Apa Penyebab Rem Mobil Berdecit dan Bunyi ? Bagaimana Solusinya ?
Seperti kita ketahui, rem merupakan salah satu sistem keselamatan pada kendaraan bermotor, yang berfungsi menghentikan laju kendaraan. Nah, agar kinerjanya selalu baik, perawatan pada sistem rem wajib dilakukan secara rutin. Tak hanya melakukan penggantian kampas atau minyak remnya saja bila sudah aus atau secara berkala. Jika Anda menemui keanehan pada sistem pengereman, sangat disarakan untuk sesegera mungkin diperiksa dan diperbaiki. Ambil contoh ketika mendapatkan rem mobil kita terdengar bunyi-bunyi aneh seperti berdenging. Pasti Anda ingin tahu kan apa penyebabnya dan efek apa yang akan ditimbulkan bila masalah ini didiamkan? Perlu Anda ketahui, bunyi-bunyi aneh yang keluar dari sistem rem, bisa mengindikasikan banyak hal. Yaitu, bisa menandakan masalah besar maupun ringan. Jadi, kita patut waspada kalau rem mobil berdecit saat diinjak.
“Bila rem bunyi berdecit atau sreekk..sreekk.. saat diinjak, bisa menandakan kampas rem telah habis. Gejala ini muncul karena brake wear indicator pada kampas rem, berge sekan dengan disc brake, sehingga menimbulkan bunyi,” terang Sartono, kepala bagian teknis bengkel Auto 2000 Bintaro, Tangerang Selatan. Sebaliknya, lanjut Sartono, jika bunyi berdecit muncul namun ketebalan kampas rem masih baik bisa jadi kampas rem yang digunakan memiliki kualitas yang kurang bagus. “Bisa juga rem yang bunyi menunjukan ada banyak kotoran pada permukaan kampas rem. Kotoran berupa debu ini bisa terjepit antara disc dengan kampas, sehingga menimbulkan bunyi,” lanjutnya.
PENYEBAB LAIN
Dari ketiga masalah di atas, dapat kita simpulkan kalau masalah grinding noise pada rem mobil ini, rata-rata disebabkan pada sektor aktuator rem. Namun selain hal-hal tadi, beberapa partikel berikut ini juga bisa menimbulkan bunyi-bunyi aneh pada sistem rem. Pertama, percikan air. Air memang memiliki sifat membersihkan, namun pada sistem pengereman mobil, air bisa menimbulkan bunyi decitan saat dilakukan pengereman. Bunyi tersebut akan hilang ketika air yang nempel di peranti rem mengering. Selanjutnya, tetesan ol i. Oli tidak hanya mengganggu proses pengereman, tapi juga bisa menimbulkan bunyi. Sebab, oli menyebabkan gesekan antara kanvas dengan disc brake jadi licin. Sehingga hasilnya berupa suara yang cukup nyaring saat kita tekan pedal rem. Kondisi ini sangat berbahaya, karena dapat membuat kempuan pengereman jadi kurang pakem. Debu atau kotoran pada permukaan disc brake, juga bisa menimbulkan bunyi. Sebab, debu akan menghalangi permukaan brake pad mencengkram disc secara sempurna, yang ada malah muncul grinding noise. Masalah ini sering terjadi pada sistem rem tromol yang memiliki desain tertutup. Debu ini bisa berasal dari polusi udara (debu jalan), atau dari serbuk kampas rem yang terkikis.
Nah, kalau Anda mendengar bunyi aneh di dalam kabin ketika tuas rem ditekan, bisa jadi sumber bunyi dari engsel pedal rem yang kurang pelumasan. Berbagai penyebab di atas, bisa dihindari dengan melakukan perawatan sistem pengereman secara rutin. Disarankan setiap melakukan servis berkala ke bengkel langganan, minta ke mekanik nya untuk memeriksa sistem remnya juga. Tapi, bila Anda ingin melakukan perawatan rem sendiri di rumah, langkahlangkahnya seperti berikut ini. Setelah roda ditanggalkan, lepas brake pad dari kalipernya, lalu bersihkan menggunakan cairan brake cleaner. Cairan ini sanggup membilas air serta oli dari permukaan pad rem. Disc brakenya juga semprot dengan brake cleaner, agar terbebas dari debu dan oli. Jika bunyi muncul karena terkena air hujan, segera bilas kampas rem berikut disc atau teromolnya, menggunakan air bersih yang memiliki Ph netral. Lalu jika mendapatai permukaan kampas rem terlalu licin, ampelas menggunakan ampelas kasar. Pengampelasan ini bertujuan membuat permukaan brake pad lebih kasar, sehingga tidak menimbulkan slip saat direm. Apabila bunyi masih berlanjut, ganti kampas rem sesuai standar mobil anda
- Makanan agar Badan Sixpack - October 12, 2024
- Vendor ERP di Indonesia - October 12, 2024
- Harga Lensa Macro Sony 2017 - October 12, 2024