Mobil Crossover Murah Harga 90 Jutaan – Kalau hanya mengandalkan penambahan lalu menyebutnya sebagai crossover, rasanya semua cover plastik pabrikan bisa saja melakukannya. Sedikit improvisasi, PT. Hyundai Mobil Indonesia (HMI) menambahkan ketinggian dengan penggunaan ban profl 165/65. Alhasil diklaim penambahan ketinggian 0,5 inci. Kalau benar, maka ground clearance kini 178 mm. Sebagai gambaran, Suzuki SX4 ada di 175 mm dan Honda HR-V 170 mm. Efek yang instan terasa, bantingan kini jauh lebih empuk. Bukan suspensinya ya, karakter sokbreker justru cenderung keras, tentu baik untuk memberikan kestabilan saat menikung atau cruising pada kecepatan tinggi. Namun penggunaan ban besar membuat rasa saat bodi jatuh ke tanah lebih lembut. Jarang rasanya melewati jalan rusak parah menjadi enak saja di dalam sebuah city hatchback. Oh maaf, crossover… Meski secara keseluruhan nyaman dan lebih refned, Grand i10X tidak menonjolkan apapun ketika dikendarai di dalam kota. Memang, setir MDPS-nya yang sangat ringan, membuat parkir dan bermanuver di kecepatan rendah menjadi lebih mudah.
Lantas, apa keunggulannya? Menjadi salah satu sesi tes hatchback terunik untuk kami membawa versi berotot dari Grand i10 ini ke trek tanah di Serpong, Tangsel. Kopling ditahan sebentar sembari membangun gas, lepas dan kemudian ban depan berputar di tempat seketika di tanah merah kering saat mulai melaju. Jujur saja, sensasi ban spin selalu sedikit menorehkan senyuman kan? Membuat kami mengerti alasan HMI hanya menyediakan transmisi manual 5-percepatan pada varian X ini. Gundukan tanah mudah saja dilewati tanpa membuat badan sakit, berkat profl ban tebal. Begitu juga ketika harus menikung, tidak perlu takut mengerahkan tenaga lebih sebelum berbelok. Ringannya setir memang mengurangi feedback di aspal, namun di atas tanah, artinya menikung saat cepat lebih mudah. Meski ground clearance terasa cukup, namun rintangan seperti perbukitan bersudut ekstrem tentu sulit dilewati. Ingat, ini hanya sebuah city hatchback yang dijelmakan menjadi crossover, sehingga approach dan departure angle tidak sebesar SUV. Apalagi, jangan harap main tanah basah. Tidak adanya penggerak roda 4, berarti akan sangat mudah kehilangan traksi saat tanah terlalu licin. Terpenting, sensasi ‘bermain’ di atas tanah selama 2 jam terasa lebih menyenangkan daripada membawanya keliling kota selama 2 hari. Penasaran mencobanya?
Memang sebuah sensasi yang berbeda untuk menjajalnya di atas tanah, tetapi fakta bahwa Grand i10X tetap akan menjadi komuter kota harian tidak dapat dihindari. Beberapa catatan, blower AC di posisi 1 terasa kurang dingin di siang hari, namun saat hari menjadi gelap, suara kipas berputar sangat terdengar dan anginnya terasa kencang. Kemudian tuas transmisinya sering menimbulkan bunyi ‘gruuk’ saat dipindahkan dari 1 ke 2, atau dari 2 ke 3, meski kopling terasa ringan dan perpindahannya akurat. Power window belakang terlihat seperti tambahan. Head unit aftermarket 2-DIN sulit dijangkau sambil mengemudi.
Spion dengan pengaturan manual? Ayolah HMI, LCGC saja banyak yang sudah elektrik. Di balik banyak kekurangannya, tetap saja Grand i10X terasa masih mumpuni untuk mengarungi kota seharihari. Seringnya downshift yang hadir di versi transmisi otomatis saat menanjak jadi absen di sini. Konsumsi dalam kota juga jadi kabar baik, naik 2,3 km/l dibanding Grand i10 GLS A/T. Akselerasi 0- 100 pun hampir 2 detik lebih baik. Kemudian kedap suara terasa di atas pesaingnya, ditandai dari pintu terasa lebih berat. Lalu support jok depan sangat baik untuk menahan body roll, hanya saja jika head rest menggunakan versi adjustable pasti akan lebih ergonomis, terutama untuk penumpang belakang yang terlalu mendongak jika bersandar
Harga 96 Jutaan untuk Mobil Bekas Tahun 2015
- Harga Lensa Macro Sony 2017 - October 12, 2024
- Layanan Cloud untuk Lingkungan Enterprise - October 11, 2024
- Kepada Siapa Fidyah Diberikan? - October 11, 2024