City Car Terbaik yang Irit BBM
Wagon R AGS
Transmisi baru ini memung- kinkan pengendara untuk memilih berkendara dengan transmisi manual atau otomatis. Seolah menjadi solusi kebutuhan berkendara yang beragam, sekaligus solusi agar mesin kecil Karimun Wagon R bisa tetap ngacir. Bagaimana rasanya transmisi AGS terbaru dari Suzuki? “Sekilas tidak ada bedanya dengan transmisi otomatis pada umumnya, tapi ini adalah transmisi manual yang dijadikan matik. Pokoknya silakan mencoba beda dan rasanya,” cetus Davy Je?ry Tuilan, Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales, di sela test drive Karimun Wagon R AGS (7/5).
harus adaptasi
Langsung saja kami membuka pintunya dan duduk di kursi pengemudi. Sama sekali tidak ada pembeda dengan varian manual sebelumnya. Hanya tuas transmisi kini sudah otomatis, pada indikatornya tertera R, N, D dan di sebelah kiri ada M - +. Ketika kaki kiri selonjoran, tidak ada lagi pedal kopling, karena kini perannya sudah diganti secara digital. Kemudian, pada meter cluster ada indikator posisi gigi, panduan perpindahan gigi ketika memilih mode transmisi manual. Selain itu, tidak ada perbedaan. Oh iya, sebelum menyalakan mesin jangan lupa injak pedal rem ya. Karena kalau lupa menginjak rem, transmisinya tidak akan mau pindah dari posisi netral (N), meski tuas digeser-geser. Salah satu aspek keselamatan yang diterapkan Suzuki pada transmisi AGS ini. OTOMOTIF sempat deg-degan ketika hendak melajukan Karimun Wagon R AGS, apalagi setelah Riecky Patrayudha, Service Assistant Departement Head of Aftersales PT Suzuki Indomobil Sales, mengimbau penggunaan transmisi ini tetap membutuhkan adaptasi terlebih dahulu, agar tidak canggung. “Terutama bagi yang pertama kali menggunakan transmisi ini memang agak berbeda, tapi dengan sedikit adaptasi akan terbiasa,” ungkap Riecky. Tapi ternyata, tidak butuh waktu lama untuk terbiasa dengan transmisi AGS ini. Bahkan, ketika mobil sudah berjalan, sekilas rasanya sama saja dengan transmisi matik pada umumnya, khususnya transmisi matik yang mengusung tiptronic.
masih ada lagi
Namun, semakin Karimun Wagon R AGS ini diajak berjalan, semakin banyak sensasi yang didapat bersama transmisi AGS. Akselerasi yang dirasa tetap responsif, baik pada saat memilih posisi D ataupun M (Manual). Pada posisi D, meskipun proses perpindahan gigi terbilang lembut dan minim hentakan, namun jeda perpindahan antargigi terlalu lama, sekitar 1 detik. Sehingga, wajar kalau rasanya seperti terjadi kekosongan tenaga dan putaran mesin pun pastinya drop. Sedikit mengganggu sih pada awalnya, tapi lama-lama juga terbiasa kok. Memang enaknya Karimun Wagon R AGS dipakai berkendara normal yang santai, sehingga sensasi berkendara sangat mirip dengan transmisi otomatis pada umumnya. Mobil tetap berjalan meskipun tidak menginjak pedal gas. Sayangnya, konsumsi BBM bakal boros nih kalau cara mengemudinya agresif, alias gas spontan dan stop and go. Sebab, ketika pedal gas diinjak spontan dan dalam, mesin langsung teriak dan baru terjadi perpindahan gigi pada putaran mesin 6.000 rpm. Hal tersebut wajar, namanya juga mesin kecil. Bermodalkan mesin 3 silinder berkapasitas 998 cc, dengan torsi 90 Nm. Guna mengail tenaga sudah pasti mesin bakal dibuat teriak di putaran mesin tinggi. Tapi setelah itu, dikemudikan sampai 120 kpj juga tetap oke.
Suzuki Celerio
Gelar The Best City Car kembali jatuh ke tangan Suzuki Celerio. Absennya kontestan lain seperti Kia Morning yang belum mengalami pembaruan, juga dengan telatnya waktu peluncuran Renault Kwid jadi benefit tersendiri bagi Celerio hingga bisa melenggang tanpa lawan. Namun, di luar absennya kontestan lain, kenyataannya Celerio adalah City Car dengan sederet keunggulan. Salah satu yang menonjol dari mobil mungil ini ialah performa yang cekatan.
Celerio didukung mesin 998 cc 3 silinder. Bertenaga 68 dk dan torsi 90 Nm, varian matik mobil ini bisa menghasilkan konsumsi BBM seirit 15,4 km/l untuk rute dalam kota dan 21 km/l untuk rute tol. Tidak hanya itu, mobil ini juga bisa dengan gesit mengunci jarak 0100 km/jam dalam 13,5 detik. Celerio saat ini memang menjadi pelopor di kelas City Car yang menawarkan opsi transmisi otomatis CVT. Sementara rivalnya baik Morning maupun Kwid samasama hanya menawarkan transmisi manual 5 percepatan. Karakter transmisi CVT di Celerio memang unik. Di kecepatan rendah dan dengan injakan pedal gas halus, memang tidak ada keluhan dari transmisi yang digunakan. Namun, jika Anda menginginkan kesigapan lebih, transmisi CVT ini tidak bisa terlalu diandalkan. Respons transimisi yang biasa saja ditambah dengan penggunaan mesin yang memang tidak terlalu bertenaga, merupakan konsekuensi alami yang akan Anda terima.
Meski begitu Celerio sudah dilengkapi beberapa fitur keselamatan dan keamanan yang bernilai seperti dual airbags, ABS hingga kunci immobilizer. Bahkan bicara soal kenyamanan, Celerio juga terbukti lebih baik berkat set susapensi empuk yang dimilikinya. Sementara unsur fun to drive terdongkrak berkat posisi duduk dan visibilitas apik yang disuguhkan. Sederet kelebihan Celerio juga masih diimbangi dengan value for money yang tinggi. Untuk menebus Suzuki Celerio manual ditawarkan seharga Rp 155 juta. Sementara varian Celerio CVT dibandrol Rp 167 juta. Harga yang bersaing dengan kompetensi performa, kenyamanan dan fitur yang dimiliki oleh mobil ini
Suzuki Celerio
Mesin: 998 cc 3 silinder
tenaga maksimum: 68 dk/6.000 rpm
torsi maksimum: 90 Nm/3.500 rpm
transmisi: CVT/FWD
P x l x t: 3.600 x 1.600 x 1.540 mm
Wheelbase: 2.425 mm
Ground clearance: 145 mm
ukuran ban: 165/65 R14
Bobot: 840 kg
Kapasitas tangki: 35 liter
0-100 km/jam: 13,5 detik (AT)
Konsumsi BBM
kombinasi:
15,4/21 km/l (AT)
Harga : Rp 155 - 167 juta
- Mungkinkah Smartphone Lebih Pintar dari Otak? - November 14, 2024
- Tablet dengan OS Windows Harga Murah 2 jutaan - November 14, 2024
- Cara Masuk Safe Mode di Windows 7 8 dan 10 - November 14, 2024