Daftar Mobil Listrik yang Masuk dan di Jual di Indonesia - Euforia kendaraan listrik terus berlanjut. Hampir semua Agen Pemegang Merek (APM) otomotif punya produk kendaraan listrik, baik berupa prototype hingga yang telah dijual massal. Namun, untuk pasar Indonesia, lagi-lagi masih harus menunggu tersedianya infratruktur dan insentif fskal dan non fskal. Kedua hal tersebut merupakan tahapan yang terus diupayakan Pemerintah bergandengan dengan swasta dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Selain itu, ketersedian pangsa pasar yang digerakkan oleh demandjuga perlu digenjot. Supaya produk kendaraan listrik bisa bersaing dengan memiliki pasar yang jelas dan luas. Contoh praktisnya, seperti diungkapkan Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, mewajibkan penggunaan kendaraan listrik bagi pejabat Kementerian. “Pak Menristek bilang sama saya, Pak Luhut kalau sudah bisa, kita nanti menteri-menteri pada waktunya pakai motor listrik atau mobil listrik. Saya bilang, saya sudah sampaikan kepada pak Presiden enam bulan lalu,” papar Luhut disela gelaran IEMS 2019 (4/9). Masih menurutnya, hal tersebut sangat mungkin terlaksana. “Kalau ini sudah matang, mungkin 2021-2022 itu semua pengadaan barang yang untuk sepeda motor dan mobil, kalau daerahnya sudah siap, kita wajibkan menggunakan motor dan mobil listrik,” imbuhnya. Terkait penggunaan kendaraan listrik, Luhut juga menjelaskan seluruh aspek pemerintah sepakat akan mendorong industri ini. “Kemarin sudah rapat, dari kepolisian sudah hadir, semua Kementerian hadir, kita sepakat bahwa kita akan dorong ini,” sebutnya lagi. Lantas seberapa siap pabrikan menyongsong era kendaraan listrik. Masing-masing punya teknologi yang diunggulkan. Diantaranya Plugin Hybrid Electrical Vehicle (PHEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Battery Electric Vehicle (BEV), hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Yuks diulas lebih lanjut kesiapan pabrikan
TOYOTA
Pabrikan Toyota mengklaim punya pilihan teknologi elektrifkasi terlengkap. Yakni C-HR yang mengusung teknologi HEV, Prius berteknologi PHEV, i-ROAD didukung teknologi BEV, dan Mirai dengan mengaplikasi teknologi FCEV. “Toyota akan terus berupaya menghadirkan teknologi kendaraan elektrifkasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di setiap negara termasuk Indonesia. Tidak hanya itu, kami juga memiliki perhatian yang tinggi untuk dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan industri kendaraan elektrifkasi termasuk di dalamnya industri rantai pasok, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar domestik serta berpotensi merambah pasar ekspor karena tren global saat ini adalah menuju kendaraan rendah emisi,” bilang Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Diantara semua platform teknologi, Toyota lebih siap dengan hybrid dan fuel cell, yang telah dipasarkan secara massal. Contohnya Prius sebagai model PHEV yang mengaspal di pasar domestik pada 2009. Selain Prius, teknologi HEV juga telah diluncurkan yaitu: Camry, Alphard serta C-HR yang baru diluncurkan awal 2019 ini. “Memasuki tahun ke-10 dari teknologi elektrifkasi Toyota yang dipasarkan di Indonesia, kami sangat excited bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai perhatian serius pada kendaraan elektrifkasi guna menjaga lingkungan yang lebih baik di masa depan,” sebut Yoshihiro Nakata, President Director Toyota-Astra Motor. Toyota Indonesia juga turut andil dalam riset komprehensif kendaraan listrik berkerja sama antara Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Ristekdikti RI serta enam Universitas (Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Udayana).
NISSAN
Visi Nissan Intelligent Mobility, tercermin melalui Nissan Leaf yang diklaim sebagai mobil listrik terlaris di dunia. Serta teknologi e-Power Nissan yang inovatif dan unik. “Nissan adalah pemimpin elektrifkasi secara global. Kami telah menjual lebih dari 400.000 kendaraan listrik di 51 pasar di seluruh dunia, dan kami membawa pengalaman ini untuk membantu mempercepat penerapan kendaraan listrik di Indonesia,” tutur Isao Sekiguchi, Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia (NMI). Teknologi listrik telah dikembangkan Nissan selama lebih dari 70 tahun.”Kendaraan listrik dapat membantu mengurangi polusi udara dan suara, serta ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Manfaatnya tidak hanya untuk masyarakat saat ini, tetapi juga generasi selanjutnya di masa depan. Kerja sama antara para produsen mobil, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya sangatlah penting untuk mempercepat elektrifkasi di Indonesia,” imbuh Sekiguchi San. Nissan Leaf merupakan mobil listrik (BEV) pertama yang dipasarkan luas di dunia pada 2010. Bahkan, Nissan mengumumkan bahwa Leaf terbaru akan masuk ke Indonesia pada 2020. Leaf generasi kedua dilengkapi teknologi yang memberikan pengalaman berkendara yang lebih percaya diri, menyenangkan dan terhubung. Teknologi ini mencakup e-Pedal, yang memungkinkan pengendaraan dengan satu pedal. Keunggulan Leaf, dipamerkan bahkan awak media dibolehkan test drive pada perhelatan IEMS beberapa waktu lalu.
DFSK
DFSK Glory E3 sudah diproduksi secara massal di Cina, dan sudah mulai dijual di negeri asalnya sejak kuartal pertama 2019. “Sejak 2016, DFSK sudah melakukan riset kendaraan listrik dan memiliki fasilitas Research and Development (R&D), yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat,” urai Franz Wang, Managing Director of Sales Centre of PT Sokonindo Automobile. Masih menurut Franz, pihaknya merekrut berbagai ahli kelas dunia serta mendirikan SERES Automotive Company, yang fokus pada pengembangan dan penelitian kendaraan energi baru. “DFSK juga telah mendaftarkan dan memperoleh lebih dari 1.000 paten AS untuk sejumlah teknologi inti seperti baterai, mesin, dan kontrol elektronik kendaraan,” lanjutnya.
Glory E3 mengusung teknologi BEV yang sepenuhnya mengandalkan baterai dan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Sehingga 100% bebas emisi gas buang karbon. Mengandalkan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 163 ps dan torsi 300 Nm. Tenaganya bersumber pada baterai listrik berkapasitas 52,5 kWh, dan sanggup menempuh jarak hingga 405 Kilometer dalam kondisi baterai penuh. Selain itu, Glory E3 juga memiliki teknologi ‘Mileage Extended Range Technology’ yang mampu menempuh jarak hingga 1.000 Kilometer. Akselerasinya diklaim 0-50 kilometer per jam bisa ditempuh hanya 3,9 detik
MITSUBISHI MOTORS
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) telah memasarkan Outlander PHEV, serta memiliki i-MiEV yang mengusung teknologi BEV. “Kami ingin mulai memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia kendaraan yang tidak hanya dapat menunjang mobilitas, namun juga dilengkapi dengan teknologi terdepan, yang lebih ramah lingkungan melalui Mitsubishi Outlander PHEV yang baru kami luncurkan pada ajang GIIAS 2019 lalu,” papar Naoya Nakamura,President Director PT MMKSI. Melalui kampanye Start Now Project, MMKSI ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan. Outlander PHEV yang merupakan SUV, berpenggerak 4WD memadukan mesin bensin 2,4 L, dengan motor dan juga baterai. Hadir dengan tiga mode: EV Drive Mode,Series Hybrid Mode dan Parallel Hybrid Mode. Outlander PHEV juga bisa digunakan sebagai genset darurat, serta terkoneksi dengan Dendo Drive House. Sementara i-MiEV mewakili 40 tahun pengembangan kendaraan listrik di Mitsubishi Motors. Mobil ini ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi CO2. i-MiEV menghadirkan pengalaman berkendara yang tenang dan nyaman karena tanpa menggunakan mesin bakar.
Diklaim memiliki respon luar biasa dan torsi high low-end yang melekat pada motor listriknya. Namun MMKSI belum berniat mamasarkan i-MiEV di tanah air. Yakni masih berfokus memasarkan Oultander PHEV, mengingat infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia masih belum siap. “Karena keterbatasan di Indonesia, juga infrastuktur belum siap. (Takutnya) kalau jual mobil listrik malah menyusahkan pelanggan, hal ini menjadikan Outlander PHEV paling ideal. Intinya Mitsubishi sangat mendukung dan berkomitmen, bahkan kami sudah memulai mobil listrik. Ke depannya kami akan terus mengikuti movement dari Pemerintah. Karena saat ini memang sudah masuk ke eranya,” papar Irwan Kuncoro,Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI
WULING MOTORS
Pabrikan asal Cina ini telah memasarkan Wuling E200 dan E100 di negara asalnya.“Pada ajang IEMS 2019, kami menghadirkan Wuling E200 dan E100 untuk melangkah menuju era elektrifkasi kendaraan di pasar otomotif Indonesia. Hal ini merupakan dukungan kami terhadap kebijakan Pemerintah dalam program percepatan menuju kendaraan listrik di Tanah Air yang selaras dengan semangat Drive For A Better Life,” kata Dian Asmahani,Senior Brand Manager Wuling Motors. E100 bahkan bisa dijajal pengunjung di area test drive IEMS 2019.
Mobil compact ini diperkuat dengan motor listrik yang memproduksi daya maksimal 29 kW dan lontaran torsi 110 Nm. Dengan kondisi baterai penuh, Wuling E100 dapat menempuh jarak sejauh 250 km dengan kecepatan maksimal hingga 100 km/jam. Wuling juga memajang E200, yang juga microcar berpenggerak motor listrik 29 kW dengan jarak tempuh sampai dengan 250 km. Pada sisi eksteriornya mengaplikasikan desain geometris yang berkarakter futuristik. Terdapat 11 kompartemen penyimpanan serta bentuk dashboard yang ringkas nan modern. Beragam ftur berkendara turut disematkan. Ada keyless entry, start stop button, electric parking brake (EPB), sampai Intelligent Auto-driving.
E-AMMDES
Geliat kendaraan listrik juga menggugah antusiasme pabrikan AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan). Tampak pada gelaran IEMS, satu unit e-AMMDes dipamerkan dan dijajal pengunjung pameran. Bahkan pihak PT KMWI (Kreasi Mandiri Wintor Indonesia) selaku pabrikan AMMDes, bakal menyempurnakan prototype-nya. “e-AMMDes akan dilengkapi dengan aplikasi Smartdashboard, yang berfungsi menampilkan aneka informasi kepada orang yang mengoperasikannya. Informasinya ada kecepatan, jarak tempuh, status baterai, dan status motor. Smartdashbord juga berfungsi sebagai pengaman e-AMMDes,” sebut Reiza Treistanto, Presiden Direktur PT KMWI. Reiza menerangkan, tanpa Smartdashboard terpasang, e-AMMDes tidak akan dapat dioperasikan. Smartdashboard dibangun dari smartphone, sehingga memiliki fungsi ganda. “Ketika tidak terpasang di e-AMMDes, Smartdashboard akan memiliki fungsi seperti smartphone,” sambungnya. Kemudian, apabila terpasang di e-AMMDes, sebagian fungsi smartphone-nya masih dapat digunakan, seperti internet dan peta, dan disesuaikan pula dengan peraturan berkendara yang berlaku. “Smartdashboard dengan dual functions ini juga dapat digunakan untuk penerapan Internet of Things pada e-AMMDes. Beragam fungsi dan sistem dapat ditambahkan pada e-AMMDes dengan smartdashboardnya,” tandasnya.
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024