Inilah Khasiat dan Kandungan Temulawak Menurut Para Ahli
Temulawak LEBIH HEBAT DARI GINSENG Jika Korea memiliki ginseng, Indonesia punya temulawak. Temulawak memang tidak hanya menjadi tanaman herbal berkhasiat tetapi kini telah menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia K akan menjawab Korea. Setidaknya, Korea akan menjadi hasil pencarian terbanyak untuk kategori nama negara ketika kita mengetik kata “ginseng” di mesin pencari Google. Wajar saja sebab Korea memang dijuluki sebagai negeri ginseng. Tanaman yang mampu hidup ratusan tahun tersebut sejak dulu dikenal sebagai obat herbal dengan beragam khasiat. Meski ginseng banyak tumbuh dan diolah di negara-negara bagian utara lainnya seperti Tiongkok, Siberia, dan Amerika Serikat, Korea tetap identik dengan ginseng. Bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita juga memiliki tanaman herbal yang bisa menjadi kebanggaan? Indonesia memang memiliki beragam tanaman khas. Untuk tanaman herbal, kita bisa menyodorkan temulawak. Soal khasiat, temulawak tak kalah dari ginseng. Bahkan bisa dikatakan, khasiatnya jauh lebih ampuh dari ginseng. Temulawak pun telah mendunia.
Temulawak dapat dijumpai di berbagai negara. Alternatif sekaligus komplemen Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005 menyebutkan, sekitar 75-80% penduduk dunia pernah menggunakan obat herbal. Ini tentu saja menjadi peluang untuk Indonesia yang memiliki beragam bahan alami berkhasiat. Lebih lanjut, perusahaan jamu Martha Tilaar menyebutkan, Indonesia setidaknya memiliki 30 ribu lebih spesies flora yang dapat digunakan sebagai obat. Namun, belum semuanya bisa digunakan secara aman. Dalam keseharian, kita sudah biasa mengonsumsi lidah buaya, meniran, sambiloto, atau temulawak untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Masalahnya khasiat tanaman itu baru sebatas empiris, belum dibuktikan secara biomedis. Dari sumber yang sama, dr. Aldrin Neilwan, MARS, Sp.AK dari RS Kanker Dharmais menyatakan bahwa obat herbal tak hanya menjadi alternatif, namun juga komplemen dari pengobatan modern. Disebut alternatif karena obat herbal bisa menjadi pilihan lain dari pengobatan modern. Sedangkan sebagai komplemen, obat tradisional bisa melengkapi pengobatan modern. Misalnya obat herbal untuk kanker yang dikombinasikan dengan teknik radiasi dan kemoterapi. Sayangnya, baru sejak 2007 Indonesia serius menggarap industri obat tradisional dengan metode ilmiah lewat program saintifikasi jamu. Melalui program ini, peluang obat herbal untuk masuk dalam sistem kedokteran konvensional secara terintegrasi sangat besar. Bahkan dapat melengkapi kekurangan yang dimiliki obat kimia. Asli dan kebanggaan Indonesia Soal khasiat, temulawak mampu menghaluskan kulit, menghilangkan jerawat, merangsang nafsu makan, menghasilkan antioksidan, bahkan mampu menyembuhkan kanker. Tidak hanya itu, temulawak juga berkhasiat untuk mencegah penyakit hepatitis. Setidaknya, itu yang disampaikan oleh Ir. R. Syamsul Hidayat M.Si, peneliti konservasi tumbuhan obat Kebun Raya Bogor, LIPI di Bogor. Beragam kegunaan temulawak tadi ternyata efek dari kearifan lokal akibat temulawak yang tersebar di berbagai daerah. Jadi, bisa saja kegunaan temulawak di Aceh berbeda dengan di Bali. “Di berbagai daerah itu, temulawak ditemukan dan dimanfaatkan oleh masyarakat kita. Kadang-kadang kegunaannya tidak sama di setiap daerah,” ungkap Syamsul menjelaskan.
Di Flores. Temulawak digunakan untuk mengatasi sesak napas. Dengan beragam manfaat itu, Syamsul tak ragu jika temulawak tak kalah dengan ginseng. Temulawak sudah diterima di mana-mana secara empiris. “Secara pengalaman sudah jelas berkhasiat,” jelas Syamsul. Syamsul menceritakan pengalamannya ketika menderita penyakit hepatitis. Ia rutin mengonsumsi sari temulawak. Dari pengalamannya itu, Syamsul merasakan kesembuhannya yang lebih cepat dibandingkan dengan temannya yang tak mengonsumsi sari temulawak. Ada beda waktu sekitar tiga bulan. Jika ada yang meragukan keaslian temulawak sebagai tanaman asli Indonesia, sejauh pengamatan Syamsul, temulawak telah digunakan sejak dulu oleh masyarakat Indonesia. “Temulawak adalah tanaman asli Indonesia dan secara empiris sudah digunakan sejak lama,” ungkapnya. Sinergitas penting Akan tetapi, perjalanan temulawak untuk menyaingi ginseng sebagai identitas Indonesia yang mendunia masih membutuhkan banyak faktor. Syamsul menjelaskan, faktor utama yang harus dihadapi adalah sejauh mana kebanggaan masyarakat terhadap temulawak sebagai tanaman khas Indonesia. “Artinya, benar enggak sih kita menghargai temulawak?”tanyanya menegaskan. Nah, peran masyarakat memang sangat penting. Setelah masyarakat menghargai temulawak, maka dukungan berikutnya adalah dari perusahaan farmasi.
Sejauh pengamatan Syamsul, perusahaan farmasi dapat mendukung produk-produk temulawak. “Perusahaan farmasi bisa membuat produk berbahan dasar temulawak dan nantinya bisa dimunculkan ke pasar internasional,” jelasnya. Langkah di atas masih butuh perjuangan sebab produk jamu yang beredar di masyarakat saat ini belum banyak yang melalui uji klinis. Padahal, dokter baru berani meresepkan obat herbal kalau obat itu sudah menjalani uji klinis. Persoalan uji klinis ini menjadi salah satu tantangan obat herbal. Masih banyak obat herbal yang belum diformalkan untuk dijadikan alternatif. Syamsul membandingkan hal itu dengan perlakuan obat herbal di Tiongkok dan India. “Kalau di India dan Tiongkok, secara formal resep-resep obat itu termasuk obat-obatan tradisional. Nah, di kita kan itu belum banyak dilakukan,” jelasnya. Jika pemformalan resep tradisional itu dilakukan, bukan tidak mungkin masyarakat akan mengapresiasinya. “Karena dokter menawarkan resep tersebut,” kata Syamsul. Terakhir, promosi dari pemerintah yang masif. “Jika ingin menjadikan temulawak ikon (herbal Indonesia), sinergitasnya harus ditingkatkan,” kata Syamsul sambil tak lupa mengakui jika temulawak memang sudah meng-Indonesia. Nah, mari berharap ketika googling temulawak nama Indonesia langsung ikut terkait
Susunan Kimia Sari Temulawak
1. Alfa-phellandrena atau Isopropilmetil-sikloheksadiena: Suatu minyak atsiri yang menebar bau sedap khas temulawak
2. Glikosida: Senyawa yang terbentuk karena penggantian gugusan hidroksil dari gula oleh gugusan lain. Glikosida inilah biang keladi rasa pahit temulawak, tapi bukan ini yang berkhasiat.
3. Kamfer atau Trimetil-bisikloheptanadion, yang bersifat mengawetkan zat-zat kimia (karena antikuman) terutama zat-zat yang dikandung oleh temulawak itu sendiri.
4. Kurkumin atau Hidroksimetoksifenil-heptadienadion, yang juga bersifat penumpas kuman seperti yang dikandung oleh kunyit.
5. Siklo-isoprena-mirsena; sejenis minyak yang sedap baunya.
6. Para-toluil-metil-karbinol atau Para-alfa-dimetil-benzil-alkohol (yang juga terdapat dalam sari kunyit). Baunya seperti permen mentol. Jika ia bersenyawa dengan kamper zat yang terbentuk mampu merangsang hati untuk mengeluarkan empedu lebih lancar.
- videos yandex 2020 bokeh full - November 21, 2024
- yandex com vpn video full bokeh lights s1 - November 21, 2024
- yandex browser video bokeh museum - November 21, 2024