Kelebihan Menggunakan Bensin Pertamax
Pertamax Menjaga Mesin Tetap Prima Seperti Baru
Jarak tempuh kedua unit tes telah melewati 20.000 km. Siapa sangka kondisi ruang bakar unit tes yang menggunakan Pertamax tetap terjaga kebersihannya Pembakaran sempurna terjadi berkat kadar oktan Pertamax dengan RON92 yang sesuai dengan kebutuhan mesin membuat ruang bakar terjaga kebersihannya. Begitu pula dengan kan dungan aditif de ngan fungsi detergensi di dalamnya yang secara optimal membersihkan ruang bakar dan saluran intake-exhaust. Tak heran jika performa mesin tetap terpelihara dengan baik. Hal ini dibuktikan dari kondisi ruang bakar dan saluran masuk kedua unit tes yang Auto Bild Indonesia gunakan dalam komparasi bahan bakar ini.
Terlihat jelas bahwa tumpukan karbon dan jelaga berwarna kuning kehitaman hadir di sekitar katup masuk dan intake manifold di unit tes yang menggunakan bahan bakar jenis Premium. Tanpa hadirnya aditif di dalamnya, membuat residu bahan bakar melekat dan menimbulkan tumpukan karbon pada katup sehingga mengganggu proses masuknya bahan bakar ke ruang bakar. Hal ini bisa terjadi saat katup masuk dan buang terbuka bersamaan ketika langkah buang dari proses pembakaran berakhir. Nah, bisa dibayangkan bila kondisi ini terus menerus terjadi. Tumpukan karbon di katup kian menumpuk sehingga kebocoran kompresi rentan terjadi akibat katup tidak dapat menutup sempurna saat langkah kompresi.
Alhasil, tenaga mesin menurun dan konsumsi BBM pun kian boros. Berbeda dengan unit tes yang menggunakan bahan bakar Pertamax. Aditif mampu menjaga kebersihan di saluran masuk, katup hingga ruang bakar. Tanpa hadirnya tumpukan karbon di katup masuk, otomatis kemungkinan bocornya kompresi akibat katup yang tidak menutup sempurna menjadi sulit terjadi. Hal ini dibuktikan dari pengujian konsumsi BBM. Di rute dalam kota dengan jarak tempuh sejauh 200 km dan kecepatan ratarata 22-23 km/jam, unit tes dengan Pertamax lebih irit 0,4 km/l (13,9 km/l) dari unit tes Premium (13,5 km/l). Belum berselisih jauh lantaran tumpukan karbon di katup belum membuat terjadinya kebocoran kompresi.
Tapi saat pengujian di rute tol dengan kecepat an rata-rata 80 km/jam dan cenderung melaju konstan, tumpukan karbon sudah cukup mengganggu aliran bahan bakar yang masuk. Terbukti, selisih yang terjadi cukup signifikan dengan catatan konsumsi BBM 24,0 km/l untuk Pertamax dan 22,5 km/l untuk Premium. Uji akselerasi pun turut membuktikan bahwa Pertamax tetap lebih baik. Akselerasi 0-60 km/jam dan 0-100 km/jam, Premium hanya membukukan catatan waktu 5,6 detik dan 14,0 detik. Sedangkan Pertamax mampu mencatat waktu 5,1 detik dan 13,7 detik. Terjaganya performa membuktikan bahwa pembakaran optimal terjadi di ruang bakar. Begitu pun saat melewati pengujian di atas alat dynotest.
Unit tes Pertamax tetap unggul dengan tenaga puncak di putaran mesin 4.500 rpm mencatat 79,2 dk dan torsi 130 Nm di 4.000 rpm. Sedangkan unit tes Premium hanya 78,9 dk dan 128,9 Nm di putaran mesin serupa. Kesimpulannya, pengujian 20.000 km ini sudah mampu memberikan gambaran terhadap gangguan dalam proses kerja mesin dengan hadir nya tumpuk an karbon di saluran masuk bahan bakar dan katup pada unit tes Premium. Adanya tumpukan karbon mengganggu performa mesin.
Akibatnya, mesin tidak dapat bekerja secara optimal dan performanya tidak sebaik yang diharapkan. Itu untuk jangka pendek. Dalam jangka panjang, tentu berpengaruh signifikan pada daya tahan komponen mesin yang dipaksa untuk bekerja keras guna mendapatkan kemampuan seperti sedia kala. Komponen biaya perawatan pun turut meningkat tajam. Padahal solusinya sangat sederhana, yaitu gunakan bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan mesin modern yaitu Pertamax.
- Videos Yandex Browser Video Bokeh Museum Indonesia - November 21, 2024
- Yandex 164.68 L27 15 APK 2024, Aplikasi Streaming Video Bokeh - November 21, 2024
- www.yandex.com video bokeh museum - November 21, 2024