Tips Naik Motor Sport
Mengendarai sebuah sepeda motor berjenis sport dengan kapasitas mesin besar, mungkin merupakan impian bagi sebagian besar motofreak maupun kaum speedgoers sejati. Bagaimana tidak? Dengan kapasitas yang besar (umumnya sudah di atas 400 cc) memungkinkan sebuah sepeda motor memiliki output tenaga yang besar. Namun muntahan tenaga yang besar tersebut membutuhkan kedewasaan pengendaranya.
Ego harus senantiasa ditekan, dan akal harus diatas segalanya. Tak bisa dipungkiri, suatu kecelakaan dapat terjadi apabila sang rider tidak sigap atas respon yang keluar dari motornya. Dengan kata lain, bukan manusia yang mengendalikan motor, tapi motor mengendalikan manusia. Kita berbicara mengenai motor sport 250 cc. Artinya topik kita terfokus kepada sebuah kendaraan roda dua, mempunyai tipe rangka baik diamond, teralis, maupun deltabox. Oh ya, tentunya motor sport itu punya fairing dengan posisi tangki bahan bakar yang dapat diapit oleh paha si pengendara. Motor sport alias sport bike adalah motor yang didesain secara khusus untuk memenuhi 4 aspek utama. Yaitu akselerasi yang baik, kecepatan puncak yang tinggi, mampu menikung tajam, dan memiliki pengereman yang baik. Keempat aspek tersebut dapat dipenuhi oleh motor sport berkapasitas mesin besar. Lalu apa hubungannya dengan motor sport 250 cc? Di Eropa ada kewajiban bagi pemilik pertama surat izin mengemudi sepeda motor untuk naik level secara bertingkat. Mulai dari sport 125 cc, 250 cc, 600 cc hingga ke 1000 cc bahkan di atasnya yang disebut hyperbike. Tujuannya jelas, agar si pengendara ‘aware’ dengan besutannya. Sayang peraturan seperti ini belum ada di Indonesia. Alias masih sebatas wacana. Motor sport 250 cc lazimnya disebut sport lightweight.
Motor yang mengombinasikan 4 aspek utama motor sport namun dalam kemasan kompak. Pengendara amatir mungkin akan cepat terbiasa dengan kareakter motor sport 125 cc. Namun jangan samakan dengan motor sport 250 cc. Berat motor, karakter handling, serta respon mesin lebih galak. Menurut beberapa instruktur riding kenamaan di tanah air seperti Jusri Pulubuhu, Joel D Mastana, Ady Jotos berpendapat sebelum naik kelas ke motor sport di atas 250 cc, baiknya menguasai dahulu motor seperempat liter ini. Hal tersebut adalah salah satu yang paling berpengaruh terhadap peta bisnis sepeda motor di seluruh dunia. Alasan yang jelas mengapa hampir seluruh pabrikan mempunyai lini produk motor sport 250 cc. Ambil contoh motor sport 250 cc yang dijual di Indoensia. Banyak sekali. Kawasaki saja ada total empat varian motor sport berfairing. Pabrikan sayap mengepak (Honda) dan garputala (Yamaha) masing-masing punya dua varian. Bila dibandingkan dengan varian naked bike-nya, dari sisi penjualan motor sport fairing 250 cc ini lebih unggul. Bisa terjadi hal demikian (lebih unggul penjualan motor sport 250 cc fairing) karena para pembeli motor di segmen ini masih senang dengan tampilan ala motor balap tulen. Well… Balap motor seperti Superbike, Isle Of Man TT, bahkan hingga MotoGP menggunakan basis motor balap berfairing.
“Sepengamatan kami penjualan Yamaha YZF-R25 masih lebih baik dibandingkan dengan Yamaha MT- 25. Padahal secara teknis basis kedua motor itu sama. Bisa jadi karena YZF-R25 lebih banyak dipakai di balapan tanah air,” papar Muhammad Abidin, General Manager Technical and Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufucturing. “Enggak bisa dipungkiri, bahwa nama besar dari Kawasaki ada pada varian Ninja yang berfairing. Ninja telah mendarah daging di kalangan speedgoers dan pecinta sepeda motor sport di tanah air,” ujar Michael Chandra Thanadi, Dept.Head, Sales and Promotion PT Kawasaki Motor Indonesia kepada AutoExpert. Maka enggak heran Kawasaki begitu getol akan varian motor sport 250 cc berfairing. Ada Kawasaki Ninja 250FI ABS dan non ABS, serta Kawasaki Ninja RR Mono ABS dan Non ABS. Honda juga mulai enggak mau ketinggalan. Sadar akan Honda CBR 250R lawasnya kurang dilirik pasar, pabrikan sayap mengepak ini meluncurkan All New Honda CBR250RR 2 silinder dua bulan lalu.
Kawasaki juga menegaskan bahwa angka jualan tipe naked bike yang lebih sepi bila dibandingkan dengan tipe sport fairing membuat varian naked hanya diposisikan sebagai pelengkap jualan saja. “Kita enggak bisa bilang angkanya, tetapi presentasenya kurang lebih hanya 20% dari total jualan Kawasaki di Indonesia,” ujar pria yang akrab disapa Michael ini. Keterangan itu cukup menunjukkan bagaimana bisnis motor sport 250 cc berfairing sangat menggiurkan baik di tanah air maupun dunia. Kedepan tentunya pasar motor sport 250 cc berfairing akan semakin berkembang dan digemari dengan adanya produk-produk baru yang diluncurkan. Mau mahir mengendarai motor besar? So, mulail ah dari sport bike 250 cc berfairing. Pembalap sekelas Valentino Rossi, Marc Marquez, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo start from 250 cc sportbike.
- Micro SD Tercepat | Harga Terbaik untuk Android Samsung Xiaomi - October 13, 2024
- HP Asus Tahan Lama Internal Lega 64gb dan 128gb - October 13, 2024
- Kamera Prosumer dengan Kualitas Setara DSLR - October 13, 2024