Yuk kita simak…
BOLT-ON SUBFRAME. Karena rangka asli sudah dikustom abis jadi chopper, maka Kimura terpaksa harus membuat rangka yang benar-benar baru. Menariknya, rangka baru ini terdiri dari 3 bagian. Pertama adalah rangka utama penopang tangki (backbone), mainframe penopang mesin dengan double cradle, dan terakhir serta paling menarik adalah rangka tambahan tempelan atau bolt-on subframe yang menghubungkan steering head dengan rangka belakang, yang menjadi penopang jok dan dudukan bodi buritan.
STRAIGHT & NARROW BODYWORK. Secara estetika, subframe yang dibuat dengan desain serba lurus ini membentuk flow yang diinginkan, seirama dengan bodywork baru, yang meliputi tangki dari aluminium, jok berlapis kulit, serta ekor minimalis gaya café racer. Untuk pengerjaan catnya, Six Shooter diberi kepercayaan melaburkan warna abu-abu dengan aksentuasi pinstriping dari silver leaf warna senada. Sekali lagi, konsep painting ini ditujukan untuk memperkuat harmonisasi antara rangka dan bodywork. Apalagi, setelah melirik desain exhaust system yang mengalir ke belakang membentuk garis lurus, dengan sedikit tekukan masuk ke dalam rangka.
TUBULAR SWINGARM. Sejurus dengan itu, Kimura lantas membuatkan lengan ayun dari bahan pipa tubular dengan diameter dan desain serupa subframe. Harmonisasi ini memperkuat konsep serba lurus yang diinginkan sedari awal. Lengan ayun ini juga menjadi penyangga monosok Paioli 38 mm yang dicomot dari trial bike, Scorpa Easy. Sementara di bagian atas, dudukan monosok menempel pada mainframe. Bagian ini sangat menarik. Monggo kalau dipakai sebagai bahan inspirasi atau acuan. Kimura menginginkan setang dengan ketinggian dan sudut yang spesifik. Tapi, hal ini sulit diwujudkan dengan setup yang biasa dipakai. Untuk itu, Kimura membuat one-piece handlebar. Maksudnya, setang yang menyatu dengan bracket yang terpasang di bagian atas triple tree. T atas ini, bersama dengan T bawah juga dimanfaatkan sebagai pegangan lampu depan gaya vintage.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024