Inilah Mobil Masa Depan Tercanggih di Indonesia dan Dunia yang Bisa Nyetir Sendiri
Rancang bangun sebuah kendaraan masa depan sudah mulai disiapkan. Bera gam pabrikan otomotif pun-- berlomba-lomba membesut autonomous alias mobil otonom. Ambilah contoh Mercedes-Benz yang sangat antusias dalam mengembangkannya. Lantas bagaimana dengan pabrikan lain? Nah yang kami bahas saat ini adalah Toyota yang juga mengikuti jejak serupa. Dalam pernyataannya, Toyota mengakui tak mau menjadi yang pertama dalam merilis kendaraan otonom. Mereka tak akan menjualnya kepada khalayak sampai kendaraan tersebut layak pakai dan benar-benar aman secara menyeluruh. Toyota sangat hati-hati dalam memasarkan otonom. Jika bermasalah, jelas akan mengganggu reputasinya sebagai pemain otomotif besar. Nah, baru-baru ini, Toyota Research Institute (TRI) melakukan pergerakan, dan tak membiarkan penelitian soal kendaraan otonomnya ditumbuhi “lumut”. Risetnya sudah melewati uji coba self driving ke versi 2.1. Kendaraan riset self driving menggunakan persepsi baru, dengan menggandeng perusahaan startup LiDAR Luminar. Untuk diketahui, Luminar adalah sebuah perusahaan yang baru diluncurkan pada bulan April 2017 dengan dana 36 juta dolar Amerika. Perusahaan ini dinahkodai oleh Austin Russell, seorang co-founder berusia 22 tahun. Tugas dari Luminar sendiri adalah mengembangkan LiDAR (Light Detection and Ranging). Ia adalah sebuah teknologi per aba jarak jauh melalui optik, yang mengukur tingkat cahaya tersebar, untuk menemukan jarak atau informasi lain dari target yang jauh. Singkatnya, teknologi ini untuk menentukan jarak menuju objek tertentu dengan bantuan laser. Kolaborasi keduanya sudah sampai dengan pengembangan kontrol drive-by-wire dengan roda kemudi dan pedal. TRI mengatakan bahwa hal ini berguna bagi tim peneliti dalam hal memberi mereka cara untuk mempelajari transfer kontrol bolak-balik antara driver dengan sistem kendali otomatis. Peneliti Toyota juga menciptakan sistem UI baru yang menyatukan elemen visual dan bahasa grafis pada sistem Guardian dan Chauffeur, untuk membantu menggabungkan berbagai tingkat pengendalian, yang dapat diberikan sistem kepada interface yang lebih user friendly.
Nah, sistem Guardian dan Chauffeur mewakili dua cara yang berbeda -yang ingin dilakukan Toyota- untuk menerapkan fungsi otonom. Guardian beroperasi bersamaan dengan pengemudi manusia yang memegang kendali penuh, dan bertindak hanya untuk menghindari kecelakaan dan mengurangi kecelakaan. Sementara Chauffeur menggunakan self driving level 4 dan 5. Artinya, tak ada campur tangan manusia yang berada di kabin mobil untuk mengambil alih kendali. Kedua sistem ini menggunakan teknologi yang sama, seperti sensor dan perangkat keras (kamera). Tahapan yang telah dijalani (2.1) sebenarnya tetap menggunakan platform dari versi pertama, namun telah dilengkapi sistem Guardian dan Chauffeur secara bersamaan. Bagi meraka, ini merupakan kemajuan yang menarik dalam hal penelitian, karena pada akhirnya titik terang mulai terlihat. “Saat mengembangkan produk ini, kami tetap diam selama lima tahun, memastikan bahwa pada saat kami merilisnya, kami sudah bekerja dengan beberapa program terbaik dalam membangunnya. Kami sekarang memiliki produk yang sangat kami percayai. Sesuatu yang bukan hanya sebuah gagasan semata soal kendaraan otonom. Dan kami percaya dapat benar-benar mengaktifkan sistem kendaraan otonom ini di masa mendatang, yang memiliki tingkat persepsi yang lebih baik,” terang CEO Luminar, Austin Russell
Baca Juga : Inilah Kelebihan dari Mobil Mini Cooper
- yandex russia video bokeh museum 2021 asli - November 21, 2024
- 111.90.l50.204 Yandex APK 2024, Streaming Film Bokeh Legal - November 21, 2024
- Yandex Korea Terbaru 2018 Indoxxi - November 21, 2024