Menjajal Mitsubishi Outlander Phev di Indonesia
Bagaimana Rasanya Mengendarai Mobil Listrik
Mitsubishi merupakan salah satu mendukung penuh program kendaraan listrik aPM yang di indonesia. Dibuktikan dengan menghibahkan dua jenis mobil kepada Kementrian Perindustrian republik indonesia. yaitu Mitsubishi outlander PHEV dan Mitsubishi i-MiEV. Kedua mobil ini menggunakan sumber tenaga dinamo listrik untuk bergerak. selama ajang iiMs 2018 berlangsung, outlander PHEV dan i-MiEV bisa dijajal langsung oleh pengunjung. tentu KAMI tak akan melewatkan kesempatan ini. Kali ini kita akan menguji outlander PHEV terlebih dahulu. Meski sebenarnya kami pernah pula menjajalnya di Jepang. yuk, disimak terus!
- BATERAI
Sumber listrik dari mesin elektriknya, menggunakan baterai Lithium-ion 12 kWh 300 Volt, yang terletak di dek bagian tengah. Dengan kapasitas baterai tersebut, Outlander PHEV diklaim dapat menempuh jarak 60 kilometer dalam kondisi full EV. Namun saat kombinasi antara listrik dan mesin, jarak tempuhnya bisa mencapai 890 kilometer. Dengan kondisi baterai dan bensin dalam keadaan penuh. Artinya buat menempuh perjalanan Jakarta-Surabaya, cukup sekali jalan tanpa isi bahan bakar atau men-charging baterai di tengah jalan. Buat pengisian baterai dari kondisi hampir habis sampai penuh, butuh waktu delapan jam untuk pengisian normal. Dan membutuhkan daya listrik sebesar 120 Volt 12 Amper. Sedangkan untuk quick charging hanya membutuhkan 20 menit, dengan penggunaan daya 3 kVa atau setara dengan 3.000 Volt.
- PERFORMA
Sebenarnya sumber tenaga pada Outlander PHEV tak sepenuhnya elektrik. Yup, masih kombinasi mesin berbahan bakar dan motor elektrik, alias hybrid. Dengan mengadopsi teknologi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), penggunaan elektrik lebih besar ketimbang bahan bakar. Pada sumber tenaga listrik, Outlander PHEV menggunakan dua buah electric motor di roda depan dan belakang. Dua motor dinamo listrik yang dipasang pada PHEV, memiliki tenaga 83 dk di depan dan 89 dk di belakang. Sementaranya torsinya mencapai 195 Nm. Memang secara jumlah, tenaga segitu tidak lah besar. Namun jumlah tenaga pada dinamo ini kerja secara bersamaan. Sehingga ketika berakselerasi, entakan tenaganya hampir setara dengan 172 dk dan torsi 390 Nm. Gak heran kalau cukup ngejambak. Belum lagi mesin bahan bakar turut berperan saat akselerasi. Untuk motor penggerak Outlander PHEV, masih mengadopsi mesin yang sama dengan Outlander Sport di Indonesia. Mesin berkode 4B11 kapasitas 2.000 cc MIVEC DOHC dengan tenaga 150 PS dan torsi 197 Nm. Bertugas sebagai alat pemutar generator pengisian dan membantu kerja dinamo pada roda depan. Mesin ini lebih berperan hanya membantu kerja dinamo listrik pada PHEV. Karena konsep EV (Electric Vehicle) lebih kuat pada Outlander PHEV, mesin hanya berkerja membantu dinamo sepenuhnya pada kecepatan di atas 100 km/jam. Sedangkan pada kecepatan 60 km/ jam, mesin akan hidup sesekali untuk memutar generator pengisian baterai. Hebatnya, starter untuk menghidupkan mesin tak terasa di dalam kabin. Walau sedang dalam kondisi berhenti sekalipun.
- RASA BERKENDARA
Sayangnya, pengujian Outlander PHEV ada di lahan test drive yang terbatas. Jadi, tak banyak yang bisa kami eksplorasi kemampuan seluruhnya. Namun dari hasil jajal singkat, seperti inilah gambarannya. Masuk ke dalam kabin hal yang pertama dirasakan adalah kelapangan kabin. Rasanya berbeda saat masuk Outlander Sport yang dipasarkan di Indonesia, justru kabinnya hampir mirip lapangnya dengan Pajero Sport. Suasana kabin terasa mewah, dengan jok kulit berwarna cokelat dengan aksen merah pada sambungan jahitan dan benang jahit. Karena Outlander PHEV ini didatangkan langsung dari Jepang, kedua jok depannya sudah pakai heater atau pemanas. Saat melihat cluster speedometer, perbedaan yang paling jelas tidak ada indikator putaran mesin. Gantinya adalah jarum analog pemakaian konsumsi listrik pada motor listrik, dengan indikator Charge, Eco dan Power. Ini menandakan peran motor listrik lebih utama ketimbang mesin. Menghidupkan mesin, sudah pakai tombol Start-Stop. Malah kita tak akan sadar kalau PHEV sudah dalam kondisi hidup. Apalagi kalau AC dan radio dalam kondisi mati. Kita harus sedikit jeli melihat indikator pada cluster speedometer, di sana ada tulisan ‘Ready’ yang terdapat di bawah indikator analog dinamo baterai. Untuk menjalankan PHEV, kita cukup tahan stick gigi ke posisi kanan selama dua detik. Begitu gigi release dari posisi P, gerakan tuas ke arah bawah sambil tetap menahannya ke arah kanan agar masuk posisi D. Jangan lupa juga untuk menonaktifkan Electric Parking Brake sebelum jalan. Pada transmisi dinamo elektrik menggunakan single speed, dengan Fixed Reduction Gear Transmision. Dengan Twin Electric Motor pada PHEV, melahirkan Super All-Wheel Control (S-AWC) yang berguna dalam berbagai kondisi jalan. Sedikit pendam gas, Outlander PHEV langsung melesat seolah tanpa kendala dan sistem penggerak S-AWD langsung mengatur traksi dengan baik. Sistem S-AWC ini turut berperan mengatur Active Yaw Control (AYC), Active Stability Control (ASC), dan Traction Control (TCL). Untuk kerja 4x4 sepenuhnya, tinggal pencet tombol Twin Motor 4WD Lock di console tengah
Spesifikasi :
- Mesin: 4B11, 1,998 cc, MIVEC DOHC, Bensin 4 silinder, Dinamo Listrik: Y61, Twin
AC Magnetic Motor,- Tenaga Mesin: 150 PS (148 dk), Tenaga Dinamo: 83 dk, Torsi Mesin: 197 Nm, Torsi Dinamo: 195 Nm,
- Transmisi Mesin: Otomatis CVT, Transmisi Dinamo: single speed, Fixed Reduction Gear Transmision,
- Dimensi (P x L x T): 4,693 mm x 1,811 mm x 1,709 mm,
- Wheelbase: 2,669 mm,
- Ground Clearance: 216 mm,
- Sistem kemudi: EPS,
- Suspensi Depan: McPherson Independent,
- Suspensi Belakang: Multi-link,
- Rem Depan/Belakang: Ventilated Disc/Disk, dengan ABS dan EBD,
- Ukuran Ban: 225/55 R18,
- Kapasitas Tangki: 42 liter
- yandex com bokeh video full apk 2019 - November 21, 2024
- yandex bokeh mean in japan apk - November 21, 2024
- yandex ru bokeh - November 21, 2024