Begini Sejarah Awal Munculnya Mobil Toyota Kijang
Toyota yang memang ingin mengembangkan produk lokal di negara-negara Asia, juga memiliki keinginan untuk menamai produknya dengan nama lokal. Contohnya, BUV Tamaraw di Filipina. Dalam bahasa setempat, tamaraw berarti kerbau. Kerbau dianggap hewan yang tangguh dan agresif. Nama ini pula yang sempat diusulkan untuk BUV-nya Indonesia. Namun usul itu ditolak. Nama berikutnya yang muncul adalah kancil. Tapi ada pertimbangan, hewan ini terkesan lucu. Bahkan dalam dongeng kancil itu terkesan licik. Itu tidak sejalan dengan citra sebuah mobil “tangguh, bisa berlari cepat, dan aktif”. Nah, dari kata-kata itu muncul nama kiang. Perancang BUV ini akhirnya sepakat menamainya Kiang.
Perjalanan panjang selama hampir empat dekade membuat keberadaan Toyota Kijang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keluarga Indonesia. Kisah-kisah di balik kelahiran lima generasi Toyota Kijang juga seolah menggambarkan filosofi kaizen (Continuous Improvement) yang dianut oleh Toyota. Perjalanan panjang Kijang berawal secara hampir bersamaan dengan keber- adaan PT. Toyota Astra Motor (TAM) itu sendiri. Tepatnya awal dasawarsa 1970-an, sudah muncul keinginan dari TAM untuk mengembangkan Basic Utility Vehicle (BUV), berupa kendaraan yang sederhana namun juga tangguh untuk menunjang keperluan niaga. Citacita itu sejalan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sedang giat membangun. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Seisi Kato, Wakil Presiden Direktur TAM menugasi Ohyama, Chief Engineer Toyota Hi-Ace sebagai Chief Engineer proyek BUV. Ohyama kemudian bersama Alam Wiyono, sebagai National Sales Manager Astra Motor Sales, serta Mikio Nomura General Manager Sales TAM, berangkat ke Filipina, 1975, untuk mempelajari BUV Tamaraw yang sudah dikembangkan di Filipina. Tamaraw dianggap bisa diadopsi untuk pasar Indonesia karena memiliki persamaan kebutuhan yang mendasar yakni desainnya sederhana dan biaya produksinya rendah. Prototip BUV itu sudah mulai dipamerkan dalam ajang Jakarta Fair 1975. Ada berbagai kesan tentang BUV ini.
Pihak yang meragukannya menilai, desainnya kalah cantik dibandingkan dengan mobil bak terbuka merek lain yang sudah beredar. Namun ada pula yang berpendapat, pastilah ada sebagian masyarakat yang tidak mempersoalkan bentuknya yang kotak dan kaku itu. Pada 1977, BUV ini sempat diperkenalkan di Istana Negara. Kala itu Presiden Soeharto yang cukup antusias juga berpesan agar modelnya diperbaiki. Toyota Kijang generasi pertama yang kemudian diluncurkan Juli 1977 bentuknya masih sangat sederhana. Bodinya berupa plat yang ditekuk. Jendelanya tidak terdapat kaca, melainkan terpal yang digulung. Engsel pintunya terlihat dari luar, seperti engsel pintu rumah. Dashboard-nya berupa kerangka besi yang memanjang dari tepi kiri ke tepi kanan, dengan panel instrumen yang ditempatkan di atasnya. Posisi setirnya juga agak ke tengah karena harus menyisakan rem tangan di kanan. Toyota Kijang generasi pertama menggunakan mesin tipe 3K 1.200 cc seperti yang dipergunakan di Corolla. Saat pertama kali diluncurkan, harganya Rp1,3 juta atau lebih murah Rp300 ribu dibandingkan dengan pesaing utamanya, mobil bak terbuka dari merek lain. Toyota Kijang generasi pertama ini memang hanya diproduksi jenis bak terbuka dengan beberapa varian antara lain sisi tinggi beratap untuk angkutan pedesaan. Peraturan pemerintah kala itu memang melarang kendaraan kategori I seperti Kijang diproduksi dalam bentuk minibus. Belakangan, perubahan Toyota Kijang menjadi kendaraan penumpang bahkan angkutan umum justru dilakukan oleh masyarakat sendiri. Terutama dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan karoseri di masa itu. Sejak itu, Toyota Kijang mulai dikenal luas di masyarakat Indonesia.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024