Rekomendasi Mobil Terbaik untuk Taxi Online Grab Car dan Go Car
Makin banyak taksi konvensional berpelat kuning yang mengandalkan mobil sejuta umat alias LMPV (Low Multi Purpose Vehicle) sebagai armadanya. Bagi pabrikan mobil, penggunaan LMPV untuk taksi tidak serta merta menjatuhkan gengsi produk. Maklum saja, penjualan LMPV hingga kini masih menjadi kontributor terbesar dalam penjualan, sehingga ada anggapan bisa menjatuhkan nilai dari mobil sejuta umat yang makin terkesan pasaran. Honda Mobilio menjadi LMPV pertama yang digunakan sebagai armada taksi konvensional. Menyusul Toyota Transmover yang merupakan ‘down grade’ dari Avanza. Masih ada lagi Suzuki Ertiga. Kemudian pemain baru LMPV, yakni Wuling Confero ikut meramaikan armada taksi berpelat kuning maupun untuk taxi online. Alhasil hampir semua ceruk pasar sudah dijajah oleh mobil sejuta umat ini. Mulai konsumen pribadi, armada untuk operasional perusahaan, hingga taksi online.
Baca Juga : Spesifikasi dan Harga Nissan Grand Livina Special Version
Nah, fokus penggunaan untuk taksi, armada LMPV saat ini makin dibutuhkan. Terutama bagi konsumen yang butuh akomodasi lebih besar, serta perlu keluasan kabin yang bisa dijejali hingga enam orang penumpang. Hal ini diamini oleh Ketua Organda (Organisasi Angkutan Darat) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan. “Taksi LMPV memiliki segmentasi konsumennya tersendiri. Yakni bagi konsumen yang perlu akomodasi besar dan bisa muat empat hingga enam orang serta bawa barang bawaan. Bisa dilihat kebutuhannya semisal di bandara domestik maupun internasional,” terang Shafruhan. Kebutuhan pengadaan armada baru maupun peremajaan taksi juga cukup besar. “Karena memang kebutuhannya sekarang makin besar. Beberapa perusahaan taksi yang saya data telah memesan ratusan unit armada LMPV. Apalagi usia pakai taksi maksimal lima tahun, lebih dari itu maka harus diremajakan,” lanjutnya ketika dihubungi (12/3). Jadi jelas, bahwa tak ada gengsi yang dipertaruhkan ketika LMPV dipakai buat taksi. Justru konsumen diuntungkan dengan adanya pilihan taksi LMPV, yang menyuguhkan keunggulan akomodasi lebih besar dan kabin lebih lapang. Bagi pabrikan, tentunya pesanan dalam jumlah besar untuk segmen ?eet juga mendongkrak angka penjualan. Seberapa jauh pangsa pasar LMPV untuk taksi, berikut ini ulasan lengkapnya.
Toyota
Data yang dihimpun dari PT Toyota Astra Motor (TAM), menyebutkan bahwa penjualan Transmover melejit pada kuartal pertama tahun ini. “Penjualan retail Transmover, Januari-Desember 2017: 786 unit. Sedangkan untuk Januari 2018: 471 unit. Februari 2018: 227 unit,” terang Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM. Artinya dalam waktu dua bulan, Transmover sudah membukukan angka penjualan retail sebesar 698 unit. “Transmover lebih cocok untuk pengusaha taksi konvensional,” lanjut Soerjo. Sedari awal, TAM memang memberikan catatan khusus bahwa calon pembeli Transmover harus memiliki badan hukum. “Penggunaannya hanya untuk kendaraan transportasi yang memiliki identitas seperti taksi atau mobil operasional yang terlihat identitasnya (mahkota untuk taksi, stiker perusahaan atau penggunaan khusus, dan lain sebagainya),” tuturnya. Tapi bukan berarti untuk taksi online tak bisa beli Transmover. Asalkan bisa menunjukkan badan hukum, semisal koperasi dan mematuhi pemasangan stiker seperti disyaratkan pada PM (Peraturan Menteri Perhubungan), No. 108/2017, maka diperbolehkan. “Kadang kala, untuk taksi juga bisa perorangan. Jika perorangan tersebut, di bawah koperasi taksi. Tapi yang jelas tidak diperbolehkan untuk penggunaan pribadi,” beber pria berperawakan tinggi besar tersebut
Honda :
Honda Mobilio lebih dulu dipakai buat taksi, yakni oleh armada Blue Bird. Sayangnya, Jonfs Fandi selaku Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) enggan merinci berapa jumlah unit Mobilio yang sudah dipakai oleh Blue Bird. “Maaf enggak bisa dijawab. Kita tidak punya data mengenai taksi. Kalau Blue Bird mereka yang jawab,” papar Jonfs, melalui pesan singkat (9/3). Tapi menurutnya penyerapan Mobilio untuk armada ?eet masih bisa dimaksimalkan. Sebab pengertian armada ?eet tak hanya buat taksi pelat kuning saja. “Fleet bukan taksi (pelat kuning) saja. Pembelian perusahaan dan taksi online juga. Kita tidak mempunyai data pasti mengenai hal tersebut karena tercampur dengan nama pengguna pribadi juga,” sambung Jonfs. Anggapan penggunaan LMPV untuk taksi menurunkan gengsi produk, tak berlaku bagi Honda Mobilio. Terbukti penjualan wholesales sepanjang 2017 mampu menorehkan angka 35.430 unit, atau berada di peringkat ketiga klasemen LMPV. “Sah-sah saja. Ada pro dan kontra untuk itu,” tegasnya lagi
Wuling :
Pendatang baru di pasar mobil sejuta umat, Wuling Confero telah menandatangani pesanan 150 unit untuk armada taksi Express. “Untuk yang sudah diproses saat ini, Express: 150-an unit. Kemudian ada lagi perusahaan taksi di Palembang: 27 unit,” urai Dian Asmahani, Brand Manager Wuling Motors. Lebih lanjut, Dian mengungkap bahwa spesifkasi Confero yang digunakan buat taksi merupakan tipe standar, atau varian paling bawah. “Untuk spek, yang sudah Wuling diproses masih pakai spek Confero tipe standar. Kedepannya bisa jadi ada sedikit adjustment tapi semua masih dalam tahap pembicaraan,” imbuh Dian. Penyesuaian ini dilakukan karena memang ada beberapa ftur yang tak efsien diterapkan pada armada taksi. Lalu apa saja ftur yang disesuaikan. “Enggak banyak sih, yang diambil untuk taksi sih kebanyakan yang tipe standar. Secara feature safety dan lain-lain sih kita enggak ubah ya,” jawab wanita murah senyum ini
Apa Pendapat Bluebird ?
Penggunaan unit segmen multi purpose vehicle (MPV) sebagai taksi memang bukan hal yang baru. Diakui oleh operator taksi Blue Bird bahwa hal ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat yang menginginkan muatan lebih. “Kami melihat tren masyarakat saat ini lebih banyak yang memilih model MPV dan Van karena punya muatan yang lebih banyak sehingga bisa memuat keluarga ataupun bersama teman saat berpergian,” ungkap Amelia Nasution, Marketing Director PT. Blue Bird Group melalui sambungan telepon (12/3). Hal tersebut dapat terlihat dari pemilihan mobil yang dilakukan konsumen dengan menggunakan aplikasi pemesanan My Blue Bird melalui smartphone. “Jadi kami pikir, oke sekarang kami tambahkan saja jumlahnya supaya customernya terlayani dengan baik,” imbuhnya. Ia juga mengaku penggunaan unit MPV ini bukan sebagai penambahan armada baru, melainkan refreshment dari unit lawasnya. “Penggantian ini bentuknya adalah peremajaan saja dengan menggunakan MPV, jadi kami belum ada penambahan armada baru,” jelas Amelia. Berdasarkan informasi yang diberikan, Blue Bird Group sudah menggunakan Honda Mobilio sebagai unit MPV pertamanya sejak 2015 lalu. Hingga saat ini pihaknya sudah melakukan peremajaan angkutan taksinya total sebanyak 1.272 unit untuk wilayah Jakarta saja. Secara nasional, operator berlogo burung berwarna biru tersebut saat ini sudah memiliki 1.557 unit Honda Mobilio dan 550 unit Toyota Transmover. Ia juga mengatakan, baik taksi sedan maupun MPV tidak terlalu berpengaruh banyak, selain nilai tambah yang diberikan ke konsumen. “Secara value for money-nya untuk konsumen sudah paling jelas karena dihitung berdasarkan cost, dengan muatan yang berisi enam penumpang akan cukup efektif,” lanjut Amel, begitu Ia akrab disapa
- Fungsi Handycam Vs Kamera, Pilih yang Mana ? - December 16, 2024
- Kamera DSLR Canon dengan Wifi | SLR Termurah Fitur Lengkap - December 16, 2024
- Kamera Saku Layar Putar Murah Berkualitas Resolusi 4K Untuk Vlog & Selfie - December 15, 2024