Inilah Mobil Listrik Mercedes Benz
Mencoba sebuah kendaraan baru, memang selalu menyenangkan. Apalagi jika disediakan tempat khusus. Nah, di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 lalu, kami dapat kesempatan untuk mencoba langsung mengemudikan Mercedes-Benz E 350 EQ di area Test Drive. Bagaimana rasanya mengemudikan mobil tanpa bahan bakar bensin ini? Seperti Mercedes-Benz E 350 EQ yang juga baru pertama kali diperkenalkan IIMS 2018 tersebut. Brand EQ dari Mercedes-Benz ini berarti model yang menggunakan teknologi plug-in hybrid sebagai sistem penggerak utama. Dengan motor listrik bukan lagi sebagai pemeran pembantu tapi sekarang menjadi pemeran utama. Sementara, mesin bensin 4 silinder 2.000 cc-nya, sekarang menjadi pelengkap untuk mengisi baterai. Memang, berkendara tanpa rasa bersalah karena mengotori udara dengan polusi sudah menjadi gaya hidup penduduk kota megapolis di Eropa dan Amerika. Sebenarnya sudah saatnya pula kota-kota besar di Indonesia ikut bergabung dengan penduduk megapolitan lain di dunia. Tapi kapan ya pemerintah akan mulai mengakomodasi kebutuhan ini dengan mengeluarkan kebijakan yang mendukung kendaraan elektrik dan hybrid? Yah, kita tunggu saja.
DESAIN
Ini yang kita suka! Sebuah mobil plug in hybrid, dengan bentuk mobil biasa, bukan desain ‘ajaib’ nan aneh yang biasa dijumpai pada kendaraan elektrik biasanya. Mercedes-Benz E 350 EQ memiliki bentuk desain eksterior yang sama dengan model E 350 AMG Line atau Exclusive biasa. Bedanya hanya ada di badge bagian belakangnya saja. Bagian interiornya pun sama dengan model biasa, lihat saja jok, kemudi dan bahan berkualitas tinggi yang melapisinya. Bedanya hanya pada tampilan mode berkendara EQ yang terdiri dari 3 mode.
RASA BERKENDARA
Seru! Itu yang kami rasakan saat mencoba berkeliling area test drive IIMS 2018 tanpa menggunakan bensin setetes pun. Dari mulai duduk di jok pengemudi, yang bisa diatur ke 8 arah secara elektrik, serta menekan tombol start di sebelah kiri kemudi, tidak ada satupun dengungan mesin yang terdengar. Indikasi mobil siap bergerak itu hanya ada di tulisan ‘Ready’ di meter cluster. Tentunya mode berkendara harus berada di ‘E-Mode’. Saat berada di E-Mode, kami bisa mengendarai Mercedes-Benz E 350 EQ sebagai kendaraan elektrik penuh, asal batere terisi, sedikitnya 85%. Mobil bisa berakselerasi hingga 100 km/jam hanya dengan penggerak elektrik, asal pedal akselerasi tidak ‘dikick-down’. Jika pedal dikick-down, ECU akan membaca pengemudi membutuhkan tenaga lebih dan mesin bensin akan aktif. Mesin bensin juga akan aktif kembali saat betere berada di kapasitas 15%. Yang menarik selain teknologi plug-in hybrid-nya adalah radius putar dari mid-size sedan ini. E 350 EQ memiliki radius putar 4.8 meter, artinya ia lumayan ‘pintar’ saat melakukan manuver U-turn, tidak perlu melambung jauh hingga menutupi lajur jalan sebelah kiri. Pindah ke mode Hybrid, mobil ini memiliki karakter agresif, saat pedal akselerasi dikick-down. Mode kendaraan elektrik akan tetap bisa berjalan hingga kecepatan 33 km/jam, lebih dari itu, penggerak akan kembali diambil alih oleh mesin 4 silinder bensinnya. Motor listrik juga berperan sebagai booster, penambah tenaga saat mode ini diaktifkan. Pada mode E-Save, kapasitas batere akan dipertahankan pada kapasitas tertentu untuk bisa digunakan kemudian. Hal ini bisa dicapai sama dengan mode hybrid. Motor listrik dan mesin bensin bekerja bergantian untuk mempertahankan kapasitas baterai. Di mode Charge, motor listrik sama sekali tidak berfungsi. Artinya, Mercedes-Benz E 350 EQ bekerja seperti model biasa, hanya mengandalkan operasi mesin 4 silinder bensin. Selagi bekerja, mesin bensin memutar generator untuk mengisi baterai
- yandex com vpn video full bokeh lights s1 - November 21, 2024
- yandex browser video bokeh museum - November 21, 2024
- bokeh lights yandex bebas 2021 - November 21, 2024